Perusahaan menciptakan sebagai tanggapan adanya kebutuhan dan keinginan pelanggan akan suatu produk. Harapan-harapan dari pelanggan akan
produk untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya direspon oleh perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai tertentu pada produk tersebut yang
bertujuan untuk memberikan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan namun juga bernilai bagi pelanggan.
Gambar 7 . Diagram konsep kepuasan pelanggan
Sumber : Rangkuti 2002
3.1.7. Atribut produk
Atribut adalah karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek Rangkuti, 2002. Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap
sutu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen
terhadap atribut produk yang dimiliki .
Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk, baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-
Tujuan Perusahaan
Produk
Nilai produk bagi pelanggan
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Tingkat kepuasan pelanggan
atributnya. Menurut Rangkuti 2002, jasa merupakan suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi
dan dikonsumsi secara bersamaan, di mana interaksi antara pemberi dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.
3.1.8. Analisis Deskriptif
Menurut Walpole 1995, statistika deskriptif merupakan suatu metode-
metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif memberikan
informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang lebih besar.
Penyusunan tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran- koran, termasuk dalam kategori statistika deskriptif.
3.1.9. Model Angka Ideal
Menurut Simamora 2002, model angka ideal merupakan pendekatan
multi atribut. Model angka ideal memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan, harapan performansi ideal dan performansi aktual suatu atribut
bagi konsumen. Model angka ideal dapat digambarkan secara simbolis sebagai berikut:
Dimana : A
b
= Sikap terhadap merk b W
i
= Tingkat kepentingan atribut i I
i
= Performansi ideal pada atribut i X
i
= Kepercayaan mengenai performansi aktual suatu atribut i
[ ]
∑
=
− =
n i
i i
i b
X I
W A
1
n = Jumlah atribut
a Tingkat Kepentingan
Menurut Simamora 2002, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing konsumen. Konsumen
memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Semakin tinggi skor kepentingan yang diberikan konsumen terhadap
suatu atribut, berarti semakin penting atribut tersebut bagi konsumen.
b Tingkat Ketidakpuasan
Dari rumus angka ideal, skor ketidakpuasan dapat digambarkan sebagai selisih antara harapan konsumen terhadap suatu atribut dengan performansi aktual
suatu atribut yang dirasakan oleh konsumen. Skor ketidakpuasan yang terbaik yang dapat diterima suatu atribut adalah nol Engel et al, 1994, yang menunjukan
bahwa atribut tersebut cocok sempurna dengan konfigurasi atribut yang diinginkan konsumen.
Kotler 2000, mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Tingkat kepuasan konsumen yang besar mencerminkan rasa ketidakpuasan yang kecil.
c Pemetaan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Ketidakpuasan
Untuk kumpulan data yang terdiri dari dua variabel, dengan nilai kuantitatif diagramnya dapat dibuat dalam sumbu koordinat dan gambarnya akan
merupakan titik yang terpencar Sudjana, 1996. Karenanya diagram demikian dinamakan diagram pencar. Pada penelitian ini posisi atribut pada tingkat
kepentingan Y dan ketidakpuasan X dapat diketahui melalui pemetaan ini,
sehingga dapat dibuat kebijakan bauran pemasaran pada masing-masing posisi atribut tersebut.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha pemasaran agrowisata stroberi yang dilakukan para pengusaha tani dengan memberikan keleluasaan bagi konsumennya untuk memetik sendiri,
merupakan suatu tantangan yang baru, karena berbasis agrowisata. Hal ini disebabkan konsumen sangat memperhatikan atribut fisik buah stroberi dan
lingkungan agrowisata stroberi yang alami dan berada di ketinggian 800 dpl, sehingga pengusaha tani sangat bergantung kepada konsumennya agar bertahan di
usaha agrowisata stroberi yang semakin kompetitif. Persaingan di sektor pariwisata ini tidak hanya antar pengusaha tani
agrowisata stroberi saja, tetapi pengusaha tani stroberi harus mampu bersaing dengan objek pariwisata lain yang ada di Kecamatan Rancabali khususnya dan
umumnya di Kabupaten Bandung. Keberadaan atau eksistensi agrowisata stroberi di Desa Alam Endah sangat
tergantung pada pengunjung. Pengusaha tani atau pengelola agrowisata stroberi harus dapat melihat pengunjung sebagai faktor yang menentukan dan menjadi
prioritas utama. Karena tanpa adanya pengunjung keberadaan suatu objek agrowisata tidak akan berarti apa-apa. Selain itu pengaruh lingkungan, psikologis
dan perbedaan individu dari konsumen berbeda-beda, sehingga tingkat kepuasan yang dihasilkan konsumen setelah berkunjung pun akan berbeda.