Analisis Sosial Metode Pengolahan Data

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Situasional

4.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Bandung. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 176.240 ha BPS Kab. Bandung 2013, yang terletak pada 107°22 – 108° 50 Bujur Timur dan 64°1 – 7°19 Lintang Selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Bandung adalah: • bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang; • bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; • bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; • bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan dan 278 desa, yang mana tiga desa diantaranya sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Patrolsari di Kecamatan Arjasari, Desa Girimekar di Kecamatan Cilengkrang, dan Desa Bojongemas di Kecamatan Solokanjeruk. Penduduk di Kabupaten Bandung sebanyak 3.351 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 19.01 orangha. Kepadatan penduduk Kecamatan Arjasari, Cilengkrang, dan Solokanjeruk yaitu 14.47, 16.37, dan 33.24 orangha BPS Kab. Bandung 2013. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan dan perbukitan yang mengelilingi Kota Bandung, dengan ketinggian antara 500 – 1 800 mdpl. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan curah hujan antara 1 500 – 4 000 mmtahun. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap suhu udara yang berkisar antara 12°C – 24°C. Kelembaban udara di Kabupaten Bandung yaitu 78 saat musim hujan dan 70 saat musim kemarau. Umumnya kondisi lingkungan desa di Kabupaten Bandung masih asri Gambar 5. Gambar 5 Kondisi lingkungan desa dan lahan pertanian di Kabupaten Bandung Lahan pertanian di Kabupaten Bandung didominasi lahan basah atau sawah yang banyak terhampar di wilayah cekungan Bandung. Luas panen padi sawah pada tahun 2012 mencapai 78 029 ha dengan produksi sebanyak 520 437 ton. Pertanian lahan kering di Kabupaten Bandung yang banyak ditemui berupa talun dan tegalan. Luas lahan perkebunan pada tahun 2012 sekitar 52 921 ha BPS Kab. Bandung 2013. Lahan kering dipergunakan untuk budidaya aneka tanaman pangan seperti singkong, jagung, pisang, terong, kangkung, caisin, bawang, dan tomat. Komoditas andalan kabupaten ini yaitu teh, kopi, dan cengkeh. Tanah jenis andosol, mediteran, dan aluvial yang ada di kabupaten ini cocok digunakan sebagai lahan pertanian. 4.1.1.1. Lingkungan Desa di Kabupaten Bandung Desa Patrolsari berada di ketinggian 835 mdpl dan merupakan lokasi peneliti- an yang tertinggi. Kondisi demikian berdampak pada suhu udara yang sejuk dan udara yang cukup lembab sehingga sesuai untuk tumbuhan dataran tinggi. Akses jalan ke lokasi pekarangan sampel cukup jauh dari jalan arteri Kabupaten Bandung namun masih ada jalan kabupaten yang bisa dilalui kendaraan beroda empat dan truk beroda enam. Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan pekarangan di Desa Patrolsari yaitu sumur 80, kolam ikan, dan air hujan Tabel 5. Desa Patrolsari memiliki komoditas pertanian unggulan yaitu tanaman hanjeli yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pati dan diolah menjadi berbagai pangan alternatif. Desa Girimekar berada di ketinggian 750 mdpl dengan sebagian wilayah desa yang berupa lereng dataran tinggi, sehingga akses jalannya cukup terjal mencapai kemiringan 45 o . Warga desa yang ingin membeli kebutuhan pangan harus pergi ke pasar dengan jarak sekitar 3 km, sehingga mereka mengandalkan warung terdekat. Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan pekarangan di sana yaitu sumur, saluran irigasi, kolam ikan, dan air hujan Tabel 5. Warga desa ini membuat saluran air dari mata air, namun lebih banyak mengandalkan air sumur 40 terutama pada musim kemarau. Suhu udara yang sejuk dan tersedianya air akan mendukung pertumbuhan berbagai tanaman dataran tinggi, tidak terkecuali padi sawah. Potensi lokal sekaligus komoditas pertanian andalan desa ini yaitu padi dan cengkeh. Desa Bojongemas berada di ketinggian yang kurang lebih sama dengan Kota Bandung yaitu 650 mdpl Tabel 5, sehingga suhu udaranya masih cukup sejuk. Akses jalan menuju lokasi penelitian mudah dilalui karena dekat dari jalan arteri Kabupaten Bandung dan jalannya cukup lebar. Penggunaan lahan masih didominasi oleh pertanian, terutama berupa padi sawah dan kebun. Sumber air yang digunakan untuk pengairan pekarangan di Desa Bojongemas yaitu sumur, kolam ikan, dan air hujan. Ada 80 warga yang memanfaatkan air sumur, terutama selama musim kemarau. Pada saat musim hujan desa ini kerap mengalami banjir karena luapan dari sungai Citarum sehingga merusak tanaman pertanian. Bencana banjir juga merugikan pemilik kolam ikan karena banyak ikan yang hilang bila terjadi banjir. Komoditas pertanian andalan Desa Bojongemas yaitu padi sawah. Tabel 5 Kondisi lingkungan desa lokasi penelitian di Kabupaten Bandung Nama Desa Ketinggian mdpl Jarak ke kota km Sumber air pekarangan Komoditas andalan sumur kolam irigasi hujan Patrolsari 835 11.0 80 10 10 Hanjeli Girimekar 750 6.0 40 10 30 20 Cengkeh Bojongemas 650 8.0 80 20 Padi 4.1.1.2. Pekarangan Kampung di Kabupaten Bandung Pekarangan di Desa Patrolsari, Girimekar, dan Bojongemas memiliki ukuran rata-rata seluas 190 m 2 , 457 m 2 , dan 212 m 2 sebagai tempat bertani skala rumah tangga. Ukuran pekarangan terbesar di ketiga desa ini adalah 368 m 2 , 950 m 2 , dan 565 m 2 , sedangkan ukuran terkecilnya masing-masing yaitu 73 m 2 , 136 m 2 , dan 20 m 2 Tabel 6. Seluruh pekarangan di ketiga desa ini memiliki zona depan yang biasa disebut buruan. Warga desa biasa memanfaatkan zona depan untuk tempat bersosialisasi dengan tetangga. Ada 70 pekarangan di Desa Bojongemas yang memiliki zona belakang, sedangkan di Desa Girimekar hanya 40 yang memiliki