Pengertian Metode Pembelajaran Montessori Tahap-tahap Perkembangan Anak

7

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, pembahasan tentang landasan teori dibagi menjadi empat bagian, yaitu 1 kajian pustaka, 2 kerangka berpikir, dan 3 hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Metode Pembelajaran Montessori

2.1.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Montessori

Menurut Holt 2008:xi, metode pembelajaran Maria Montessori merupakan salah satu metode yang menerapkan konsep Learning by playing belajar sambil bermain pada pendidikan anak usia dini. Anak-anak akan menganggap kegiatan belajar yang mereka lakukan tak ubahnya seperti bermain, bahkan berbentuk permainan. Montessori sendiri mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang ia miliki merupakan metode yang mengembangkan kebebasan berkarakter dengan cara yang mengagumkan dan luar biasa Montessori, 2002:33. Montessori mengajarkan anak-anak kebenaran yang mendasar tentang tata bahasa, matematika, biologi, dan sebagainya. Anak-anak belajar dengan baik melalui nomenclature dan hasil perkerjaan mereka sangat terstruktur. Meskipun demikian, anak-anak Montessori juga bebas untuk memilih apa yang akan mereka kerjakan dan kapan mereka akan mengerjakannya, mereka sering bekerja secara kolaboratif Lillard, 2005:328. Tugas utama pendidikan adalah membantu anak untuk semakin dapat mandiri dalam hidup dengan mengembangkan seluruh kemampuannya secara maksimal. Karena itu, Montessori menggunakan kemerdekaan masing-masing anak untuk beraktivitas sebagai basis untuk membentuk sikap disiplin dalam diri anak, karena sikap disiplin datang dari kemerdekaan itu Montessori, 2002:90. Metode Montessori memberikan kesempatan pada anak untuk 1 bekerja dengan dirinya sendiri 2 bekerja tanpa mengandalkan bantuan atau pun interupsi, 3 bekerja dengan penuh konsentrasi, 4 bekerja dengan kelompok atau lingkungan yang telah disiapkan, dan 5 menggali potensi diri dengan kemauannya sendiri Lillard, 1996:98. 8

2.1.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Anak

Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0-6, 6-12, dan 12-18 Holt, 2008:xii. 1. Tahap Pertama umur 0-6 tahun Seorang anak dikaruniai potensi kemampuan yang luar biasa besar. Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0 –6 saat inteligensi mengalami pembentukan. Keberhasilan perkembangan tahap pertama ini sangat menentukan keberhasilan tahap-tahap selanjutnya. Menurut Montessori manusia lahir dianugerahi kemampuan untuk mempelajari bahasa apa pun, yaitu bahasa lingkungannya. Karena itu ia meyebutnya periode awal umur 0 –6 adalah periode sensitif, masa peka, atau usia emas, saat pikiran anak mudah sekali menyerap apa pun dari lingkungannya. 2. Tahap Kedua umur 6-12 tahun Anak yang berkembang dengan baik pada tahap perkembangan pertama umur 0-6 tahun akan berkembang secara normal pada tahap perkembangan kedua umur 6-12 tahun. Menurut Montessori, setiap cacat karakter diakibatkan oleh perlakuan salah yang dialami anak pada tahun- tahun sebelumnya. Semakin baik perkembangan anak pada fase pertama, yaitu umur 0-6 tahun, maka semakin baik pula perkembangannya di fase kedua ini. Berikut ini merupakan karakteristik perkembangan anak umur 6-12 tahun: a. Periode sensitif untuk logika dan pembenaran banyak muncul pertanyaa n “mengapa” b. Periode sensitif untuk perkembangan imajinasi dengan bantuan media nyatakonkret c. Periode sensitif untuk perkembangan moral dan mental yang luas d. Periode sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok e. Periode sensitif untuk pengenalan budaya f. Periode sensitif untuk menampilkan kekuatan fisik 9 3. Tahap Ketiga umur 12-18 tahun Karakteristik anak pada tahap ketiga adalah a. Perkembangan tubuh mengarah pada kematangan fisik b. Pencarian identitas seksual c. Pencarian model ideal yang akan diikuti d. Pencarian posisi dalam lingkup sosial mementingkan klik e. Bebas dan mandiri dari keluarga f. Pencarian nilai-nilai spiritual Anak-anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan umur yang dimilikinya. Tahap perkembangan itulah yang membedakan kebutuhan dan kewajiban anak, begitu pula pada siswa SD. Siswa SD tergolong pada tahap kedua dengan periode sensitif untuk tumbuh dan berkembang. Siswa telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak Riyanto, 2009:125. Perkembangan logika yang masih sederhana, perkembangan moral dan mental yang luas, serta perkembangan imajinasi yang membutuhkan media konkret menjadi ciri utama siswa SD.

2.1.2 Alat Peraga Matematika Montessori