111
kelancaran kegiatan kita atau kelancaran kelangsungan dinas kita ini‟, biasanya bapak ini baru berani ambil keputusan.”
wawancara tanggal 17 April 2013
3. Menyelesaikan masalah
Hubungan vertikal yang ada di Dinas Budparpora Kota Sibolga bukan hanya mengenai pemberian perintah atau instruksi dari pimpinan ke bawahan, namun juga
tentang bagaimana para bawahan dengan rajinnya menyampaikan saran pendapat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Ibu Suryanti berkata :
“Saran ada langsung ke Kabid, misalkan di kegiatan Ramadhan Fair, kegiatan lomba-lomba bernuansa Islam, ada yang pesertanya sedikit. Untuk
tahun depannya kita sarankan kegiatan itu dihapuskan saja, atau diganti dengan kegiatan yang lebih banyak pesertanya untuk bergabung.
” wawancara tanggal 17 April 2013
Sejumlah kegiatan di Dinas Budparpora melibatkan masyarakat sehingga kerap sekali para pimpinan disana mengadakan acara pertemuan dengan warga. Ada
kalanya pertemuan tersebut diwarnai dengan perdebatan yang menjurus kepada konflik, namun dengan kemampuan komunikasi yang baik, pimpinan masih mampu
meredamnya. Ibu Suryanti mengungkapkan hal tersebut sebagai berikut : “Disitu biasanya ada konflik, ada yg lebih vokal, kayaknya bapak itu juga
berhasil merangkulnya.” wawancara tanggal 17 April 2013
Pembahasan
Dengan pengalaman bekerja di tempat yang sama selama 6 enam tahun membuat Ibu Suryanti sudah menguasai inti dari kegiatan-kegiatan disana sebab
kebanyakan merupakan agenda rutin. Namun tentu tidak terlepas dari evaluasi dan koreksi setiap tahunnya sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan kegiatan. Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
112
dan koreksi berlangsung secara komunikatif dalam bentuk pemikiran dari Kepala Bidang, saran-saran dari para staf, dan juga masukan dari masyarakat.
Diluar daripada kegiatan tahunan, tugas-tugas sehari-hari yang dilimpahkan oleh Kepala Bidang kepada bawahan adalah tugas-tugas seperti membuat surat
undangan. Selain itu, biasanya para staf diperintahkan untuk melakukan koordinasi ke sekolah-sekolah, ke kelompok-kelompok etnis, membuat surat peminjaman alat-alat
seni budaya, dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya, belum ada ditemui hambatan komunikasi langsung ke Kepala Bidang. Demikian juga dengan komunikasi ke
Kepala Dinas, yang biasanya harus melalui Kepala Bidang. Kelancaran komunikasi ini sebagian didukung oleh tingkat kemampuan para staf yang baik dalam memahami
instruksi. Sejauh ini, hampir semua staf bisa merespon intsruksi atau pesan atasan dengan baik, jadi mereka mngerti dengan maksud dari perintah itu. Belum pernah ada
masalah serius yang mengganggu hubungan kerja seperti menyebarnya masalah internal kantor ke luar.
Dengan berbagai macam kegiatan yang ditangani oleh bidang-bidang di Dinas Budparpora Kota Sibolga, tidak membuat para pelaksana menjadi kebingungan dalam
memilih waktu pelaksanaan. Mereka akan saling menunggu hingga sebuah kegiatan terlaksana barulah yang lainnya memulai. Saling pengertian seperti ini muncul karena
semua jadwal dikomunikasikan oleh setiap bidang dengan baik dan jelas. Misalnya pada saat dimulainya kegiatan-kegiatan yang besar yang kebanyakan berada di bulan
Maret dan April serta akhir tahun, maka setiap bidang akan saling menyesuaikan waktu masing-masing agar tidak seluruhnya bekerja secara bersamaan.
Universitas Sumatera Utara
113
Di setiap event, rapat staf diadakan hampir setiap hari. Di luar itu, ada juga rapat rutin yang diadakan setiap bulan. Pada saat rapat-rapat tersebut akan terjadi
interaksi komunikasi yang biasanya dihadiri oleh semua pegawai. Pembahasan disana tidak melulu mengenai kegiatan yang sedang dilaksanakan tapi juga tentang
penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing. Undangan untuk menghadiri rapat tersebut biasanya dilakukan secara lisan yang dimulai dari Kepala Dinas ke
Kepala Bidang, lalu dari Kepala Bidang ke setiap bawahan.. Dengan kemampuan berkomunikasi Kepala Dinas sekarang, terlihat bahwa
beliau bisa mengerti bagaimana caranya bekomunikasi dengan seluruh pegawai Dinas Budparpora Kota Sibolga. Komunikasi yang dilakukannya berlangsung secara santai,
dan bisa membahas pekerjaan di tempat-tempat lain selain kantor sehingga menghilangkan kekakuan suasana, padahal secara pribadi beliau belum mengenal
semua staf di dinas tersebut. Pemberian tugas dari pimpinan bisa lewat telepon untuk hal-hal yang urgen dan bersifat segera. Para bawahan akan segera mem-follow up,
misalnya dengan langsung menemui pimpinan apabila merasa masih belum mengerti dan jelas dengan tugas dimaksud.
Sehubungan dengan apel bersama oleh 4 empat instansi di sana, Ibu Suryanti tidak melihat ada perbedaan walaupun suatu hari apel tersebut dipimpin oleh
kepala dari dinas yang lain. Para pegawai juga mengetahui bahwa kehadiran apel pagi dan sore merupakan keharusan, terlebih dengan adanya nstruksi langsung dari
walikota, yang secara tegas mewajibkan semua pegawai dan staf untuk hadir di apel pagi dan sore. Jika instruksi ini dilanggar, maka pegawai bersangkutan akan dikenai
sanksi pemotongan Uang Lauk Pauk ULP. Dampak dari instruksi ini adalah
Universitas Sumatera Utara
114
bertambah tingginya tingkat khadiran pegawai pada apel pagi dan sore. Pada umumnya, pimpinan apel menyampaikan dan meneruskan informasi yang datangnya
dari Kepala Daerah. Ditambah dengan himbauan-himbauan tentang penggunaan atribut kerja, dan pengarahan tentang kegiatan-kegiatan penting yang perlu untuk
diikuti, dan cukup jarang yang mengenai motivasi kerja. Apabila pimpinan memerintahkan Ibu Suryanti untuk menghadiri rapat, maka
beliau tidak langsung menjalankannya tetapi terlebih dahulu menanyakan Kepala Bidang atas kapasitasnya di acara tersebut, dan apa maknanya, serta mengapa harus
dia yang disuruh mewakili. Maka Kepala Bidang biasanya memberikan penjelasan. Jika dalam acara tersebut diperlukan sebuah keputusan, maka tentu saja bawahan
harus konsultasi dulu kepada atasan karena dia tidak ada wewenang memutuskan sesuatu. Setelah menghadiri rapat, laporan disampaikan kepada atasan. Bisa secara
lisan, dan bisa juga secara tulisan. Dalam hal mengambil keputusan, Kepala Dinas juga sharing dulu dan
meminta masukan dari para Kabid. Sebagai seorang pimpinan yang baru, wajar memang jika beliau menanyakan dulu kejelasan sesuatu kepada para pegawai disana
agar menjamin kelancaran kegiatan kedinasan. Tapi untuk masalah-masalah yang penting, pimpinan harus berani ambil keputusan secepatnya, sambil menjaga agar
keputusan itu tetap dalam kerangka win-win solution.
Universitas Sumatera Utara
115
4.4 Pembahasan Hasil Peneletian
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis telah memperoleh 13 tigabelas tema-tema yang merupakan hasil dari peranan komunikasi
dalam kepemimpinan organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Sibolga. Tema-tema dimaksud merupakan temuan dari kata-kata kunci
yang sama di seluruh intisari hasil wawancara. Ditinjau dari sudut persepsi, maka komunikasi yang terjadi di lingkungan
Dinas Budparpora menunjukkan bahwa aliran pesan yang terjadi tidak hanya sebatas jaringan komunikasi formal, tapi juga komunikasi informal. Komunikasi
interpersonal tersebut tidak semata-mata hanya ditentukan oleh hierarki resmi organisasi tapi juga diakibatkan oleh adanya rasa kekeluargaan yang baik, ditambah
oleh rasa percaya antara satu sama lain, walaupun keseluruhannya masih didominasi oleh jaringan formal seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Analisis Jaringan Komunikasi NO
TEMA FORMAL INFORMAL
1 Menimbulkan Pemahaman