lemah dari tempat ikatannya pada protein plasma. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi obat bebas dalam darah sehingga dapat meningkat efek
toksik, misalnya fenitoin, warfarin, tolbutamid Prest, 2003. Interaksi metabolisme terjadi bila suatu obat menghambat metabolisme
obat lain, sehingga kadar obat lain dalam plasma meningkat dan menyebabkan peningkatan efek toksik sebagai contoh pemberian rifampisin dengan kontrasepsi
oral Anonim, 2000. Interaksi dalam ekskresi terjadi bila obat mempengaruhi ekskresi obat lain
sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi obat lain dalam plasma. Sebagai contoh pemberian metotreksat dengan obat anti inflamasi non steroid yang
menyebabkan meningkatnya kadar metotreksat Fradgley, 2003. 3. interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi dimana efek suatu obat diubah oleh obat lain pada tempat aksi. Hal ini dapat terjadi akibat kompetisi pada
reseptor yang sama atau interaksi obat pada sistem fisiologi yang sama Fradgley, 2003. Kebanyakan interaksi farmakodinamik dapat diperkirakan kejadiannya
sehingga bisa dihindari sedini mungkin apabila dokter yang bersangkutan mengetahui mekanisme kerja obat tersebut Setiawati dan Bustami, 1995.
Mekanisme interaksi farmakodinamik secara garis besar dapat dibagi menjadi: a. sinergis
interaksi ini terjadi bila dua obat yang mempunyai efek farmakologi sama digunakan secara bersama-sama. Sebagai contoh, penggunaan metotreksat
dengan kotrimoksazol dapat menyebabkan megaloblastosis sumsum tulang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belakang karena keduanya merupakan antagonis asam folat. Suplemen kalium dapat menyebabkan hiperkalemia bagi pasien yang memperoleh pengobatan
dengan diuretik hemat kalium seperti amilorida, triamteren Stockley, 1994. b. antagonis
antagonisme terjadi bila obat yang berinteraksi memiliki efek farmakologi yang berlawanan. Sebagai contoh, antikoagulan dapat memperlama waktu
penjendalan darah yang akan dihambat oleh vitamin K. Contoh lain yaitu penisilin yang bersifat bakterisida akan menghambat sintesa dinding sel
bakteri, memerlukan sel yang terus tumbuh dan membelah diri. Dengan adanya tetrasiklin yang bersifat bakteriostatik akan menghambat sintesis
protein dan pertumbuhan bakteri Stockley, 1994.
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik pasien meliputi umur, jenis kelamin, distribusi penyakit lain, lama
perawatan. Profil peresepan obat antihipertensi meliputi golongan dan jenis, jumlah obat, kesesuaian pemilihan obat antihipertensi berdasarkan JNC VII dan
cara pemberian. Evaluasi interaksi meliputi interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain dan interaksi obat antihipertensi dengan obat lain pada
pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai Profil Peresepan dan Evaluasi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti
Rapih tahun 2005 ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan deskriptif non analitik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data
retrospektif dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada lembar catatan medis pasien hipertensi geriatri yang terjadi selama tahun 2005.
B. Definisi Operasional
1. Profil peresepan yaitu gambaran peresepan obat pada pasien geriatri hipertensi yang menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode
2005 yang meliputi golongan dan jenis obat, jumlah obat, kesesuaian pemilihan obat antihipertensi berdasarkan JNC VII dan cara pemberian.
2. Pasien hipertensi geriatri usia lanjut adalah pasien yang berumur ≥65 tahun
dengan diagnosis hipertensi dan menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.
3. Penyakit penyerta adalah penyakit lain yang menyertai selain penyakit hipertensi pada pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih tahun 2005 seperti jantung, diabetes melitus. 4. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan kelas terapinya yang
digunakan pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005.
4. Jenis obat adalah obat dengan nama generik obat dan nama dagang yang digunakan pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti
Rapih tahun 2005. 5. Jumlah obat antihipertensi adalah jumlah golongan obat antihipertensi yang
digunakan bersama oleh setiap pasien hipertensi geriatri. 6. Lama perawatan adalah jumlah hari dari mulai pasien masuk hingga
diperbolehkan pulang bagi pasien hipertensi geriatri. 7. Cara pemberian obat adalah cara penggunaan obat pasien hipertensi geriatri di
Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005, seperti oral, injeksi.
8. Interaksi obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempengaruhi obat lain yang diberikan dalam waktu yang bersamaan dan dapat menyebabkan efek
yang menguntungkan maupun merugikan antara obat antihipertensi yang dikaji secara teoritis dengan mengacu kepada Drugs Interaction, Stockley,
1994 dan Informatorium Obat Nasional Indonesia, Anonim, 2000, Drug Interaction Facts, Tatro, 2001.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi geriatri rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.
D. Bahan Penelitian
Bahan-bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi catatan medik medical record pasien hipertensi geriatri selama tahun 2005 di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sub Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Jalan Cik Dik Tiro no 36 Yogyakarta.
F. Tata Cara Pengumpulan Data
Penelitian mengenai profil peresepan obat dan evaluasi interaksi antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta tahun 2005 meliputi dua tahap yaitu:
1. tahap pengambilan data Proses pengambilan data diawali dengan penelusuran jumlah pasien
geriatri yang menderita hipertensi selama tahun 2005, didapatkan data total pasien hipertensi geriatri selama tahun 2005 sebanyak 81 pasien, kemudian
dilakukan pencatatan data rekam medik dari 81 pasien tersebut yang meliputi : nomor registrasi, nama, umur, jenis kelamin, macam obat, cara pemberian,
tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, penyakit penyerta, tekanan darah pasien sebelum dan sesudah perawatan.
2. tahap penyelesaian data Penyelesaian data meliputi proses pencatatan data yaitu mencatat data
pasien yang ada di lembar rekam medis ke dalam catatan khusus dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode
deskriptif menggunakan buku-buku standar dan literatur yang ada seperti Informatorium Obat Nasional Indonesia Anonim, 2000, dan Drugs
Interaction Stockley, 1994 , Drug Interaction Facts, Tatro, 2001. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI