Sikap Mahasiswa Bahwa Makanan Siap Saji Fast Food Menjadi Sikap Mahasiswa Bahwa Makanan Siap Saji Fast Food Menjadi

merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki Notoatmodjo, 2012. Iklan fast food sangat beragam dengan berbagai macam promo dan paket hemat yang menarik bagi konsumen.Fast food restaurant menekankan pada sistem pelayanan cepat dalam menjual makanan dengan harga yang relatif rendah dibandingkan dengan jenis restoran lain, menawarkan mutu yang berkualitas dengan jaminan quality kontrol yang ketat dalam proses mengolah produk makanan dan penyajiannya. Ciri lainnya adalah self service atau take out service Ade, 2010. Dengan sistem ini, mereka menggencarkan iklan sekreatif mungkin dan promo dan paket hemat seminimal mungkin untuk melakukan persaingan dengan fast food restaurant lainnya. Karena hal ini juga maka muncul fast food restaurant yang menyediakan menu sarapan pagi serta muncul delivery system. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa sikap mahasiswa terhadap paket promo yang ditawarkan dalam makanan siap saji adalah mendapatkan respon yang hampir baik karena dalam teori yang didukung bahwa iklan fast food yang sangat berbagai macam promo dan penawaran paket hemat menjadi pilihan mahasiswa untuk memilih mengonsumsi makanan siap saji.

5.4.4 Sikap Mahasiswa Bahwa Makanan Siap Saji Fast Food Menjadi

Pilihan Karena Uang Saku yang Cukup untuk Membelinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 62,5 mahasiswa setuju bahwa makanan siap saji fast food menjadi pilihan karena uang saku yang cukup untuk membelinya. Hasil peneletian tersebut sejalan dengan penelitian Yuflida 2001 yang diketahui bahwa besar uang jajan berhubungan dengan frekuensi jajan. Dengan uang saku yang berlebih memberikan peluang pada seseorang Universitas Sumatera Utara untuk membeli dan mengonsumsi makanan lebih banyak ragamnya dan kuantitasnya. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dapat melalui wawancara atau angket. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki Notoatmodjo, 2012. Pratiwi 2011 menyatakan bahwa besarnya uang saku yang diberikan kepada siswa dan kurangnya kontrol dari orang tua mengakibatkan siswa sering mengkonsumsi fast food makanan siap saji yang dapat berdampak tidak baik terhadap kesehatan mereka pada masa yang akan datang. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa uang saku mempengaruhi sikap mahasiswa dalam mengonsumsi makanan siap saji. Uang saku yang cukup besar memiliki kesempatan dan kemampuan lebih besar dalam memilih dan membeli makanan jajanan yang tersedia dan disukai.

5.4.5 Sikap Mahasiswa Bahwa Makanan Siap Saji Fast Food Menjadi

Pilihan Untuk Nongkrong Bersama Teman-Teman Sebesar 37,5 mahasiswa setuju bahwa makanan siap saji fast food menjadi pilihan untuk nongkrong bersama teman-teman. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Sihaloho 2012 yang menyatakan bahwa pada umumnya mahasiswa setuju bahwa makanan siap saji fast food menjadi pilihan untuk nongkrong bersama teman-teman yaitu sebesar 78,3. Universitas Sumatera Utara Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dapat melalui wawancara atau angket. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki Notoatmodjo, 2012. Menurut pengamat sosiologi, Abdul Kholek menyebutkan ada fenomena yang berkembang dalam masyarakat dunia ketiga termasuk Indonesia yaitu kecenderungan terjadinya perubahan gaya hidup akibat dari ekspansi industri pangan yang dimanifestasikan ke dalam bentuk restoran, cafe maupun kedai siap saji. Generasi muda lebih suka makan dan menghabiskan waktu ke cafe dan resto maupun kedai untuk menyantap makanan-makanan ala luar negeri yang siap saji. Mahasiswa belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, dan psikososial. Dalam pencarian identitas ini mahasiswa cepat sekali terpengaruh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian merupakan contoh keterpengaruhan itu. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman dan media iklan televisi. Teman akrab berpengaruh besar pada mahasiswa terutama pemilihan jenis makanan. Makanan olahan, seperti yang dinyatakan dalam iklan televisi, secara berlebihan, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, juga banyak mengandung gula serta lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini Arisman, 2010. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik sikap mahasiswa tentang fast food tidak menjamin bahwa mereka akan tidak mengonsumsi fast food, karena mereka akan tetap berpikir bahwa membeli fast food lebih mudah dan praktis daripada membawa bekal makanan dari rumah atau memasak makanan sendiri. Kemudian mereka akan tetap berpikir bahwa fast food adalah makanan praktis yang cocok untuk dikonsumsi saat sedang nongkrong dengan teman-teman mereka.

5.5 Tindakan Mahasiswa dalam Konsumsi Fast Food