Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Penyakit DM

2. Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Penyakit DM

Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia dewasa awal. Setealah usia 30 tahun, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pria. 21 Berdasarkan hasil penelitian diabetes pada perempuan sebesar 5,1 dan pada laki-laki sebesar 3,7. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000 art inya pada α 5 ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan penyakit diabetes melitus, jenis kelamin perempuan memiliki memiliki kecenderungan 1,39 kali untuk mengalami kejadian diabetes melitus dibanding jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harding et al 2003 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan risiko kecenderungan 0. 87 kali untuk terkena diabetes melitus tipe 2. 18 Adanya hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit diabetes melitus, dan cenderung perempuan lebih berisiko dibanding laki-laki adalah karena pada perempuan banyak mengalami obesitas seperti pada penelitian RISKESDAS 2007 bahwa obesitas pada perempuan sebesar 23,8 lebih tinggi dibanding laki-laki sebesar 13,9. Seperti halnya yang dikatakan oleh Damayanti bahwa wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan premenstrual syndrome, pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita diabetes melitus tipe 2. 20 Namun, ketika jenis kelamin masuk kedalam model multivariat, hasil uji tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel jenis kelamin dengan diabetes melitus. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antara variabel independen dalam uji multivariat. Dengan demikian pengaruh variabel jenis kelamin tertutupi oleh variabel lainnya yaitu variabel umur, pekerjaan, obesitas, hipertensi, konsumsi alkohol, dan konsumsi kafein. Sebagai usaha untuk mengurangi kejadian diabetes melitus pada perempuan di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan penyebaran informasi kesehatan terkait dengan penyakit diabetes melitus melalui penyuluhan kesekolah-sekolah, media cetak dan elektronik seperti di majalah, koran, televisi TV sedini mungkin, penyebaran informasi difokuskan pada perempuan.

3. Analisis Hubungan Pendidikan dengan Penyakit DM