dapat menurunkan konsumsi lemak yang tinggi pada penduduk di daerah perkotaan.
9. Analisis Hubungan Merokok dengan Penyakit DM
Menurut Tsiara kebiasaan merokok secara mekanisme biologi dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan
fungsi sel endotel dan merusak sel beta di pankreas.
16
Telah diketahui bahwa hormone insulin diproduksi oleh sel beta di pulai Langerhans islets
of Langerhans dalam pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas maka
akan mempengaruhi produksi insulin yang akan menghambat jalan masuk glukosa kedalam sel dan akhirnya akan menimbulkan kadar glukosa yang
meningkat dalam darah dan menyebabkan terjadinya diabetes melitus.
28
Berdasarkan hasil penelitian, diabetes melitus pada penduduk yang perokok berat sebesar 5,4, pada penduduk yang perokok sedang sebesar
3,5, penduduk yang perokok ringan sebesar 3,6 dan pada penduduk yang tidak pernah merokok sebesar 4,8. Dari hasil uji statistik
didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,003 artinya pada α 5 ada
hubungan siginifikan antara perokok dengan penyakit diabetes melitus. Penduduk yang perokok berat memiliki kecenderungan 0,89 kali untuk
mengalami penyakit diabetes melitus dibanding penduduk yang perokok sedang, ringan dan tidak pernah merokok. Variabel merokok memiliki OR
yang rendah yaitu kurang dari nilai satu artinya variabel merokok
merupakan faktor pencegah dari kejadian diabetes melitus hal ini disebabkan data pada variabel merokok yang homogen terlihat dari
persentase perokok hanya 2,8 dan perokok sedang, ringan dan tidak pernah merokok 97,2, data yang homogen dapat mempengaruhi hasil
analisis penelitian. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bener dkk
tahun 2008 bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kejadian diabetes melitus, dan penelitian yang dilakukan
oleh Harding et al tahun 2003 menyatakan bahwa merokok mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan memberikan
risiko kejadian DM tipe 2 sebesar 0. 89 kali.
18
Namun, ketika merokok masuk kedalam model multivariat, hasil uji tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
variabel merokok dengan diabetes melitus. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antara variabel independen dalam uji multivariat. Dengan
demikian pengaruh variabel merokok tertutupi oleh variabel lainnya yaitu variabel umur, pekerjaan, obesitas, hipertensi, konsumsi alkohol, dan
konsumsi kafein. Sebagai usaha untuk mengurangi jumlah perokok di daerah perkotaan
dapat dilakukan dengan penyuluhan dan promosi kesehatan mengenai bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari rokok. Dengan harapan hal
tersebut dapat menurunkan jumlah perokok di daerah perkotaan.
10. Analisis Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Penyakit DM