8
Sedangkan bagi guru mata pelajaran PAI, penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk mengetahui profesionalisme guru pendidikan agama Islam
dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pai di SMA PGRI 3 Jakarta, sehingga lebih lanjut secara bersama-sama dapat diperbaiki dan dicari
solusinya Bagi penulis sendiri penelitian ini diharapkan dapat menjadi konsentrasi
lebih lanjut sehingga dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dan dapat dicari solusinya.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian 1.1.
Guru
Dari segi bahasa, guru atau pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
1
Dalam bahasa Arab disebut muallim dan dalam bahasa Inggris Teacher, semua memiliki arti sedarhana, sebagaimana
Muhibbin Syah mengutip pernyataan Mc. Leod yaitu a person whose occupation is teach other seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Pengertian-pengertian itu masih bersifat umum dan dapat mengundang bermacam-macam interpretasi. Pertama, kata seseorang a person dapat
mengacu pada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya profesi mengajar. Dalam hal ini berarti bukan hanya seseorang yana dapatdisebut guru,
melainkan juga orang lain yang berposisi sebagai: kyai di pesantren, instruktur di balai pendidikan dan pelatihan. Kedua, kata mengajar dapat pula ditafsirkan
macam-macam misalnya: a.
Menularkan pengetahuan dan kebudayaan pada orang lain kognitif b. Melatih ketrampilan jasmani pada orang lain psikomotorik dan
1
W. J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991, Cet.ke-12, h. 250.
10
c. Menanamkan nilai keyakinan pada orang lain afektif
2
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
3
1.2. Profesionalisme
Membicarakan masalah profesionalisme, ada beberapa istilah yang berkaitan dangan masalah tersebut yaitu, profesi, profesional, profesionalisasi.
Profesi menunjukkan pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggungjawab dan kesetiaan pada suatu profesi. Suatu profesi
secara teori tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak disiapkan untuk itu. Secara etimilogi, profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu, profession
atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Sedangkan secara
terminologi profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual.
4
Sedangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas, profesional diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
5
Profesional juga memiliki makna yang mengacu pada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet-9, h. 222-223.
3
Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 2
4
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 20-21.
5
Departemen Agama RI, UU RI Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006, h. 2.
11
seorang dalam mewujudkan untuk kerja sesuai profesinya. Penyandangan dan penampilan profesional ini telah mendapat pengakuan, baik secara formal
maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh lembaga atau suatu badan yang memiliki kewenagan untuk itu, yaitu pemerintah atau organisasi
profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi.
6
Seseorang yang profesional adalah seseorang yang pekerjaannya memerlukan pelatihan dan pengalaman khusus yang lebih tinggi, tanggung
jawab yang sah secara hukum, seperti lisensi untuk melakukan pekerjaan dan menentukan prestasi etika standar.
Guru profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan
maupun latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat dan sebagainyabaik yang
berupa kualifikasi maupun kompetensi. Dihubungkan dengan profesi guru sebagai karir, maka guru yang
profesional menurut Mondy adalah meraka yang mengambil keahlian khusus untuk tujuan organisasi pendidikansekolah. Kemajuan ini biasanya diperoleh
dari hasil pendidikan atau training khusus. Sedangkan menurut Drs. M. Uzer Usman guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata
lain, guru profesional adalah orang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.
7
Mohamad Surya dalam bukunya Percikan Perjuangan Guru mengatakan bahwa profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan menimgkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang
memiliki profesionalisme yang tinggi akan akan tercermin dalam sikap mental
6
Mohammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional, Sejahtera dan Terlindungi. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006, h. 214.
7
Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 15.