Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

26 peduli akan sesama, memiliki rasa toleransi antar agama, suku, budaya lain, berbahasa Indonesia baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, menjalin kerukunan antar masyarakat, saling menghormati dan menghargai, bangga akan bangsa dan negara, cinta produk dalam negeri, tenggang rasa, Bineka Tunggal Ika berbeda tetap satu tujuan, sederhana, kreatif, cekatan Susanto, 2008:25. Dari pendapat ahli diatas, individu yang memiliki karakteristik karakter cinta tanah air adalah individu yang mempunyai perilaku baik terhadap tanah airnya. Menghargai perbedaan yang ada di Indonesia, menghargai perjuangan pahlawan dan menjunjung tinggi bahasa adalah ciri individu yang memiliki karakteristik baik, dan bangga akan produk serta kekayaan yang ada di Indonesia.

4. Aspek-Aspek Cinta Tanah Air

Karakter cinta tanah air dikaitkan melalui keragaman yang ada di Indonesia menurut Kurniawan 2013 terdapat beberapa aspek yang perlu dipahami, antara lain adalah: a. Sikap Bela Negara untuk Tanah Air Cinta tanah air terbentuk dari adanya rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 dengan melestarikan alam dan lingkungan. Selain itu, menghargai perjuangan para pahlawan, memiliki rasa toleransi antar satu sama lain, menjunjung tinggi bahasa, memakai dan menyukai produk dalam negeri merupakan sikap yang tercermin pada bela negara. b. Menghargai Orang Lain toleransi sebagai Warga Negara Indonesia. Terbentuknya sikap toleran menjadikan individu memahami setiap perbedaan, sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan suku, agama, budaya maupun ras, dan adanya rasa saling menghormati serta menghargai antar sesama umat manusia. Aspek toleransi dimaksudkan untuk banyaknya siswa yang kurang terbuka pada berbagai macam latar belakang orang lain disekitarnya. c. Taat pada Norma dan Peraturan Dalam kehidupan sehari-hari taat pada peraturan dan norma harus diimbangi dengan sikap individu itu sendiri. Tidak hanya peraturan dan norma Negara saja, tetapi sebagai peserta didik taat pada peraturan dan norma yang ada di lingkungan dia berada baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat harus dipatuhi. Individu harus menyadari dan tahu tujuan peraturan dan norma dibuat. Karena apabila peraturan dan norma tersebut dilanggar maka individu tersebut harus siap dengan sanksi yang berlaku. 28

C. Hakikat Bimbingan Klasikal

1. Pengertian Bimbingan Klasikal

Makhrifah Nuryono 2014:1 mengemukakan bimbingan klasikal merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam suatu kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Winkel dan Hastuti 2004 menjelaskan bimbingan klasikal merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. Pengertian lain menyebutkan bahwa bimbingan klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang siswa satu kelas. Bimbingan klasikal dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di kelas. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan pemberian layanan informasi kepada peserta didik melalui bimbingan dan konseling berfkus pada optimalisasi perkembangan peserta didik itu sendiri.

2. Tujuan Bimbingan Klasikal

Menurut Makhrifah Nuryono 2014: 2 strategi layanan dalam bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 atau mencapai tugas-tugas perkembangannya, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan dalam Suciati 2005 mendeskripsikan tujuan bimbingan klasikal ke dalam beberapa bagian diantaranya sebagai berikut: a. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek kognitif Berorientasi pada kemampuan berpikir, dimana mencakup kemampuan intlektual yang sederhana, yaitu mengingat sampai pada pemecahan masalah. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek afektif Berorientasi pada perasaan emosi, sistem, nilai dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarki tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi penerimaan, partisipasi, penentuan, sikap, pembentukan organisasi sitem nilai, dan pembentukan pola hidup. c. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek psikomotorik Berorientasi pada ketrampilan motorik individu mengenai anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotorik dari tingkatan paling rendah meliputi persepsi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156