32
2.4.2 Jaringan Komunikasi Informal
Jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidak mengikuti strukutr formal organisasi. Menurut Suranto AW 2005 : 42, komunikasi
informal adalah penyampaian dan penerimaan pesan yang berlangsung secara tidak resmi dan tidak terikat saluran-saluran birokrasi formal yang tersedia di dalam
organisasi perkantoran. Pada umumnya, komunikasi informal ini merupakan ungkapan kepentingan pribadi yang tidak relevan apabila disampaikan secara formal.
Dengan demikian dalam penyampaian gagasan secara informal kepada seorang pimpinan kantor, membutuhkan kecermatan mencari waktu yang paling tepat untuk
berkomunikasi. Penyampaian pesan biasanya tidak tertulis. Kepentingan yang disampaikan dalam komunikasi informal bisa merupakan kepentingan pribadi
maupun dinas. Sifat komunikasi informal adalah konsultatif dua arah. Jaringan komunikasi informal diantara para anggota organisasi terjadi atas dasar kehendak
pribadi, tanpa memperhatikan posisikedudukan mereka dalam organisasi tersebut. Informasi dalam komunikasi informal ini mengalir ke atas, ke bawah, atau secara
horizontal, dan ini terjadi jika komunikasi formal kurang memuaskan anggota akan informasi yang diperlukan
Komunikasi informal merupakan proses penyampaian informasi secara tidak resmi, sehingga penanganannya juga dilakukan secara tidak resmi. Tidak terikat
secara kaku dengan pertimbangan protokoler dan birokrasi.
Universitas Sumatera Utara
33
Fungsi komunikasi informal seperti yang dikutip dari Liliweri 2004 : 88 adalah :
1. Memberikan konfirmasi atau penjelasan tambahan
2. Memperluas pesan
3. Mencatat informasi
4. Mempertentangkan informasi
5. Membagi informasi lebih luas
6. Melengkapi
Menurut Suranto AW 2005 : 42 Komunikasi informal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a Komunikasi informal muncul biasanya karena saluran formal yang
tersedia terhambat atau tidak dapat dimanfaatkan secara baik. Memang ada kalanya kita menemui kesulitan untuk mengunakan saluran
formal. Kadang-kadang saluran formal terasa kaku, dan dengan sendirinya orang akan mencari saluran alternative, yaitu saluran
informal. Misalnya saja, kita ingin menyampaikan ungkapan perasaan tertentu kepada atasan, apabila melalui saluran formal maka akan
melalui jalan yang panjang dan berjenjang, sehingga kita memilih jalur informal langsung kepada atasan, misalnya melalui forum lobi.
b Komunikasi informal dapat digunakan untuk mengisi kebutuhan-
kebutuhan komunikasi yang tidak tersampaikan oleh komunikasi formal. Memang pada praktiknya, komunikasi informal kadang-
kadang justru lebih fleksibel dan manusiawi.
c Lebih banyak berupa komunikasi lisan, kalaupun tertulis berupa
edaran tidak resmi, atau melalui fasilitas SMS pada telepon seluler. d
Penyebaran pesan sulit untuk dikendalikan. Hal ini sesuai dengan sifat dari pesan lisan, apabila pesan tersebut merupakan isu hangat dan
menarik di organisasi, maka segera menyebar dengan cepat, para anggota organisasi akan saling menyebarkan pesan secara berantai,
sehingga kebenaran pesan tersebut juga sulit dikontrol.
e Seringkali komunikasi informal sengaja dipilih untuk menentang
kekakuan sistim birokrasi di organisasi perkantoran. Hal ini terutama dialami oleh pihak publik eksternal masyarakat yang mengurus suatu
kepentingan di sebuah organisasi perkantoran. Daripada mengikuti jalur komunikasi formal yang berbelit-belit dan kaku, lebih baik lewat
“pintu belakang”, menempuh jalur pintas yang bersifat informal.
Universitas Sumatera Utara
34
Komunikasi informal dapat dipergunakan oleh staf untuk menyampaikan usul dari bawah yang tidak tersalur melalui saluran formal. Misalnya saja untuk
penyampaian aspirasi, tuntutan kenaikan gaji, dan sebagainya akan lebih efektif
apabila disampaikan melalui komunikasi informal. Komunikasi informal disebut juga
dengan grapevine desas desus cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang, atau kejadian-kejadian di luar dari arus informasi yang mengalir secara resmi. Namun
walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini bermanfaat bagi organisasi. Bagi pimpinan grapevine dapat menjadi masukan tentang perasaan karyawannya,
sedangkan bagi sesama karyawan komunikasi informal ini bisa menjadi saluran emosi mereka.
2.4.3 Metode Komunikasi dalam organisasi