sikap tahu mengapa, keterampilan tahu bagaimana, dan pengetahuan tahu apa yang terintegrasi. Berkaitan dengan esensi kebijakan produktif, kreatif, dan
inovatif pengembangan kurikulum dengan mengintegrasikan materi literasi dalam pembelajaran dapat diterapkan.
Pembekalan keterampilan literasi informasi dalam konteks pembelajaran merupakan sebuah upaya dalam mewujudkan pembelajar yang mandiri sepanjang
hayat sejalan dengan Undang-undang UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS pasal 1. Dengan demikian setelah peserta
didik melampaui pendidikan formal tingkat dasar dan menengah yang telah memperlengkapi mereka dengan keterampilan literasi informasi maka mereka
akan membawa keterampilan ini masuk dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Lebih dari itu, dalam menghadapi masalah di segala aspek kehidupan
mereka, keterampilan ini akan sangat menolong mereka dalam membuat keputusan yang tepat. Akhirnya, pembelajaran seumur hidup diharapkan menjadi
bagian dari gaya hidup. Gambar 1 Model Literasi Informasi
10
2.8 Pengembangan Kurikulum
Sapriya dkk 2009 menjelaskan bahwa pada umumnya kurikulum terkait dengan pengalaman yang harus dikuasai dan rencana serta target yang perlu
dicapai. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan
tertentu.
Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 kemudian direvisi menjadi Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, maka tidak ada lagi kurikulum yang bersifat terpusat pada kurikulum nasional sehingga dalam penyusunan dan
operasionalnya menjadi kewenangan masing-masing satuan pendidikan. Satu hal yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan kurikulum adalah tantangan
zaman dalam bidang pengembangan karakter bangsa menjawab kemajuan aneka teknologi yang berkembang cepat didukung dengan canggihnya informasi
komunikasi di era digital Educare, 2013. Dengan demikian pengembangan kurikulum dengan mengintegrasikan meteri literasi informasi dalam kegiatan
pembelajaran dapat diterapkan.
2.9 Identifikasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2004 kata identifikasi, meng identifikasi berarti menentukan, kemudian menetapkan. Dalam penelitian ini,
identifikasi merupakan suatu proses untuk menentukan secara objektif tentang literasi informasi berbasis teknologi informasi yang sudah diterapkan beserta
kompetensi literasi digital sebagai pendukungnya, kemudian mempertimbangkan untuk menetapkan apa yang akan diimplementasikan disesuaikan dengan kondisi
terkini.
Identifikasi untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran literasi informasi berbasis teknologi informasi serta kompetensi literasi informasi yang dimiliki
peserta didik menggunakan model literasi informasi yang telah diterapkan di sekolah Madania. Untuk kuesioner mengacu pada standar yang dibuat oleh
TRAILS Tools for Real Time Assesment of Information Literacy Skill dan untuk pertanyaannya disesuaikan dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku di
Indonesia. TRAILS merupakan proyek Kent State University Libraries Amerika Serikat sebagai alat yang akan memberikan gambaran tentang pemahaman
terhadap konsep literasi informasi bagi peserta didik dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah. TRAILS telah digunakan lebih dari 8.900
pustakawan di Amerika Serikat dan 30 negara serta diberikan lebih dari 288.000 peserta didik.
Dalam penelitian ini model dan unsur-unsur literasi informasi yang diterapkan di sekolah Madania, serta SPCLC digital literacy standards dijadikan
benchmark. Sedangkan bencmark menurut Oxford School Dictionary 2011 adalah a standard by which something can be judged or measured.