Komunikasi ke Atas Teori S-O-R

30 perintah, teguran, penghargaan, dan keterangan umum. Menurut Lewis dalam Muhammad 2009:108, komunikasi ke bawah juga dimaksudkan untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan, tertulis, dengan gambar atau simbol- simbol, dalam bentuk surat edaran, pengumuman atau buku-buku pedoman karyawananggota. Menurut Muchlas 2005 :276 ada lima jenis informasi yang mengalir ke bawah melalui saluran-saluran komunikasi yaitu : 1 Petunjuk-petunjuk tugas yang spesifik ; intruksi-instruksi perkerjaan 2 Informasi yang didesain untuk menghasilkan pengertian tentang tugas dan hubunganya dengan tugas-tugas organisasi lainnya rasionalitas pekerjaan. 3 Informasi tentang kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaan operasiolnalnya prosedur dan praktik organisasi. 4 Umpak balik kepada bawahan tentang kinerja mereka. 5 Informasi tentang karakteristik ideologi sebagai misi perusahaan dengan cara mengulang-ulang latihan dan pengajaran supaya bawahan terkesan dengan misi tersebut.

b. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang disampaikan oleh para anggota organisasi bawahan kepada pimpinan. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahan-bahan yang diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan sebaik-baiknya. Selain itu komunikasi ke atas ini juga menjadi saluran bagi para anggotakaryawan untuk menyampaikan pikiran, perasaan yang berkaitan dengan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan: pemberian laporan, Universitas Sumatera Utara 31 pemberian saranpendapat, baik secara lisan,tertulis atau dengan menggunakan simbol dan gambar. Rue Byars dalam Muchlas 2005 : 278 mengidentifikasi jenis informasi yang sering mengalir melalui saluran-saluran komunikasi ke atas : 1 Informasi tentang keberhasilan, kemajuan, dan rencana-rencana mendatang dari para bawahan. 2 Informasi tentang masalah-masalah pekerjaaan yang memerlukan bantuan dari tingkatan lebih atas dalam organisasi. 3 Ide-ide untuk perbaikan dalam aktivitas dan fungsi yang berhubungan dengan pekerjaan. 4 Informasi mengenai perasaan para bawahan tentang pekerjaan atau isu yang berhubungan dengan pekerjaan.

c. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal atau mendatar terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sederajat atau satu level. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan tugas-tugas, tujuan kemanusiaan, saling member informasi, penyelesaian konflik, dan koordinasi.Koordinasi diperlukan untuk mencegah tendensitendensi, selain itu juga dimaksudkan untuk memelihara keharmonisan dalam organisasi Muchlas 2005: 281. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara; rapat- rapat komite, interaksi informal, memo dan nota, dan lain-lain. Ada empat fungsi penting dari komunikasi horizontal : 1 Koordinasi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh banyak bagian dalam organisasi. 2 Informasi tentang berbagai kegiatan pekerjaan dalam bagian-bagian organsasi yang sama tingkatannya. 3 Persuasi pada orang-orang lain yang sama tingkatannya dalam organisasi. 4 Informasi mengenai perasaan para sejawat tentang pekerjaan dan isu-isu yang berhubungan dengan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 32

2.4.2 Jaringan Komunikasi Informal

Jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidak mengikuti strukutr formal organisasi. Menurut Suranto AW 2005 : 42, komunikasi informal adalah penyampaian dan penerimaan pesan yang berlangsung secara tidak resmi dan tidak terikat saluran-saluran birokrasi formal yang tersedia di dalam organisasi perkantoran. Pada umumnya, komunikasi informal ini merupakan ungkapan kepentingan pribadi yang tidak relevan apabila disampaikan secara formal. Dengan demikian dalam penyampaian gagasan secara informal kepada seorang pimpinan kantor, membutuhkan kecermatan mencari waktu yang paling tepat untuk berkomunikasi. Penyampaian pesan biasanya tidak tertulis. Kepentingan yang disampaikan dalam komunikasi informal bisa merupakan kepentingan pribadi maupun dinas. Sifat komunikasi informal adalah konsultatif dua arah. Jaringan komunikasi informal diantara para anggota organisasi terjadi atas dasar kehendak pribadi, tanpa memperhatikan posisikedudukan mereka dalam organisasi tersebut. Informasi dalam komunikasi informal ini mengalir ke atas, ke bawah, atau secara horizontal, dan ini terjadi jika komunikasi formal kurang memuaskan anggota akan informasi yang diperlukan Komunikasi informal merupakan proses penyampaian informasi secara tidak resmi, sehingga penanganannya juga dilakukan secara tidak resmi. Tidak terikat secara kaku dengan pertimbangan protokoler dan birokrasi. Universitas Sumatera Utara 33 Fungsi komunikasi informal seperti yang dikutip dari Liliweri 2004 : 88 adalah : 1. Memberikan konfirmasi atau penjelasan tambahan 2. Memperluas pesan 3. Mencatat informasi 4. Mempertentangkan informasi 5. Membagi informasi lebih luas 6. Melengkapi Menurut Suranto AW 2005 : 42 Komunikasi informal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a Komunikasi informal muncul biasanya karena saluran formal yang tersedia terhambat atau tidak dapat dimanfaatkan secara baik. Memang ada kalanya kita menemui kesulitan untuk mengunakan saluran formal. Kadang-kadang saluran formal terasa kaku, dan dengan sendirinya orang akan mencari saluran alternative, yaitu saluran informal. Misalnya saja, kita ingin menyampaikan ungkapan perasaan tertentu kepada atasan, apabila melalui saluran formal maka akan melalui jalan yang panjang dan berjenjang, sehingga kita memilih jalur informal langsung kepada atasan, misalnya melalui forum lobi. b Komunikasi informal dapat digunakan untuk mengisi kebutuhan- kebutuhan komunikasi yang tidak tersampaikan oleh komunikasi formal. Memang pada praktiknya, komunikasi informal kadang- kadang justru lebih fleksibel dan manusiawi. c Lebih banyak berupa komunikasi lisan, kalaupun tertulis berupa edaran tidak resmi, atau melalui fasilitas SMS pada telepon seluler. d Penyebaran pesan sulit untuk dikendalikan. Hal ini sesuai dengan sifat dari pesan lisan, apabila pesan tersebut merupakan isu hangat dan menarik di organisasi, maka segera menyebar dengan cepat, para anggota organisasi akan saling menyebarkan pesan secara berantai, sehingga kebenaran pesan tersebut juga sulit dikontrol. e Seringkali komunikasi informal sengaja dipilih untuk menentang kekakuan sistim birokrasi di organisasi perkantoran. Hal ini terutama dialami oleh pihak publik eksternal masyarakat yang mengurus suatu kepentingan di sebuah organisasi perkantoran. Daripada mengikuti jalur komunikasi formal yang berbelit-belit dan kaku, lebih baik lewat “pintu belakang”, menempuh jalur pintas yang bersifat informal. Universitas Sumatera Utara 34 Komunikasi informal dapat dipergunakan oleh staf untuk menyampaikan usul dari bawah yang tidak tersalur melalui saluran formal. Misalnya saja untuk penyampaian aspirasi, tuntutan kenaikan gaji, dan sebagainya akan lebih efektif apabila disampaikan melalui komunikasi informal. Komunikasi informal disebut juga dengan grapevine desas desus cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang, atau kejadian-kejadian di luar dari arus informasi yang mengalir secara resmi. Namun walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini bermanfaat bagi organisasi. Bagi pimpinan grapevine dapat menjadi masukan tentang perasaan karyawannya, sedangkan bagi sesama karyawan komunikasi informal ini bisa menjadi saluran emosi mereka.

2.4.3 Metode Komunikasi dalam organisasi

Metode komunikasi dalam organisasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk berkomunikasi dalam organisasi. Ada 4 empat cara berkomunikasi Liliweri 2004 : 91, yaitu : 1 Komunikasi tertulis ; 2 Komunikasi Lisan ; 3 Komunikasi non-verbal ; 4 Komunikasi elektronik.

1. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis adalah salah satu cara berkomunikasi yang memindahkan pesan informasi secara tertulis dari satu sumber dan dikirimkan atau dialihkan kepada pihak penerima misalnya: surat, memo, laporan tertulis, panduan pelaksanaan tugas.

2. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan merupakan cara berkomunikasi tatap muka yang biasanya dilakukan dalam organisasi misalnya melalui komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas task organisasi maupun dalam pertemuan formal rapat, penyampaian laporan organisasi Universitas Sumatera Utara 35 hingga ke pertemuan informal. Komunikasi lisan sering dikenal sebagai komunikasi antarpribadi. Cara berkomunikasi lisan dalam organisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar di antara dua pihak yang berkomunikasi di mana para partisipan dapat menyampaikan dan merespon informasi secara verbal maupun non verbal sehingga memudahkan pemahaman bersama.

3. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah cara berkomunikasi dengan mengirimkan informasi dalam bentuk simbol-simbol nonverbal. Penampilan fisik secara umum juga sangat penting dalam bahasa tubuh. Orang-orang yang menarik akan dinilai sebagai oran-orang yang baik, lebih intelijen, lebih mampu, lebih menyenangkan sebagi teman, dan berkinerja baik sebagai karyawanpegawai. menurut Luthans dalam Muchlas 2005 : 288

4. Media Elektronik

Berkomunikasi dalam organisasi melalui media elektronik bertujuan untuk mengalihkan pesan tertulis secara tepat misalnya lewat telepon, internet, via sms dan sebagainya antara sesama karyawan bahkan dengan pimpinan. Tabel 2.2 Metode Komunikasi dalam Organisasi Tertulis Lisan Nonverbal Surat Percakapan Informal Unsur-unsur manusia Memo Pernyataan wajah Bahasa tubuh Laporan Berhubungan dengan tugas Pertukaran informasi Unsur lingkungan Manuals Diskusi kelompok Rancangan kantor Formsformulir Percakapan formal Arsitektur bangunan Sumber : Liliweri 2004 : 92 Universitas Sumatera Utara 36

2.5 Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Respons awalnya berasal dari psikologi. Teori ini kemudian menjadi bagian teori komunikasi, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Zamroni 2009 :184. Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Adapun unsur-unsur dalam model ini adalah : a. Pesan Stimulus, S b. Komunikan Organism, O c. Efek Response, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change attitude, bagaiman merubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar‟at mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley Effendy 2007 : 254 yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabl, yaitu : Universitas Sumatera Utara 37 a. perhatian b. pengertian c. penerimaan Tahap membangkitkan perhatian khalayak terhadap ide, gagasan atau program yang ditawarkan merupakan langkah awal yang harus ditempuh ketika kita memulai komunikasi dengan tujuan-tujuan tertentu. Tahap pembangkitan perhatian sangat berpengaruh terhadap proses-proses komunikasi selanjutnya. Bila sudah berhasil menarik perhatian khalayak terhadap yang ditawarkan, maka langkah- langkah pelaksanaan program selanjutnya cenderung akan lebih lancar. Sebaliknya, bila sejak awal khalayak tidak tertarik dengan komunikasi yang dibangun maka akan sulit memperoleh ketidakpedulian dan tantangan khalayak, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan komunikasi. Sebaik apapun program yang ditawarkan kepada khalayak, secanggih apapun media yang digunakam, dan sekredibel apapun komunikator, komunikasi akan menemukan kegagalan sejak awal khalayak sasaran tidak menunjukkan perhatiannya. Dengan kata lain, perhatian khalayak merupakan gagasan menuju kunci sukses proses komunikasi kita. Khalayak dapat memperhatikan gagasan atau program secara sengaja, bila khalayak berkeinginan untuk menyimaknya. Sebagai komunikator, harus mampu dalam perencanaan pesan dan media komunikasi, harus mampu merumuskan bentuk, gaya, dan imbauan pesan yang dapat menarik perhatian mereka. Salah satu faktor yang menentukan daya tarik pesan bagi khalayak adalah bila pesan tersebut bersentuhan langsung dengan situasi dan kondisi khalayak. Bila memulai membuka Universitas Sumatera Utara 38 komunikasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung kejadian yang sedang atau telah terjadi di sekitar lingkungan khalayak, maka khalayak akan tumbuh perhatiannya. Setelah khalayak akan coba mempelajari setiap pesan yang disampaikan sehingga menumbuhkan pemahaman pada khalayak, yang pada akhirnya komunikator mengharapkan penerimaan acceptance pada khalayak, diharapkan khalayak menerima ide atau gagasan dari komunikator. Gambar 2.2 : Proses perubahan sikap pada individu Sumber : Effendy 2003 : 255 Gambar di atas menunujukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk merubah sikap. Maka unsur-unsur dalam model ini adalah : a. Pesan Stimulus, S yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan. STIMULUS ORGANISM : -PERHATIAN -PENGERTIAN -PENERIMAAN REPONSE PERUBAHAN SIKAP Universitas Sumatera Utara 39 b. Komunikan Organism, S yang dimaksud dalam penelitian ini adalah stafbawahan di dinas Budparpora. c. Respon Response, R yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh komunikan berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan poses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah sikap.

2.6 Pengertian Organisasi