Membangkitkan motivasi Menimbulkan Pemahaman Menghasilkan Tindakan

104 “…Kadis disini sangat percaya kepada bawahannya, diberikan kepercayaan kepada kita untuk melaksanakan semua kegiatan di bidang masing- masing.” wawancara pada tanggal 12 April 2013 Rasa saling mempercayai di atas akan memudahkan komunikasi antara mereka, dan menghilangkan rasa kaku atau enggan antara pimpinan dengan bawahan, sehingga memudahkan masing-masing pihak untuk menyampaikan apa-apa yang terbersit dalam pikiran mereka. Dengan kata lain, kepercayaan pimpinan tersebut mendapatkan respon positif dari bawahan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti dikatakan oleh Bapak Sabar : “Reaksi saya sebagai bawahan, jika diperintah Kadis, kalau memang tidak pas, kita beri masukan untuk perbaikan.” wawancara pada tanggal 12 April 2013

5. Membangkitkan motivasi

Terdapat banyak kesempatan bagi seorang Kepala Bidang seperti Bapak Sabar untuk berbicara dengan para pegawai. Salah satunya adalah pada saat kegiatan apel. Berbagai hal bisa saja disampaikan di saat tersebut, namun Bapak Sabar memandang cukup penting untuk mengatakan hal-hal yang memotivasi para pegawai agar lebih berdisiplin. Beliau berkata bahwa : “Dalam apel, saya sampaikan terimakasih atas kehadiran PNS, memotivasi mengenai kehadiran dan disiplin, agar memakai atribut setiap pelaksanaan apel, supaya ke depan ditingkatkan. ” wawancara pada tanggal 12 April 2013

6. Menjalankan Birokrasi

Sebagai seorang birokrat, komunikasi dalam bentuk surat berlangsung mengikuti hierarki jabatan yang ada di Dinas Budparpora Kota Sibolga. Bapak Sabar memberikan contoh bagaimana beliau menjalankan tahapan-tahapan sebelum sampai pada keputusan untuk melaksanakan kegiatan. Tahapan seperti ini merupakan ciri Universitas Sumatera Utara 105 khas dari setiap organisasi formal terutama birokrasi di instansi pemerintahan. Demikian pernyataan Bapak Sabar : “Sistim pelaporan, biasanya kita terima disposisi dari Kadis minta saran pendapat, kalau anggaran sudah ada kita sampaikan ke Kadis untk dilaksanakan, lalu Kadis perintahkan untuk dikerjakan sesuai dengan SK yang disusun Kabid dan diketik oleh Kepala Seksi. Kita sampaikan ke Sekretaris untuk diperiksa, lalu diteruskan ke Kadis. Di SK itu harus ada paraf dari Kepala Seksi, Kabid, dan Sekretaris, barulah bisa sampai ke Kadis.” wawancara pada tanggal 12 April 2013 Pembahasan Selain kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, di lingkungan yang sama terdapat 3 tiga Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD lain yaitu Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan BKPP, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, serta Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Kondisi ini membuat para pegawai melaksanakan kegiatan apel secara bersama-sama setiap pagi dan sore hari. Kegiatan apel ini dilihat sebagai momen untuk mengkomunikasikan hal-hal yang penting untuk diketahui bersama, baik untuk menyampaikan arahan, atau sekedar mengingatkan pelaksanaan kegiatan, maupun untuk memotivasi peningkatan kinerja dan disiplin pegawai. Pada umumnya, tingkat kehadiran pegawai pada kegiatan apel pagi dan sore bertambah setelah diingatkan. Frekuensi penyampaian pesan seperti ini meningkat semenjak adanya himbauan dari Walikota Sibolga di setiap acara RAKERPEM Rapat Kerja Pemerintahan agar seluruh PNS tetap menghadiri acara apel pagi dan sore. Untuk lebih memastikan bahwa para pegawai mematuhinya, setiap Universitas Sumatera Utara 106 ketidakhadiran pada apel pagi atau sore dikenakan sanksi pemotongan uang lauk pauk ULP pegawai yang bersangkutan. Meskipun demikian, pendekatan lain yang lebih persuasif juga dilakukan oleh pimpinan kepada stafnya yang memiliki tingkat kehadiran rendah, termasuk yang selalu terlambat apel. Pendekatan persuasif tersebut dilaksanakan di ruangan kerja pimpinan sambil menikmati coffee morning. Dan seperti yang disebutkan di atas, reaksi mereka pada umumnya positif, dimana mereka menunjukkan perubahan di dalam disiplin mengenai kehadiran. Apabila pendekatan persuasif tidak berhasil, maka pegawai yang indisipliner akan dilaporkan kepada Kepala Dinas dengan rekomendasi bahwa pegawai yang bersangkutan layak dipindahkan ke bidang atau instansi lain. Selain kegiatan apel, maka telepon juga dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi untuk saling menyampaikan informasi mengenai tugas-tugas yang harus dilaksanakan, terutama ketika pegawai tidak berada di kantor. Berbicara mengenai hambatan, maka hambatan yang dialami oleh para pegawai adalah mereka sebagian besar kurang percaya diri. Memang mereka memiliki kemampuan. Tapi sangat kurang percaya diri ketika harus berhadapan langsung dengan masyarakat. Terlihat bahwa sebagian bawahan kurang siap menyampaikan sesuatu atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat. Kemampuan staf yang sudah bisa diandalkan adalah kemampuan staf tentang administrasi dan lapangan. Sebagai contoh adalah ketika Bapak Sabar menugaskan staf untuk menghadiri rapat, maka mereka akan sesegera mungkin melaporkan hasil rapat. Universitas Sumatera Utara 107 Sementara sistim pelaporan sendiri, biasanya dimulai dengan menerima disposisi dari Kepala Dinas tentang minta saran pendapat tentang pelaksanaan kegiatan. Setelah itu, kalau anggaran untuk itu sudah ada maka kita menyampaikan kepada Bapak Kepala Dinas bahwa kegiatan dimaksud sudah dapat dikerjakan, lalu kadis perintahkan untuk dikerjakan sesuai dengan SK yang disusun Kabid dan diketik oleh Kepala Seksi, kita sampaikan ke Sekretaris untuk diperiksa, lalu diteruskan ke Bapak Kepala Dinass. Demi kerapian dokumen, di SK itu harus ada paraf dari kepala seksi, kabid, dan sekretaris, barulah bisa sampai ke Kepala Dinas. Disamping untuk administrasi yang baik, jenjang tersebut bisa dimaknai sebagai upaya pemberdayaan seluruh staf sesuai dengan jabatan masing-masing. Hubungan dengan Kepala Dinas dan juga Sekretaris bisa dikatakan baik karena Kepala Dinas disini sangat percaya kepada bawahannya. Bapak Sabar juga berupaya agar status dan jabatannya tidak menghalangi dia untuk lebih berbaur dengan seluruh masyarakat Kota Sibolga, namun mampu menempatkan diri sebagai atasan atau sebagai teman di saat yang tepat, dengan tetap menjaga rasa saling harga menghargai. Penempatan diri tersebut akan lebih mudah dilakukan didukung oleh kemampuan pimpinan yang sangat baik dalam berkomunikasi, tidak membedakan tempat. dimanapun jumpa selalu komunikasi. Yang penting isi pesan bisa dipahami komunikan, serta tidak berbelit-belit. Universitas Sumatera Utara 108

4.3.2.6 Informan VI

Nama : Suryanti, SAP NIP : 19830712 200604 2 007 PangkatGolongan Ruang : Penata MudaIIIa Tanggal Lahir : 12 Juli 1983 Jabatan : Pl. Kasi Promosi Seni dan Budaya Jenis Kelamin : Perempuan

A. Interpretasi Data

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga adalah instansi pertama tempat ibu ini bertugas semenjak diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil 6 enam tahun yang lalu. Dengan masa kerja selama itu, secara pribadi ibu ini sudah merasa seperti berada di rumah setiap berada di kantor tersebut. Para rekannya sekantor pun sudah dianggapnya seperti keluarga, termasuk pegawai yang baru dimutasi dari instansi lain. Dengan anggapan seperti itu, maka hubungannya dengan pegawai lainpun tetap terjaga dalam keharmonisan tanpa diwarnai benturan-benturan kepentingan. Ibu Suryanti juga tetap mampu menjaga agar komunikasi antara mereka tidak berujung kepada konflik namun kepada kesepahaman. Di setiap awal tahun, biasanya Ibu Suryanti disibukkan dengan kegiatan- kegiatan penyusunan program atau kegiatan. Seluruh program dan kegiatan tersebut disusun sedemikian rupa ke dalam sebuah penjadwalan yang sistematis mulai bulan Januari hingga Desember sehingga seluruhnya akan dapat dilaksanakan hingga selesai. Penyusunan dan penjadwalan program ini merupakan penugasan langsung Universitas Sumatera Utara 109 dari kepala bidangnya. Tidak ada masalah dalam hal komunikasi dengan kepala bidang, sebab kegiatan yang ada bukanlah kegiatan baru, tapi kegiatan rutin yang dilaksanakan berulang setiap tahunnya. Hubungannya dengan kepala bidang juga termasuk baik. Salah satu hal yang menjadi perhatian ibu ini adalah keberadaan Tenaga Sukarela TKS di Dinas Budparpora Kota Sibolga, terutama para TKS yang ditugaskan sebagai pengawas lokasi wisata binaan Dinas Budparpora Kota Sibolga. Ibu Suryanti berpikir bahwa para TKS tersebut tidak selayaknya berada di kantor sepanjang hari. Seharusnya mereka berada di lokasi-lokasi wisata binaan sebab mereka diterima menjadi TKS sebagai pengawas. Pandangan ini muncul didorong oleh rasa peduli yang tinggi terhadap pemberdayaan seluruh personil. Juga didorong oleh pandangan bahwa seluruh pegawai harus bisa saling bantu lintas bidang sehingga semua pegawai dapat dikatakan berfungsi dengan baik. Ibu Suryanti sangat tidak setuju dengan perilaku sebagian pegawai yang sering hanya datang dan duduk lalu bergegas untuk pulang walaupun alasannya adalah kevakuman kegiatan. Mengenai hubungannya dengan atasannya, ibu Suryanti sudah merasa seperti hubungan antara ibu dan anak. Dia sudah merasa seperti keluarga dengan ibu tersebut. Sehari-harinya, pemberian perintah pun tidak lagi seperti perintah dari seorang atasan kepada bawahan tapi sudah seperti perintah dari orangtua kepada anaknya. Lain halnya tentang hubungannya dengan Sekretaris. Karena Bapak Sekretaris masih baru menduduki jabatannya, dan berasal dari instansi lain, Suryanti beranggapan bahwa bapak tersebut masih harus banyak mempelajari situasi dan kondisi Dinas Budparpora Kota Sibolga. Demikan juga dengan Kepala Dinas, namun Universitas Sumatera Utara 110 karena orangnya sudah sering berada di lapangan dan mendapat informasi, Ibu Suryanti melihat bahwa beliau sudah siap, paham dan banyak mengetahui hal-hal tentang dunia pariwisata di Kota Sibolga.

1. Menimbulkan Pemahaman

Setiap tahunnya, kegiatan-kegiatan yang menjadi agenda pekerjaan di Dinas Budparpora Kota Sibolga adalah kegiatan rutin yang sama setiap tahunnya. Oleh karena itu, seluruh pegawai disana sudah memahami betul seluk beluk program dan kegiatan Dinas Budparpora Kota Sibolga. Sehingga jalinan komunikasi antar mereka pun tidak menemui hambatan apa-apa. Termasuk juga komunikasi yang berlangsung secara vertikal dari Kepala Dinas ke bawahan, para staf mampu memahami dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Suryanti : “Perintah langsung kita terima dari Kabid. Hubungan kami baik. Tidak ada masalah karena kegiatan kita itu berulang. Sudah 6 tahun. Jadi inti dari kegiatan itu sudah kita tahu.” wawancara tanggal 17 April 2013

2. Menghasilkan Tindakan

Salah satu tindakan penting yang harus dilakukan dengan hati-hati adalah pengambilan keputusan. Di Dinas Budparpora, pengambilan keputusan terutama untuk hal-hal yang belum familiar ditempuh Kepala Dinas dengan cara bertanya dulu kepada bawahannya. Salah satu alasanya adalah karena dia masih baru ditugaskan di sana sehingga harus banyak bertanya kepada pegawai, setelah itu barulah beliau berani mengambil keputusan. Mengenai hal tersebut, Ibu Suryanti berkata : “Bagaimanapun seperti yang dia bilang „saya kan baru, tapi kan tidak ada salahnya saya bertanya kepada bapak atau ibu gimana baiknya untuk Universitas Sumatera Utara 111 kelancaran kegiatan kita atau kelancaran kelangsungan dinas kita ini‟, biasanya bapak ini baru berani ambil keputusan.” wawancara tanggal 17 April 2013

3. Menyelesaikan masalah