Pengertian Pendidikan Agama Islam

22 pembentukan pribadi muslim yang taat, berilmu dan beramal agar ia bahagia di dunia dan akhirat. Pendidikan agama Islam dilakukan dalam rangka mempersiapakan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama. 26 Dan pada pasal 37 ayat 1 UU ini juga disebutkan bahwa pendidikan agama dimaksudkan unuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. 27 Pendidikan agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan penumpukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya. Berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi kurikulum PAI: 2003 28

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengajaran agama Islam diberikan pada sekolah umum dan sekolah agama madrasah, baik negeri maupun swasta. Seluruh bahan pelajaran yang diberikan disekolahmadrasah diorganisasikan dalam bentuk kelompok- 26 Departemen Agama RI, Memahami Paradigma..., hal. 72. 27 Departemen Agama RI, Memahami Paradigma..., hal. 79. 28 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMAMA…, h. 8. 23 kelompok mata pelajaran yang disebut bidang studi broadfield dan dilaksanakan melalui sistem kelas. Dalam stuktur program sekolah, pengajaran agama merupakan satu kesatuan atau keseluruhan dan dipandang sebagai sebuah bidang studi, yaitu: bidang studi agama Islam. Dalam stuktur program madrasah, pengajaran agama Islam dibagi menjadi 4 macam bidang studi, yaitu: bidang studi aqidah akhlak, Al-Quran hadist, syariah dan sejarah islam. 29 Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi Sekolah Menengah Atas berfokus pada aspek: a. Al-Quran Hadits b. Keimanan c. Syariah d. Akhlak e. Tarikh 30 Pendidikan agama Islam menekankan keseimbangan dan keselarasan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. 31

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolahmadrasah berfungsi sebagai berikut: a Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkup keluarga. 29 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, ed.1, Cet.1. h. 173 30 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMAMA…, h. 9. 31 Abdul Majid, Pendidikan Agama... h. 131. 24 b Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian dunia akhirat. c Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d Perbaikan, yaitu kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e Penecegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum alam nyata dan nir nyata, sistem dan fungsionalnya. g Penyaluran, yaitu menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. 32

C. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi

Manusia dalam melakukan aktivitasnya memiliki suatu daya penggerak atau pendorong. Gerakan atau dorongan itu bisa datang dari dalam individu atau bisa juga dari luar. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, seorang guru harus memperhatikan segala sesuatu yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik dan apa yang telah diusahakan guru dapat menimbulkan satu motif untuk belajar sesuai yang diharapkan. Secara etomologi, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah 32 Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasisis Kompetensi…, h. 134 -135.