Literasi Digital dan Standar Literasi Digital

10

2.8 Pengembangan Kurikulum

Sapriya dkk 2009 menjelaskan bahwa pada umumnya kurikulum terkait dengan pengalaman yang harus dikuasai dan rencana serta target yang perlu dicapai. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 kemudian direvisi menjadi Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, maka tidak ada lagi kurikulum yang bersifat terpusat pada kurikulum nasional sehingga dalam penyusunan dan operasionalnya menjadi kewenangan masing-masing satuan pendidikan. Satu hal yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan kurikulum adalah tantangan zaman dalam bidang pengembangan karakter bangsa menjawab kemajuan aneka teknologi yang berkembang cepat didukung dengan canggihnya informasi komunikasi di era digital Educare, 2013. Dengan demikian pengembangan kurikulum dengan mengintegrasikan meteri literasi informasi dalam kegiatan pembelajaran dapat diterapkan.

2.9 Identifikasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2004 kata identifikasi, meng identifikasi berarti menentukan, kemudian menetapkan. Dalam penelitian ini, identifikasi merupakan suatu proses untuk menentukan secara objektif tentang literasi informasi berbasis teknologi informasi yang sudah diterapkan beserta kompetensi literasi digital sebagai pendukungnya, kemudian mempertimbangkan untuk menetapkan apa yang akan diimplementasikan disesuaikan dengan kondisi terkini. Identifikasi untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran literasi informasi berbasis teknologi informasi serta kompetensi literasi informasi yang dimiliki peserta didik menggunakan model literasi informasi yang telah diterapkan di sekolah Madania. Untuk kuesioner mengacu pada standar yang dibuat oleh TRAILS Tools for Real Time Assesment of Information Literacy Skill dan untuk pertanyaannya disesuaikan dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku di Indonesia. TRAILS merupakan proyek Kent State University Libraries Amerika Serikat sebagai alat yang akan memberikan gambaran tentang pemahaman terhadap konsep literasi informasi bagi peserta didik dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah. TRAILS telah digunakan lebih dari 8.900 pustakawan di Amerika Serikat dan 30 negara serta diberikan lebih dari 288.000 peserta didik. Dalam penelitian ini model dan unsur-unsur literasi informasi yang diterapkan di sekolah Madania, serta SPCLC digital literacy standards dijadikan benchmark. Sedangkan bencmark menurut Oxford School Dictionary 2011 adalah a standard by which something can be judged or measured. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berfokus di pendidikan dasar, dimana tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan menengah BSNP, 2006. Sistem pendidikan kita dewasa ini sebagian besar dibangun dengan mengacu pada pendidik bukan peserta didik. Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Student-Centered Learning, yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan. Melalui sistem Student-Centered Learning yang menghargai keunikan individu dari setiap peserta didik, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara dalam gaya belajarnya, tiap peserta didik disiapkan untuk dapat menghargai diri sendiri, orang lain serta perbedaan, menjadi bagian dari masyarakat yang demokratis dan berwawasan global. Sistem pendidikan seperti inilah yang perlu dikembangkan agar materi literasi informasi dapat diterapkan. Di tengah keberagaman bentuk dan jenis informasi, maka kita dalam hal ini peserta didik dituntut tidak hanya dapat membaca dan menulis bahan tertulis dalam bentuk buku atau tercetak saja, tetapi juga bentuk-bentuk lain seiring dengan perkembangan teknologi. Menurut Eisenberg 2004, keterampilan literasi informasi juga harus didukung oleh keterampilan literasi yang lain, seperti: literasi visual, literasi media, literasi komputer dan literasi digital. Pada penelitian ini keterampilan pendukung literasi informasi dibatasi pada keterampilan literasi digital yang terdiri dari lima standar dasar keterampilan literasi digital: penggunaan komputer dasar basic computer use, internet, email, pengolah kata wordprocessing. Untuk mengetahui pemahaman literasi informasi dan literasi digital diperlukan proses identifikasi adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Dalam penelitian ini, identifikasi merupakan suatu proses untuk menentukan secara objektif tentang literasi informasi berbasis teknologi informasi yang sudah diterapkan beserta kompetensi literasi digital sebagai pendukungnya, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk merekomendasikan apa yang bisa diimplementasikan dalam pengembangan kurikulum.