Elite dalam Islam Pengertian Kekuasaan

11

a. Elite dalam Islam

Dalam komunitas Islam yang menjadi simbol dari elite sosialnya adalah ulama, kyai, guru ngaji, dan mubalig. Mereka ini, menurut Mulkhan Jurdi, 2004:24, merupakan elite sosial dan sekaligus sumber utama sosialisasi Islam. Hubungan antara elite dengan umat diikat oleh suatu ikatan teologis atau ikatan yang bersifat mekanis sebagaimana konsep Durkheim tentang Solidaritas mekanik. Berbagai bentuk hubungan sosial dikembangkan dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai agama, dimana elite agama mempunyai posisi yang lebih tinggi dalam melakukan penafsiran ajaran agama. Sunyoto Usman Jurdi, 2004:25 mengatakan bahwa bentuk hubungan sosial dapat bersifat elitis. Elite agama yang berada di puncak strata sangat leluasa, bahkan monopoli penafsiran doktrin agama.

b. Elite dalam Politik Lokal

Kajian ini membagi dua kategori elite 6 dalam konteks lokal sebagai berikut, yaitu elite politik lokal dan elite non politik lokal. A. Elite politik lokal merupakan seseorang yang menduduki jabatan-jabatan politik kekuasaan di eksekutif dan legislatif yang dipilih melalui pemilihan umum dan dipilih dalam proses politik yang demokratis di 6 Teori elite memandang bahwa setiap masyarakat terbagi dalam dua kategori yang luas yang mencakup: a sekelompok kecil manusia yang berkemampuan dan karenanya menduduki posisi untuk memerintah; dan b sejumlah besar massa yang ditakdirkan untuk diperintah. Elit sering diartikan sebagai sekumpulan orang sebagai individu – individu yang superior, yang berbeda dengan massa yang menguasai jaringan – jaringan kekuasaan atau sekelompok yang berada di lingkaran kekuasaan maupun yang sedang berkuasa. S.P. Varma dalam Mashad, Dhurodin dkk, 2005 Universitas Sumatera Utara 12 tingkat lokal. Mereka menduduki jabatan politik tinggi di tingkat lokal yang membuat dan menjalankan kebijakan politik. Elite politiknya seperti gubernur, bupati, walikota, ketua DPRD, Anggota DPRD, dan pemimpin partai-partai politik. B. Elite non-politik lokal adalah seseorang yang menduduki jabatan-jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Elite non-politik ini seperti: elit keagamaan, elit organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, profesi, dan lain sebagainya 7 . Perbedaan tipe elit lokal ini diharapkan selain dapat membedakan ruang lingkup mereka, juga dapat memberikan penjelasan mengenai hubungan antar elit politik maupun elit masyarakat dalam proses pemerintahan daerah.

1.2.2. Kekuasaan

Pandangan ilmuwan sosial di sub sebelumnya menunjukkan bahwa elit memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Pengaruh yang memilikibersumber dari penghargaan masyarakat terhadap kelebihan elit yang dikatakan sebagai sumber kekuasaan. Menurut Miriam Budiardjo, sumber-sumber kekuasaan itu bisa berupa kedudukan, status kekayaan, kepercayaan, agama, kekerabatan, kepandaian dan keterampilan. 7 Mashad, Dhuroruddin dkk. 2005. Konflik Antar Elit Politik Lokal Dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta: PUASTAKA PELAJAR Universitas Sumatera Utara 13

a. Pengertian Kekuasaan

Michel Foucault, salah seorang filsuf pelopor strukturalisme juga berbicara tentang kekuasaan. Konsep Kekusasan Foucault dipengaruhi oleh Nietzsche. Foucault menilai bahwa filsafat politik tradisional selalu berorientasi pada soal legitimasi. Kekuasaan adalah sesuatu yang dilegitimasikan secara metafisis kepada negara yang memungkinkan negara dapat mewajibkan semua orang untuk mematuhinya. Namun menurut Foucault, kekuasaan adalah satu dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan. 8 Berdasarkan uraian yang dijelaskan Faucault terlihat bagaimana kekuasaan terdapat dimana- mana dan tidak hanya dimiliki oleh satu orang saja, kekuasaan dapat dimiliki siapa saja dan tidak mengikat. Defini kuasa diatas diperkuat dengan kuasa yang dijelaskan oleh Danaher, Schiarto Webb Zuska, 2008:4 yang mengatakan “power isn’t a thing that is either held by, or belongs to, anybody” kuasa bukan sesuatu yang dimiliki atau dipunyai oleh siapapun. Dengan demikian setiap orang dapat memainkan kuasa dalam interaksi-interaksinya dengan pihak lain, sehingga tak pernah relasi kuasa itu tercetak sekali jadi lalu membeku seperti batu. Dengan kata lain, “power is mobile and contigent” kuasa itu bergerak dan bergantung. 9 Budiardjo mendefinisikan kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para pelaku 10 . Maksud dari pengertian ahli tersebut yaitu 8 Zuska, Fikarwin. 2008. Relasi Kuasa Antar Pelaku Dalam Khidupan Sehari – hari. Medan: FISIP USU PRESS 9 Ibid 10 Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar – dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Universitas Sumatera Utara 14 ada sesorang atau satu kelompok yang dapat mempengaruhi orang atau kelompok lainnya untuk berbuat apa yang diinginkannya dalam hal ini kelompok yang memiliki kekuasaan dapat memerintah kepada kelompok atau individu lainnya.

b. Relasi Kuasa

Dokumen yang terkait

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

20 256 138

Studi Kelayakan Pengolahan Kerupuk Mangrove, Kasus : Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai

20 378 75

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 16

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 31

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 39

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

1 1 2

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 0 15

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

1 1 17

MANGROVE Kasus: Desa Sei Nagalawan Dusun III Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI

0 1 12