2.1 Kerangka Berpikir
Matematika di sekolah masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal  ini  dapat  dilihat  dari  nilai  ulangan  matematika  materi  dimensi  tiga  SMA
Negeri 11 Semarang pada tahun ajaran 2011-2012 yaitu 35 dari 105 siswa belum mencapai  KKM  atau  67,67  yang  sudah  mencapai  KKM  yang  mana  belum
tercapai  KKM  klasikal  yaitu  75.  Selain  itu  sulitnya  materi  dimensi  tiga  dapat dilihat  dari  rendahnya  daya  serap
terhadap  materi  pokok  dimensi  tiga  selalu menempati lima urutan terbawah, baik pada tingkat sekolah, kota, maupun tingkat
nasional  selama  dua  tahun  berturut-turut.  Untuk  mengatasi  hal  tersebut,  guru diharapkan  dapat  menciptakan  pembelajaran  yang  inovatif  dan  menyenangkan
dengan menerapkan model  pembelajaran  Quantum  Teaching  yang  diintegrasikan dengan penggunaan media.
Menyadari  kenyataan  bahwa  geometri  khususnya  dimensi  tiga  adalah materi  yang  sukar  dan  kurang  menarik  bagi  peserta  didik,  dan  juga  kemampuan
abstraksi  peserta  didik  relative  rendah  dan  berbeda-beda,  maka  dipandang  perlu inovasi  dalam  pembelajaran  pokok  bahasan  tersebut.    Salah  satu  upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pelajaran matematika di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran
matematika  lebih  bisa  dinikmati  siswa  dengan  penuh  semangat  dan  gairah,  agar siswa  lebih  punya  motivasi  untuk  lebih  giat  belajar.  Model  pembelajaran  yang
sesuai  adalah  Quantum  Teaching.  Dengan  adanya  pembelajaran  yang  bersifat kreatif  dan  menyenangkan  sebagaimana  dituntut  dalam  pembelajaran  Quantum
Teaching,  maka  siswa  akan  merasa  mudah  mempelajari  matematika,  karena
belajar  matematika  itu  menyenangkan  pada  akhirnya  kemampuan  pemecahan masalah  anak  akan  meningkat  dan  nilai  pelajaran  matematika  akan  mencapai
ketuntasan. Pemanfaatan  aplikasi  komputer  juga  diperlukan  untuk  membantu
meningkatkan  kemampuan  abstraksi  geometri  bagi  peserta  didik,  dan  membuat peserta  didik  lebih  terfokus  pada  guru  pada  saat  menerangkan.  Dari  ketertarikan
maka munculah ide-ide untuk  bertanya, sehingga minat  peserta didik bertambah. Komputer  memiliki  banyak  keunggulan  dan  sangat  bermanfaat  dalam
pembelajaran  geometri.  Keunggulan  tersebut  antara  lain  dalam  hal  pewarnaan, analisis  tekstur  dan  pengukuran  sudut.  Cabri  3D  merupakan  aplikasi  komputer
yang  berfokus  pada  geometri.  Aplikasi  ini  mampu  memvisualisasikan  objek geometri  dengan  baik.  Dengan  visualisasi  yang  baik  dan  tidak  membosankan
sehingga  dapat  membantu  kemampuan  abstraksi  peserta  didik  dalam  geometri. Hal  ini  juga  akan  mendorong  ketertarikan  peserta  didik  dalam  mempelajari
geometri khususnya materi dimensi tiga. Berdasarkan  hal  tersebut  di  atas,  peneliti  menganggap  bahwa  model
pembelajaran  Quantum  Teaching  berbantuan  Cabri  3D  dapat  meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam materi Dimensi Tiga.
Berdasarkan  uraian  desain  penelitian  eksperimen  di  atas,  skema  desain penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 2.18 sebagai berikut.
Gambar 2.18 Bagan Rancangan Penelitian
POPULASI
Kelas X SMA Negeri  11 Semarang
SAMPEL Uji normalitas dan homogenitas sampel
teknik random sampling
Perlakuan B
Pembelajaran DIDirect
instructions
Perlakuan A
Pembelajaran Quantum Teaching
Berbantuan Cabri 3D
Analisis
1.  Uji ketuntasan belajar 2.  Uji Perbedaan rata-rata
Hasil A
Analisis
1.  Validitas 2.  Daya Beda
3.  Tingkat
kesukaran 4.  Reliabilitas
Tes uraian aspek kemampuan pemecahan masalah
Kelas Ujicoba
Tes Ujicoba Eksperimen
1.  Uji normalitas 2.  Uji homogenitas
Kesimpulan dari Hipotesis yang diajukan
Kontrol
Hasil B
2.2 HIPOTESIS