71 tinggi. Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk
grafik maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Cinta Tanah Air antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 menggambarkan peningkatan yang terus menerus naik pada setiap sesinya, yaitu rata-rata skor pada sesi
pertama menunjukkan 69,69. Pada sesi kedua menunjuk pada angka 70,47. Pada sesi yang terakhir skor rata-rata semakin meningkat sebesar 71,25.
Selain itu juga, peneliti menganalisis skor peningkatan yang terjadi pada setiap siswa disetiap sesinya. Hasil peningkatan karakter menghargai
keragaman setiap siswa dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai berikut:
Grafik 4.4 Peningkatan Skor Rata-Rata Karakter Cinta Tanah Air antar Tiga Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
72 Melihat efektivitas siswa pada setiap sesi, hal tersebut
menandakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya, materi yang diberikan pada siswa dapat
dipahami dalam mengembangkan karakter cinta tanah air, selain itu juga siswa dapat mengambil nilai-nilai karakter pada setiap sesi yang
diberikan oleh peneliti.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menjelaskan secara umum bahwa tingkat karakter cinta tanah air
pada siswa kelas VIII SMP N 1 Petanahan Kebumen sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan
experiential learning,
sebagian siswa sudah memiliki karakter cinta tanah air
pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Dengan demikian tidak terdapat siswa yang berada dalam
kategori rendah. Peneliti melihat karakter cinta tanah air sebenarnya sudah terlihat dari sikap siswa di sekolah ini, meskipun materi
karakter cinta tanah air belum pernah diberikan secara langsung oleh guru BK maupun guru mapel, namun budaya cinta tanah air nampak
melalui penerapan keseharian dilingkungan sekolah seperti, pelaksanaan upacara bendera dan hari nasional, mencintai lingkungan
dengan membuang sampah pada tempatnya, menjunjung tinggi sopan santun dengan cara berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah
kepada guru, dan adanya lambang burung garuda serta gambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 pahlawan disetiap kelas dsb. Pendidikan karakter diberikan dengan
tujuan agar siswa mampu mengembangkan potensi afektif yang mencerminkan nilai-nilai bangsa, menanamkan individu yang
menghargai keragaman dan tanggung jawab, mengembangkan kemampuan diri dan berwawasan kebangsaan, dan membangun
lingkungan sekolah yang aman dengan rasa kebangsaan Zubaedi, 2011:18.
Metode bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
dirasa cukup efektif diterapkan di SMP N 1 Petanahan, beberapa siswa mengungkapkan dilembar refleksinya bahwa,
bimbingan yang diberikan membuat mereka senang dan tidak merasa bosan. Siswa dapat mengikuti bimbingan dengan baik, selain itu siswa
juga dapat memberikan timbal balik yang baik terhadap materi yang telah disampaikan pemateri. Salah satu bukti keefektifan bimbingan
adalah pada saat pemutaran film, dalam kelompok maupun saat individu memberikan argumen, siswa dapat memaknai mengenai film
yang diputar, dapat mengungkapkan apa yang bisa dipetik dalam film tersebut dan siswa dapat menyampaikan apa yang bisa mereka
terapkan dalam keseharian mereka. Dilihat dari rata-rata pada hasil perhitungan skor sebelum
53,19
pre test
dan 66,59
post test
jika dihitung terdapat selisih 13,4 poin. Dapat dikatakan bahwa implementasi mengalami
kenaikanpeningkatan. Kenaikan tersebut mengakibatkan adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI