Analisis Hasil Pekarangan dan Nilai Ekonomi Produk
                                                                                4.1.1.1. Lingkungan Desa di Kabupaten Bandung
Desa Patrolsari berada di ketinggian 835 mdpl dan merupakan lokasi peneliti- an  yang  tertinggi. Kondisi  demikian berdampak  pada suhu udara  yang sejuk dan
udara  yang cukup lembab sehingga sesuai untuk tumbuhan dataran tinggi. Akses jalan ke lokasi pekarangan sampel cukup jauh dari jalan arteri Kabupaten Bandung
namun  masih ada jalan kabupaten  yang bisa dilalui kendaraan beroda empat dan truk beroda enam. Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan pekarangan di
Desa  Patrolsari  yaitu  sumur  80,  kolam  ikan,  dan  air  hujan  Tabel  5.  Desa Patrolsari memiliki komoditas pertanian unggulan yaitu tanaman hanjeli yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber pati dan diolah menjadi berbagai pangan alternatif.
Desa Girimekar berada di ketinggian 750 mdpl dengan sebagian wilayah desa yang berupa lereng dataran tinggi, sehingga akses jalannya cukup terjal mencapai
kemiringan 45
o
. Warga desa yang ingin membeli kebutuhan pangan harus pergi ke pasar dengan jarak sekitar 3 km, sehingga mereka mengandalkan warung terdekat.
Sumber air  yang dimanfaatkan untuk  pengairan  pekarangan di  sana  yaitu sumur, saluran irigasi, kolam ikan, dan air hujan Tabel 5. Warga desa ini membuat saluran
air dari mata air, namun lebih banyak mengandalkan air sumur 40 terutama pada musim  kemarau.  Suhu  udara  yang  sejuk  dan  tersedianya  air  akan  mendukung
pertumbuhan berbagai tanaman dataran tinggi, tidak terkecuali padi sawah. Potensi lokal sekaligus komoditas pertanian andalan desa ini yaitu padi dan cengkeh.
Desa Bojongemas berada di ketinggian yang kurang lebih sama dengan Kota Bandung  yaitu  650  mdpl  Tabel  5,  sehingga  suhu  udaranya  masih  cukup  sejuk.
Akses jalan menuju lokasi penelitian mudah dilalui karena dekat dari jalan arteri Kabupaten Bandung dan jalannya cukup lebar. Penggunaan lahan masih didominasi
oleh pertanian, terutama berupa padi sawah dan kebun. Sumber air yang digunakan untuk pengairan pekarangan di Desa Bojongemas yaitu sumur, kolam ikan, dan air
hujan.  Ada  80  warga  yang  memanfaatkan  air  sumur,  terutama  selama  musim kemarau.  Pada  saat  musim  hujan desa ini kerap  mengalami  banjir  karena luapan
dari  sungai  Citarum  sehingga  merusak  tanaman  pertanian.  Bencana  banjir  juga merugikan pemilik kolam ikan karena banyak ikan yang hilang bila terjadi banjir.
Komoditas pertanian andalan Desa Bojongemas yaitu padi sawah.
Tabel 5 Kondisi lingkungan desa lokasi penelitian di Kabupaten Bandung
Nama Desa Ketinggian
mdpl Jarak ke
kota km Sumber air pekarangan
Komoditas andalan
sumur kolam
irigasi hujan
Patrolsari 835
11.0 80
10 10
Hanjeli Girimekar
750 6.0
40 10
30 20
Cengkeh Bojongemas
650 8.0
80 20
Padi
4.1.1.2. Pekarangan Kampung di Kabupaten Bandung
Pekarangan di Desa Patrolsari, Girimekar, dan Bojongemas memiliki ukuran rata-rata seluas 190 m
2
, 457 m
2
, dan 212 m
2
sebagai  tempat  bertani  skala rumah tangga. Ukuran pekarangan terbesar di ketiga desa ini adalah 368 m
2
, 950 m
2
, dan 565  m
2
,  sedangkan  ukuran  terkecilnya  masing-masing  yaitu  73  m
2
,  136  m
2
,  dan 20 m
2
Tabel 6. Seluruh pekarangan di ketiga desa ini memiliki zona depan yang biasa disebut buruan. Warga desa biasa memanfaatkan zona depan untuk tempat
bersosialisasi  dengan  tetangga.  Ada  70  pekarangan  di  Desa  Bojongemas  yang memiliki zona belakang, sedangkan di Desa Girimekar hanya 40 yang memiliki