9 3.
Tahap Ketiga umur 12-18 tahun Karakteristik anak pada tahap ketiga adalah
a. Perkembangan tubuh mengarah pada kematangan fisik b. Pencarian identitas seksual
c. Pencarian model ideal yang akan diikuti d. Pencarian posisi dalam lingkup sosial mementingkan klik
e. Bebas dan mandiri dari keluarga f.
Pencarian nilai-nilai spiritual Anak-anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda sesuai
dengan umur yang dimilikinya. Tahap perkembangan itulah yang membedakan kebutuhan dan kewajiban anak, begitu pula pada siswa SD. Siswa SD tergolong
pada tahap kedua dengan periode sensitif untuk tumbuh dan berkembang. Siswa telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi
hal-hal yang abstrak Riyanto, 2009:125. Perkembangan logika yang masih sederhana, perkembangan moral dan mental yang luas, serta perkembangan
imajinasi yang membutuhkan media konkret menjadi ciri utama siswa SD.
2.1.2 Alat Peraga Matematika Montessori
Berikut ini diuraikan tentang pengertian alat peraga, alat peraga Montessori, ciri-ciri alat peraga Montessori, dan kelebihan alat peraga Montessori.
2.1.2.1 Pengertian Alat Peraga
Pengertian alat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah barang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai suatu maksud
tertentu, sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran untuk meragakan sajian pelajaran KBBI, 2008. Dengan demikian alat peraga merupakan media
pengajaran yang memeragakan pelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Smaldino 2011:14, alat peraga merupakan bagian dari media
pembelajaran. Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang memeragakan konsep
materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan Anitah, 2010:83
10
2.1.2.2 Pengertian Alat Peraga Montessori
Menurut Montessori, alat peraga adalah material untuk siswa dalam belajar yang didesain secara sederhana, menarik, memungkinkan untuk diekplorasi,
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri, dan memperbaiki kesalahan mereka sendiri Lillard, 1997:11.
Alat peraga matematika menurut Montessori adalah material yang dirancang dengan konsep dan desain yang unggul berdasarkan cakupan
pemahaman matematika yang akan dicapai Lillard, 1997:137. Alat peraga matematika Montessori tidak dirancang untuk “mengajar matematika” tetapi
untuk membantu siswa mengembangkan pikiran matematikanya: memahami perintah, urutan, abstraksi, dan memiliki kemampuan untuk mengonstruksikan
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki menjadi suatu konsep baru.
2.1.2.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori
Pada metode Montessori, alat peraga mempunyai peranan yang penting dalam tahap perkembangan siswa. Montessori merumuskan empat ciri utama alat
peraga yang baik Montessori, 2002:81, yaitu: 1.
Memiliki unsur keindahan menarik Setiap alat dan media pembelajaran harus memiliki nilai keindahan baik
dari segi warna yang menarik maupun kecerahannya. Alat tersebut harus mampu mengundang minat siswa untuk menyentuh, melihat, dan
mempelajarinya. 2.
Memiliki gradasi Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Ada dua jenis gradasi
menurut Montessori yakni gradasi umur dan gradasi rangsangan yang rasional. Gradasi umur dapat ditunjukkan dari penggunaan alat untuk
jenjang kelas sebelumnya maupun untuk jenjang kelas selanjutnya. Gradasi rangsangan yang rasional tampak pada penggunaan alat yang
melibatkan beberapa indera. 3.
Memiliki nilai pengendali kesalahan auto correction Tidak hanya pada alat peraga dan media pembelajaran melainkan juga
lingkungan yang dipersiapkan harus selalu memiliki nilai pengendali
11 kesalahan. Misalnya kursi atau meja yang diperuntukkan siswa. Apabila
mereka melakukan gerakan salah bisa menimbulkan suara berderit, siswa menjadi tahu bahwa ada gerakan yang mereka lakukan secara tidak tepat.
Warna-warna yang dipakai haruslah lembut, terang, dan menampakkan langsung apabila ada kesalahan seperti adanya coretan atau noda.
Pengendali kesalahan pada alat peraga bisa berupa pembanding, misalnya dengan gambar atau tabel. Dengan demikian alat yang memiliki sistem
pengendali kesalahan dapat berfungsi sebagai pendidik bagi siswa. 4.
Memiliki nilai kemandirian auto education Berdasarkan umur siswa dan tahap perkembangan yang sedang
dialaminya, maka alat peraga dan media pembelajaran harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat-alat yang ada di dalam kelas
haruslah mudah dibawa dan dipindahkan oleh siswa. Hal tersebut akan membantu siswa dalam bersikap mandiri.
Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung bilangan bulat matematika mengandung empat ciri alat peraga menurut
Montessori dan juga mengandung satu ciri tambahan yakni kontekstual dalam arti memanfaatkan pontensi lokal di lingkungan sekolah. Nilai keindahan tampak pada
warna-warna yang digunakan pada alat peraga papan bilangan bulat yaitu warna merah untuk batu positif dan merah putih untuk batu negatif. Unsur gradasi
terdapat pada penggunaan alat yang melibatkan indera peraba dan indera penglihatan serta alat yang dapat digunakan pada jenjang kelas I sampai VI. Nilai
pengendali kesalahan terdapat pada lubang papan yang hanya dapat ditempati oleh satu batu dan kartu soal yang memuat kunci jawaban. Nilai kemandirian terdapat
pada alat peraga papan bilangan bulat yang dapat digunakan siswa secara mandiri serta dapat melatih kemampuan siswa untuk berhitung bilangan bulat. Nilai
kontekstual terdapat pada pemanfaatan potensi lokal di lingkungan sekolah sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga yaitu batu dan papan kayu jati.
2.1.2.4 Tujuan Penggunaan Alat Peraga