Penilaian diri Norma-norma sosial Perbandingan-perbandingan sosial Hubungan inputoutput

16

b. Penilaian diri

Jika seseorang menganggap dirinya sebagai orang yang secara umum puas atau orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, orang tersebut tidak akan mengakui bahwa pekerjaan dapat mengesalkannya.

c. Norma-norma sosial

Kalau orang-orang lain, terutama orang yang dihormati oleh seseorang pekerja menganggap pekerjanya baik atau pekerja tersebut seharusnya merasa puas atas pekerjanya tersebut atau jika orang mengatakan ada pekerja tersebut bahwa apa yang dikerjakanya adalah penting, lebih besar kemungkinan dia akan merasa puas.

d. Perbandingan-perbandingan sosial

Jika semua teman pekerja mempunyai pekerjaan yang lebih menarik dari pekerjanya orang tersebut akan merasa lebih tidak puas daripada jika semua pekerja senasib.

e. Hubungan inputoutput

Kepuasan terhadap pekerjaan seseorang pekerja tergantung pada bagaimana penilaiannya mengenai hubungan antara apa yang dia bawa atau masukan ke dalam pekerjaaninput dan apa yang diperolehoutput. Jika dia bekerja kerasinput dan tidak berhasil menyelesaikan apa yang dia capaioutput dia akan merasa puas daripada jika dia hanya mengeluarkan usaha yang setengah- setengah. Demikian pula, jika dia telah belajar bertahun-tahun lamanya agar memenuhi syarat untuk sebuah pekerjaan yang kemudian ternyata memberi bayaran kecil, dia merasa kurang puas daripada seandainya dia hanya mempunyai pendidikan sedikit saja. 17

2.2.4 Pengukuran Kepuasan Kerja

Untuk menilai seorang karyawan memperoleh kepuasan dalam bekerja atau tidak, Robbins 1996 menawarkan dua pendekatan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja, yaitu: a. Angka Nilai Global Tunggal single global rating Metode ini dilakukan dengan meminta induvidu-induvidu untuk menjawab beberapa pertanyaan,kemudian responden menjawab dengan cara melingkari suatu bilangan antara 1 sampai 5 yang berpadanan dari jawaban “sangat tidak puas” sampai “sangat puas” b. Skor penjumlahan Summation Score, metode ini mengenali faktor-faktor paling utama dalam suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan karyawan mengenai tiap faktor tersebut, sedangkan faktor-faktor yang lazim di cakup adalah penyelia, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan kerja dengan rekan sekerja. Faktor-faktor tersebut di nilai angka pada suatu skala baku dan kemudian di jumlahkan untuk mendapatkan skor kepuasan kerja keseluruhan. Minnesota Satisfaction Questionaire MSQ di kembangkan oleh Industrial Relations Center of The University Of Minesota 1967. Alat ini digunakan secara luas dalam penelitian kepuasan kerja. Ada 2 bentuk MSQ yaitu MSQ bentuk ringkas yang berisi 20 pertanyaan yang mengukur kepuasan terhadap aspek yaitu pengunaan kemampuan, prestasi,aktivitas, pertumbuhan, wewenang, kompensasi, rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai moral, kebijakan, pengakuan keamanan, layanan sosial, status, pengawasan, hubungan antar manusia, teknis pengawasan dan kondisi kerja berdasarkan 5 skala likert. Sedangkan MSQ bentuk panjang terdiri dari 5 pertanyaan untuk setiap aspek kerja 18 sehingga terdiri dari 100 pertanyaan untuk 20 aspek kerja. Interpertasi angka juga dilakukan melalui 5 skala likert.

2.3. Importance Performance Analysis