Konflik a. Pengertian Konflik

15 lokal. Pengaruh patron terhadap klien, bisa juga untuk menjelaskan mengenai mengapa massa bertindak tertentu dalam konteks konflik kekuasaan, dan tidak mencoba untuk kritis terhadap pengaruh elit.

1.2.3. Konflik a. Pengertian Konflik

Timbulnya konflik adalah berangkat dari kondisi kemajemukan struktur masyarakat Utsman: 2007. Ahli sosial yang lain mengatakan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan individu atau kelompok untuk memenangkan suatu tujuan yang diinginkan Persudi Suparlan, 1999:7. Artinya setiap individu atau kelompok mempunyai kepentingan yang ingin dicapai melalui persaingan dan perjuangan. Dalam perjuangan memperebutkan kepentingan tersebut, kadang kala terjadi konflik antar individu atau kelompok karena mereka menempuh cara-cara yang dipandang melanggar aturan. Konflik timbul karena adanya kesenjangan fakta dan realita dalam masyarakat. Konflik terjadi antar individu atau antarkelompok yang memperebutkan hal yang sama, tetapi konflik akan selalu menuju kearah kesepakatan consensus. Selain itu, masyarakat tak mungkin terintregrasi secara permanen dengan mengandalkan kekuasaan paksaan dari kelompok yang dominan. Sebaliknya, masyarakat yang terintregrasi atas dasar consensus sekalipun, tak mungkin bertahan secara permanen dengan tanpa adanya paksaan, konflik dan consensus merupakan gejala-gejala yang tak terelakkan dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara 16 Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama- sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik 1982: 234. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan Stewart Logan, 1993:341. Konflik tidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai„perang dingin‟ antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata-kata yang mengandung amarah. Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif Stewart Logan, 1993:342. Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya perseteruan pihak-pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu-waktu terjadi kembali. Konflik elit dapat dipahami dari berbagai dimensi untuk melihat faktor penyebabnya, motif dan kepentingan-kepentingan politiknya. Dari segi pengertiannya konflik diartikan sebagai pertentangan yang terbuka antar Universitas Sumatera Utara 17 kekuatan-kekuatan politik yang memperebutkan kekuasaan sehingga dapat dilihat oleh orang luar. Pengertian konflik disini merujuk pada hubungan antar kekuatan politik kelompok dan individu yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan 13

b. Jenis dan Tipe Konflik

Dokumen yang terkait

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

20 256 138

Studi Kelayakan Pengolahan Kerupuk Mangrove, Kasus : Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai

20 378 75

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 16

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 31

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 39

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

1 1 2

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 0 15

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

1 1 17

MANGROVE Kasus: Desa Sei Nagalawan Dusun III Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI

0 1 12