Pengukuran Konsumsi Makanan Makanan Siap Saji Fast Food

2.2.4. Pengukuran Konsumsi Makanan

Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu, antara lain : 1. Metode Food Recall 24 Jam Prinsip dari metode food recall 24 jam adalah mencatat jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui dalam food recall 24 jam adalah data yang diperoleh cenderung lebih kualitatiif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat rumah tangga sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa digunakan sehari-hari Supriasa, 2002. Menurut Supriasa 2002 langkah-langkah pelaksanan food recall 24 jam ialah: 1 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga selama kurun waktu 24 jam yang lalu. 2 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM. 3 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan DGKA atau Angka Kecukupan Gizi AKG untuk Indonesia. Agar wawancara berjalan dengan sistematis, perlu dipersiapkan kuesioner sebelumnya agar wawancara terarah menurut urutan waktu dan pengelompokan bahan makanan. Urutan waktu sehari dapat disusun berupa makan, pagi, siang, malam serta makanan jajanan Supariasa, 2002. Universitas Sumatera Utara 2. Metode Perkiraan Makanan Estimated Food Records Menurut Gibson dalam Mardatillah 2008, Dalam memperkirakan makanan yang dikonsumsi, responden mencatat semua jumlah makanan dan snack yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga URT atau menimbang dalam ukuran gram setiap kali makan. Jumlah hari dalam memperkirakaan asupan makanan tergantung tujuan penelitian. Apabila penelitian bertujuan untuk meneliti rata-rata asupan kelompok maka satu hari untuk satu responden sudah memenuhi syarat. Kelebihan metode Food Records ini adalah relatif murah dan cepat, lebih akurat, dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar dan diketahui konsumsi zat sehari. Kekurangannya antara lain bisa menyebabkan beban bagi responden sehingga terkadang responden merubah kebiasaan makannya, tidak dapat digunakan untuk responden buta huruf dan tergantung kepada kejujuran dan kemampuan responden dalam memperkirakan jumlah konsumsi makanan Supariasa, 2002. 3. Metode Penimbangan Makanan Food Weighing Menurut Gibson dalam Mardatillah 2008, Dalam metode ini, responden diminta untuk menimbang semua makanan dan snack yang dikonsumsi dalam periode waktu tertentu. Cara penyiapan makanan, detail penjelasan makanan dan merek makanan yang diketahui juga harus dicatat. Metode ini lebih akurat untuk memperkirakan kebiasaan konsumsi makanan dan asupan gizi seseorang. Kelebihan metode penimbangan makanan antara lain data yang didapat lebih teliti. Kekurangan metode ini antara lain butuh waktu dan biaya mahal, bila Universitas Sumatera Utara dilakukan dalam waktu lama maka responden dapat berubah kebiasaan makannya, tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil serta perlu kerja sama yang baik dengan responden Supariasa, 2002. 4. Metode Riwayat Makanan Diatery History Menurut Gibson dalam Mardatillah 2008, Metode ini digunakan untuk memperkirakan kebiasaan asupan makanan dan pola makan individu yang umumnya dilakukan dalam jangka waktu lama yaitu sekitar 1 bulan. Metode ini memiliki 3 tiga komponen antara lain mewawncarai responden tentang kebiasaan pola makan secara keseluruhan dalam 24 jam terakhir yaitu waktu makan utama dana makan selingan, kedua adalah melakukan pengecekan ulang kuesioner dari jenis makanan tertentu yang dikonsumsi dan ketiga adalah subjek mencatat konsumsi makanan di rumah selama 3 hari. Kelebihan metode ini adalah murah, dapat memberikan gambaran konsumsi makan dalam waktu relatif panjang dan dapat digunakan di klinik gizi. Sedangkan kekurangan metode ini adalah membebankan responden dan pengumpul data, perlu tenaga terlatih, data lebih bersifat kualitatif, tidak cocok untuk sampel besar dan umumnya bagi makanan khusus saja Supriasa, 2002. 5. Metode Frekuensi Makanan Food Frequency Food Frequency Questionnaire FFQ bertujuan untuk menilai frekuensi makanan dan berbagai jenis makanan dalam periode waktu tertentu. Metode ini dapat menjelaskan informasi kualitatif mengenai pola konsumsi makan seseorang. Kelebihan metode ini adalah murah dan sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan keterampilan khusus, dan dapat Universitas Sumatera Utara menghubungkan penyakit dengan kebiasaan makan. Sedangkan kekurangan metode ini adalah tidak dapat menghitung asupan zat gizi, sulit mengembangkan kuesioner, perlu membuat percobaan pendahuluan, cukup menjemukan pewawancara dan responden harus jujur Supariasa, 2002. Menurut Supariasa 2002 langkah-langkah metode frekuensi makanan adalah: 1 Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunanya dan ukuran porsinya. 2 Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi pengunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.

2.3. Media Iklan