Kompetensi Profesionalis Guru Profesionalisme Guru

18 tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik. d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 17 4. Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut: a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan. f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. 18 3 . Kompetensi Dasar Guru Pendidikan Agama Islam Disamping kualifikasi pendidikan yang harus S-1, seorang guru agama juga harus memiliki beberapa kompetensi dasar yang meliputi: a. Penguasaan Materi Pelajaran Penguasaan materi pelajaran bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran. b. Penguasaan Metodologi Pembelajaran Metode-metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar akan membuat pelajaran agama lebih menarik dan mengesankan bagi siswa, sehingga mempermudah pencapaian sasaran yang diinginkan. Guru agama harus mampu menggunakan pendekatan 17 Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru..., h. 176. 18 E. Mulyasa, Standar Kompetensi..., h. 135-136 19 atau metode pembelajaran yang bervariasi. c. Pengelolan Kelas Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai apabila guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa juga merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. 19 d. Variasi Media Belajar Dalam melaksanakan sistem pembelajaran di sekolah, guru agama diharapkan mampu mengembangkan dan menggunakan variasi media pembelajaran. Hal ini guna untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme dan partisipasi. e. Evaluasi Belajar Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yag telah dirumuskan tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. 20

4. Prinsip Profesionalitas Guru

Prinsip profesionalitas guru ini dijelaskan pada pasal 7 ayat 1 Undang- Undang nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru merupakan pekerjaan khusus yang dilandasi oleh sembilan prinsip yaitu: 19 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 97. 20 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 11. 20 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. 5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. 21 Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemuan bangsa, dan kode etik profesi. Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi sebuah ”rumah” yang senantiasa menjadi pelindung profesi dari perubahan zaman. Dengan demikian, rumah itulah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan martabat dan mutu guru.

B. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga 21 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 6. 21 mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sunber utamanyakitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 22 Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Sedangkan Ahmad Tafsir mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 23 Sedangkan Khoirun Rosyadi, Pendidikan Agama Islam adalah mengarahkan anak didik manusia pada optimal kemampuannya dengan tujuan terbentuknya kepribadian yang utuh sebagai manusia individual, sosial dan hamba Allah yang mengabdikan diri kepada-Nya. 24 Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan tanggung jawab ini, maka pendidikan agama di sekolah berarti: suatu usah yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia baragama. Pemberian pengaruh pendidikan agama disini mempunyai arti ganda, yaitu: pertama sebagai salah satu sarana agama da’wah Islamiyah yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan. Kedua, sebagai satu sarana pendidikan nasional untuk terutama meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 25 Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya bersifat mengajar, dalam arti menyampaikan ilmu pengetahuan tentang agama Islam kepada peserta didik, melainkan mengarahkan kepada 22 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMAMA, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003, h. 7. 23 Abdul Majid, Pendidikan Agama..., h. 131 24 Khiron Rrosyadi, Pendidikan Profetik, Bandung: Pustaka Pelajar, 2004, h. 135. 25 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara , 1995, Cet. 1, h. 172.