Tujuan Pendidikan Karakter Hakikat Pendidikan Karakter

20 l. Menghargai prestasi Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. m. Komunikatif Senang bersahabat dan proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. n. Cinta damai Sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. o. Gemar membaca Kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjada dan melestarikan lingkungan sekitar. q. Peduli sosial Sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. 21 r. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.

5. Prinsip Pendidikan Karakter

Suyanto 2010; 23, menegaskan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian e. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik h. Memfungsikan seluruh staff sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 i. Adanya pembagian menghargai keragaman moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru- guru karakter, dan manifestasi.

6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Suyanto 2010: 9 menegaskan bahwa keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: 1 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; 2 Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; 3 Menunjukkan sikap percaya diri; 4 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; 5 Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; 6 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; 7 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; 8 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; 9 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 10 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; 11 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; 12 Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; 13 Menghargai karya seni dan budaya nasional; 14 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; 15 Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; 16 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; 17 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat; 18 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; 19 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; 20 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; 21 Memiliki jiwa kewirausahaan. B. Hakikat Cinta Tanah Air 1. Pengertian Cinta Tanah Air “Cinta tanah air adalah berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara ” Karnadi, 2007:12. Cinta tanah air tergambar pada diri seseorang ketika orang tersebut bisa berpikir dan bersikap baik atas negaranya. Seperti menghargai perjuangan pahlawan, memiliki kartu tanda penduduk KTP tidak lebih dari satu dan pastinya setia menjaga nama baik bangsa Indonesia. 24 Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap warga negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memelihara melestarikan, mencintai lingkungannnya dan senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia dimata dunia Suwarno, 2000:12. Cinta tanah air adalah suatu sikap mencintai, bangsa dan Negara tanpa mengenal fanatisme kedaerahan. Cinta tanah air berarti cinta pada lingkungan dimana ia berada sampai pada ujungnya mencintai Negara tempat ia memperoleh sumber penghidupan dan menjalani kehidupan sampai akhir hayatnya. Dengan demikian dapat dikatakan Cinta tanah air adalah perilaku yang menunjukkan kepedulian, penghargaan, yang dilandasi semangat kebangsaan dan rela berkorban demi nusa dan bangsa. Sikap cinta tanah air tiap individu dapat tercemin melalui perilaku kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia anak-anak diwajibkan untuk menempuh pendidikan, karena melalui pendidikan peserta didik dikenalkan dan diajarkan untuk mengenal dan mencintai Negaranya Indonesia. Cinta tanah air sama halnya cinta dengan lingkungan dimana kita tinggal. Meyakini bahwa Pancasila sebagai dasar Negara dan 25 mengimplementasikannya dalam keseharian. Bela negara adalah salah satu sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga Negara. Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam menjalankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Suwarno, 2000:7. Salah satu upaya Bela negara adalah dengan tetap diselenggarakannya Pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.

2. Perilaku dan Indikator Cinta Tanah Air

Perilaku sikap Cinta tanah air berarti mencintai produk dalam negeri, rajin belajar bagi kemajuan bangsa dan Negara, mencintai lingkungan hidup, melaksanakan hidup bersih dan sehat, mengenal wilayah tanah air tanpa fanatisme kedaerahan Dirjen Pothankam, 2010:47. Kesimpulannya adalah perilaku Cinta tanah air bisa didapat ketika seseorang bisa memulai hal kecil seperti mencintai produk dalam negeri, menempuh pendidikan, mengenal lingkungan dan hidup damai antar sesama serta tidak fanatik terhadap daerah orang lain budaya, agama, suku, dan ras adalah bukti bahwa Indonesia Negara yang besar dari masyarakat yang memiliki perilaku baik.

3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Cinta Tanah Air

Individu yang memiliki perilaku cinta tanah air adalah individu yang bertaqwa kepada Tuhannya, memiliki semangat kebangsaan, disiplin akan norma dan peraturan yang ada, bertanggung jawab dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156