2.1.7 Model Pembelajaran Direct Instruction
Model pembelajaran langsung Direct Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari kterampilan dasar
dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan tahap demi tahap Suyatno, 2009:73. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Adapun sintak model pembelajaran langsung ialah: a menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
siswa Orientasi,
b mendeskripsikan
pengetahuanketrampilan Presentasi, c membimbing pelatihan Latihan Terstruktur, d mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Latihan
Terbimbing, serta e memberikan kesempatan untuk pelatihan, lanjutan, dan penerapan Latihan Mandiri.
2.1.8 Tinjauan Materi Dimensi Tiga 2.1.8.1 Pengertian Titik, Garis, dan Bidang
1 Titik
Suatu titik ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki ukuran besaran, sehingga dikatakan bahwa titik tidak berdimensi. Sebuah titik dituliskan
dengan tanda noktah dan ditulis dengan huruf kapital.
Gambar 2.2
A B
2 Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang hanya memiliki ukuran panjang, sehingga dikatakan garis berdimensi satu.
Gambar 2.3
3 Bidang
Bidang adalah himpunan titik-titik yang memiliki ukuran panjang dan luas, sehingga dikatakan bidang berdimensi dua.
Gambar 2.4
2.1.8.2 Aksioma dan Teorema Garis dan Bidang Aksioma 1
Melalui dua buah titik sebarang yang tidak berimpit hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
Gambar 2.5
A B
g Bidang
a Garis atau garis
⃡ dibaca garis c
̅̅̅̅ dibaca segmen garis b
dibaca sinar A
B
A B
A B
Aksioma 2
Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.
Gambar 2.6
Aksioma 3
Melalui tiga buah titik sebarang hanya dapat dibuat sebuah bidang.
Gambar 2.7
Teorema 1
Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak segaris.
Gambar 2.8
Teorema 2
Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik titik terlletak di luar garis.
Gambar 2.9
A B
g
g A
C A
B
C A
B
Teorema 3
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan
Gambar 2.10
Teorema 4
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
Gambar 2.11
2.1.8.3 Jarak pada Bangun Ruang
Jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung kedua bangun itu yang terpendek dan bernilai positif.
1 Jarak Titik ke Titik Misalkan terdapat dua titik yaitu A dan B, maka jarak kedua titik tersebut
adalah penghubung terpendek dari titik A ke titik B yakni panjang ruas garis AB. Panjang ruas garis AB dihitung dengan cara memandang ruas garis AB sebagai
sisi suatu segitiga, kemudian panjang sisi tersebut dihitung menggunakan teorema Pythagoras atau rumus-rumus Trigonometri.
Gambar 2.12
g
h
g
h
l
2 Jarak Titik ke Garis Misalkan terdapat titik A dan garis l. Jarak titik A ke garis l adalah
panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan titik A ke garis l. Ruas garis terpendek tersebut adalah AA’, dimana titik A’ terletak pada garis l dan AA’
tegak lurus terhadap garis l. Jarak titik A ke garis l adalah panjang ruas garis AA’.
3 Jarak Titik ke Bidang Jarak titik ke bidang adalah panjang ruas garis terpendek yang
menghubungkan titik ke bidang. Ruas garis tersebut tegak lurus terhadap bidang. Sebuah teorema mengatakan sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis
berpotongan. Oleh karena itu, untuk menunjukkan ruas garis tegak lurus terhadap bidang cukup ditunjukkan bahwa ruas garis tersebut tegak lurus terhadap dua
garis berpotongan yang terletak pada bidang. Jarak titik P ke bidang V
adalah panjang ruas garis PP’. Titik P’ terletak pada bidang V
dan garis PP’ tegak lurus dengan bidang V.
Gambar 2.14 Gambar 2.13
P
P ’
j k
V
4 Jarak dua garis sejajar Jarak antara garis
dan yang sejajar adalah garis , dengan titik adalah sebarang titik pada garis
dan titik merupakan proyeksi titik
pada garis
.
5 Jarak garis dan bidang yang sejajar Jarak antara garis
dan bidang yang sejajar adalah jarak sebarang titik pada garis dan bidang . Garis , garis pada bidang dengan ,
dan pada garis , maka adalah jarak antara garis dan bidang yang
sejajar.
Gambar 2.16 6 Jarak dua bidang sejajar
Jarak antara bidang dan yang sejajar adalah jarak sebarang titik
pada bidang dan pada bidang , di mana adalah proyeksi titik pada
bidang .
Gambar 2.15
l k
P’
α P
A’ g
g’
Gambar 2.17
2.1.9 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Pembelajaran dikatakan tuntas jika peserta didik telah memenuhi KKM individual dan KKM klasikal. Hasil belajar peserta didik SMA Negeri 11
Semarang dikatakan memenuhi KKM individual apabila peserta didik tersebut memperoleh nilai
≥75 dan peserta didik SMA Negeri 11 Semarang dikatakan memenuhi KKM klasikal apabila sekurang-kurangnya 75 dari peserta didik
yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai ≥75. Adapun KKM ini dibuat
berdasarkan KKM tahun sebelumnya, dengan KKM tersebut telah mencapai KKM klasikal, sehingga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta
akreditasi sekolah, sekolah menaikkan KKM untuk tahun ini yaitu 75. Selain KKM individual, KKM klasikal juga berdasarkan input nilai peserta didik tahun
sebelumnya. KKM klasikal di SMA Negeri 11 Semarang untuk mata pelajaran matematika sebesar 75.
A’
A α
β
2.1 Kerangka Berpikir
Matematika di sekolah masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan matematika materi dimensi tiga SMA
Negeri 11 Semarang pada tahun ajaran 2011-2012 yaitu 35 dari 105 siswa belum mencapai KKM atau 67,67 yang sudah mencapai KKM yang mana belum
tercapai KKM klasikal yaitu 75. Selain itu sulitnya materi dimensi tiga dapat dilihat dari rendahnya daya serap
terhadap materi pokok dimensi tiga selalu menempati lima urutan terbawah, baik pada tingkat sekolah, kota, maupun tingkat
nasional selama dua tahun berturut-turut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching yang diintegrasikan dengan penggunaan media.
Menyadari kenyataan bahwa geometri khususnya dimensi tiga adalah materi yang sukar dan kurang menarik bagi peserta didik, dan juga kemampuan
abstraksi peserta didik relative rendah dan berbeda-beda, maka dipandang perlu inovasi dalam pembelajaran pokok bahasan tersebut. Salah satu upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pelajaran matematika di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran
matematika lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat dan gairah, agar siswa lebih punya motivasi untuk lebih giat belajar. Model pembelajaran yang
sesuai adalah Quantum Teaching. Dengan adanya pembelajaran yang bersifat kreatif dan menyenangkan sebagaimana dituntut dalam pembelajaran Quantum
Teaching, maka siswa akan merasa mudah mempelajari matematika, karena