hari jumat. Dengan harapan dapat menurunkan kejadian obesitas di daerah perkotaan.
6. Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Penyakit DM
Latihan jasmani pada diabetesi akan menimbulkan perubahan metabolik, yang dipengaruhi selain oleh lama, berat latihan dan tingkat
kebugaran, juga oleh kadar insulin plasma, kadar glukosa darah, kadar benda keton dan imbangan cairan tubuh. Pada diabetisi dengan gula darah
tak terkontrol, latihan jasmani akan menyebabkan terjadi peningkatan kadar glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal.
10
Keuntungan latihan jasmani dapat memberikan kesegaran tubuh, glukosa darah lebih terkontrol, mengurangi kebutuhan obat atau insulin,
mencegah terjadinya DM dini, menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi resistensi insulin pada orang yang kegemukan, dan
memperbaiki profil lemak darah yang terganggu.
11
Berdasarkan hasil penelitian, diabetes melitus pada penduduk yang kurang aktivitas fisik sebesar 4,7 sedangkan pada penduduk yang
cukup aktivitas fisik sebesar 4,3. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0
,218 artinya pada α 5 tidak hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan penyakit diabetes melitus.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harding et al tahun 2003 bahwa aktivitas fisik mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan memberikan risiko kejadian DM tipe 2 sebesar 0. 89 kali.
18
Tidak ada hubungan antara variabel aktivitas fisik dengan diabetes melitus dimungkinkan terjadi bias penelitian dimana pertanyaan pada
kuesioner aktivitas fisik adalah recallmengingat kembali aktivitas fisik yang dilakukan seseorang sehingga terkadang orang sulit mengingat
kembali aktivitas fisik yang dilakukan selama seminggu dan dilakukan terus menerus selama 10 menit atau lebih dalam setiap kali kegiatan, bisa
saja responden menjawab dengan mengira-ngira sehingga hasil yang di dapatkan tidak valid dan diperlukan kesabaran bagi peneliti dalam
menunggu setiap kali jawaban dari responden, dengan sampel yang besar pada penelitian ini memiliki bias yang sangat besar pula.
Walaupun secara statistik aktivitas fisik tidak berhubungan dengan penyakit diabetes melitus, tetapi setelah dianalisis aktivitas fisik
berhubungan dengan obesitas, obesitas merupakan faktor langsung yang dapat mempengaruhi kejadian diabetes melitus seseorang, orang yang
obesitas memiliki distribusi lemak yang berlebih di dalam tubuhnya seperti yang dikatakan oleh Ramaiah tahun 2008 orang yang memiliki lemak
berlebihan pada batang tubuh, terutama bagian perut lebih memungkinkan terkena diabetes yang tidak tergantung pada insulin. Ini karena lemak pada
organ-organ perut tampaknya lebih mudah diolah untuk memperoleh energi. Ketika lemak diolah untuk memperoleh energi, kadar asam lemak
di dalam darah meningkatkan resistensi terhadap insulin melalui aksinya terhadap hati dan otot-otot tubuh.
21
7. Analisis Hubungan Hipertensi dengan Penyakit DM