5. Analisis Hubungan Obesitas dengan Penyakit DM
Kegemukan dapat menyebabkan insulin yang beredar di dalam darah menjadi tidak efektif. Insulin yang ada tidak dapat lagi menghantar seluruh
glukosa darah masuk ke dalam sel. Adanya resistensi insulin menyebabkan kelenjar pankreas terpacu untuk menghasilkan lebih banyak lagi insulin,
dengan maksud menurunkan kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar insulin di dalam darah menjadi berlebihan. Keadaan ini disebut
hiperinsulinemia, dan ini berbahaya. Dengan mengukur kadar insulin darah dalam keadaan puasa, maka kadar yang melebihi 30 mUml atau
lebih 20 mUml menunjukkan adanya hiperinsulinemia. Keadaan hiperinsulinemia akan menimbulkan penyakit diabetes melitus.
11
Berdasarkan hasil penelitian, diabetes melitus pada penduduk yang obesitas sebesar 7,7 sedangkan pada penduduk yang normal atau tidak
obesitas sebesar 3,4. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,000 artinya pada α 5 ada hubungan signifikan
antara penduduk yang obesitas dan penduduk yang normal atau tidak obesitas dengan penyakit diabetes melitus. Penduduk yang obesitas
memiliki kecederungan 2,38 kali untuk mengalami penyakit diabetes melitus dibanding penduduk yang normal atau tidak obesitas. Kemudian
berdasarkan analisis uji multivariat di dapatkan bahwa obesitas mempengaruhi kejadian diabetes melitus setelah dikontrol oleh variabel
umur, pekerjaan, hipertensi, konsumsi alkohol dan konsumsi kafein
dengan OR terbesar diantara variabel lainnya. Dengan demikian obesitas adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian diabetes
melitus di daerah perkotaan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Benner
dkk tahun 2008 pada populasi orang dewasa di Qatar menyatakan bahwa mempunyai hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian
diabetes melitus.
17
Adannya hubungan antara obesitas dengan penyakit diabetes melitus adalah karena orang yang kegemukan obesitas memiliki
sel-sel lemak yang lebih besar pada tubuh mereka. Diyakini bahwa sel-sel lemak yang lebih besar tidak merespon insulin dengan baik.
21
Prevalensi obesitas kegemukan untuk daerah perkotaan adalah sebesar 23,8
melebihi angka prevalensi nasional sebesar 19,1,
4
tingginya obesitas di daerah perkotaan disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti
kurang aktivitas fisik, pola konsumsi dan gaya hidup yang tidak sehat sebagaimana yang dikatakan oleh Ramaiah tahun 2008 bahwa gaya hidup
yang minim gerak pada masyarakat perkotaan dan pasokan energi yang berlebihan meningkatkan risiko terkena diabetes melitus yang tidak
tergantung pada insulin.
21
Sebagai usaha untuk mengurangi kejadian obesitas di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan membuat program jumat sehat, dengan
menggerakkan warga kotakabupaten untuk melakukan olahraga setiap
hari jumat. Dengan harapan dapat menurunkan kejadian obesitas di daerah perkotaan.
6. Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Penyakit DM