Sosial Media Sebagai Senjata Untuk Pemasaran Pantai Romantis

119

4.3.2. Sosial Media Sebagai Senjata Untuk Pemasaran Pantai Romantis

Dalam menjalankan sebuah usaha, pasti ada sebuah proses untuk memperkenalkan usaha yang sedang dijalankan. Usaha untuk memperkenalkan usaha kepada orang banyak disebut juga promosi usaha. Dalam usaha wisata, promosi juga diperlukan untuk memberitahu orang banyak bahwa ada tempat wisata baru maupun lama dengan konsep-konsep yang pengelola buat sebagai pilihan bagi orang dalam memilih tempat wisata mereka. Semakin banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat wisata maka semakin besar kemungkinan tempat wisata tersebut akan dikunjungi. Proses mempromosikan tempat wisata bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti membuat iklan diradio ada dikoran maupun membuat baliho dan di letakkan di tempat yang strategis. Pengelola wisata Romance Bay juga melakukan promosi, promosi yang mereka lakukan tidak menggunakan iklan baik itu diradio maupun di koran. Awalnya promosi yang mereka lakukan yaitu dari mulut ke mulut, membaritahu teman-teman serta keluarga mereka. Pengunjung yang hadir juga sedikit, hanya beberapa orang saja setiap harinya. Pihak pengelola memang berencana menunggu moment yang pas untuk melakukan promosi, moment yang mereka anggap pas adalah waktu lebaran. Mereka berencana untuk melakukan iklan sebelum lebaran, karena antusias masyarakat untuk berwisata pada hari lebaran sangat meningkat tajam. Tempat wisata Romance Bay yang dibuat bertemakan khusus untuk anak muda yang sedang jatuh cinta sepertinya sangat disambut baik oleh pengunjung Universitas Sumatera Utara 120 yang hadir. Tempat wisata di Sumatera Utara yang memiliki tema seperti Romance Bay masih belum ada, sehingga Romance Bay menjadi satu-satunya tempat wisata yang bertema seperti itu. Para pengunjung yang tertarik dengan konsep yang diberikan oleh mengabadikan moment mereka selama di sana dengan menunjukkan keindahan konsep pantai. Tidak hanya mengabadikan keberadaan mereka di pantai tersebut, kecanggihan dunia maya rupanya mampu menarik serta mendorong para pengunjung untuk menggunggahnya ke dunia maya. Dari hal tersebutlah pengelola Romance Bay mendapat keuntungan. Para pengunjung Romance Bay yang awalnya dipromosikan menlalui mulut ke mulut adalah para remaja. Remaja yang sangat suka menggunakan media sosial sebagai tempat untuk berkeluh kesah, berbagi pengalaman, serta yang tidak kalah penting adalah berbagi hasil foto kepada seluruh pengguna media massa. Banyaknya orang yang mengupload foto-foto Romance Bay ternyata menarik perhatian banyak orang sehingga para pengunjung yang datang semakin banyak. Mereka datang kemudian mengupload lagi foto-foto mereka ke media sosial, hal tersebut terus berlangsung hingga saat ini. Beredarnya foto-foto Romace Bay di media sosial secara tidak langsung mempromosikan tempat wisata tersebut. Pihak pengelola mengaku sangat diuntungkan dengan adanya media sosial, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mempromosikan tempat wisata mereka, justru orang yang mempromosikan tempat wisata mereka. Namun hal tersebut juga tidak dibiarkan begitu saja oleh pengelola, mereka juga membuat Universitas Sumatera Utara 121 promosi secara langsung dari pihak pengelola di banyak media sosial. Mereka menerangkan dimana wisata Romance Bay berada dan bagaimana cara pengunjung bisa sampai ke sana, apa-apa saja yang mereka sediakan, biaya masuk serta apa saja yang mereka peroleh. Pihak pengelola mengaku mereka membuka tempat wisata untuk semua kalangan serta semua umur, jadi tidak ada batasan bagi siapa yang ingin berkunjung kesana, namun berdasarkan pengamatan yang saya lakukan serta pengakuan dari pihak pengelola para pengunjung yang datang 90 adalah anak remaja serta pengantin baru. Orang tua yang berusia diatas 30 sangat jarang datang dan berkunjung ke sana kecuali ada acara yang dibuat di sana seperti acara pernikahan, acara kampus, maupun acara dari pemerintahan. Pengunjung yang hampir semua adalah anak muda dipengaruhi oleh konsep yang bawa oleh pengelola yaitu konsep romantis dengan segala pernak pernik keromantisan anak muda. Orang tua yang tidak suka berfoto-foto mungkin agak risih dengan adanya konsep keromantisan yang ada. Meskipun tidak semua orang tua seperti itu, karena masih ada pengunjung mereka yang merupakan orang tua. Promosi yang dilakukan oleh pengelola Romance Bay hingga saat ini hanya memanfaatkan media sosial saja, mereka tidak menggunakan iklan maupun membuat baliho seperti tempat wisata lainnya. Untuk menarik perhatian para pengunjung, mereka membuat banyak Paket-Paket yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Hal tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri untuk tempat wisata Romance Bay. Universitas Sumatera Utara 122

BAB V TUJUAN KONTESTASI

5.1. Ekonomi

Kontestasi atau persaingan dapat dilihat mulai dari antara individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Persaingan terjadi tentu ada sebuah tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, masing-masing kelompok mempunyai strategi sendiri. Srategi diperlukan dalam sebuah kelompok untuk mampu bersaing dengan kelompok yang lainnya. Persaingan yang dilakukan oleh dua kelompok terutama dalam mengelola tempat wisata sebagai salah satu perwujudan kontestasi yang mereka lakukan tentu saja juga memiliki maksud atau tujuan. Dalam sub bab ini saya membahas mengenai kontestasi dalam hal pengelolaan tempat wisata. Bagaimana cara pengelolaan tempat wisata yang dilakukan oleh kedua tempat wisata memang berbeda. Namun tujuan akhir dari adanya pengelolaan mereka yaitu untuk memperoleh kesejahteraan ekonomi. Pengadaan fasilitas, melakukan promosi serta memberikan pelayanan yang mereka lakukan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menarik perhatian dari tamu yang merupakan wisatawan. Semakin banyak wisatawan yang datang ke tempat wisata mereka maka semakin banyak hasil yang mereka peroleh, sehingga kesejahteraan anggota kelompok pun semakin meningkat. Penentuan fasilitas serta harga yang mereka sediakan juga dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan tempat wisata yang lain, hal tersebut sering Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

20 256 138

Studi Kelayakan Pengolahan Kerupuk Mangrove, Kasus : Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai

20 378 75

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 16

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 31

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 39

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

1 1 2

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 0 15

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

1 1 17

MANGROVE Kasus: Desa Sei Nagalawan Dusun III Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI

0 1 12