yaitu: 1 kurang dari Rp 500 000, 2 Rp 500 001 – Rp 1 000 000, 3 Rp 1 000 001
– Rp 1 500 000, 4 Rp 1 500 001 – Rp 2 000 000, 5 Rp 2 000 001 – Rp 2 500 000, dan 6 Rp 2 500 001
– Rp 3 000 000. Pendapatan ini tidak termasuk pendapatan bulanan dari suami atau anaknya. Besarnya pendapatan tambahan dari pekarangan
akan dibandingkan dengan nilai pendapatan responden untuk diketahui persentase kontribusi hasil pengelolaan pekarangan terhadap pendapatan responden.
3.4.3. Analisis Hasil Pekarangan dan Nilai Ekonomi Produk
1. Analisis hasil dari panen tanaman, ternak, dan ikan di pekarangan dilakukan
sebagai berikut: a.
Menghitung rata-rata produksi tanaman pekarangan per fungsi Arifin 1998, ternak, dan ikan dalam satu tahun.
b. Digunakan kalender tanam sebagai referensi siklus tanaman semusim.
c. Digunakan referensi umur panen hewan ternak dan ikan budidaya.
d. Satuan-satuan lokal yang ditemui saat survei seperti ikat atau karung
dikalibrasi dengan satuan baku yakni kilogram kg. 2.
Analisis pemanfaatan hasil panen pekarangan dilakukan dengan pengelom- pokkan hasil atau produk dari pekarangan sesuai keinginan pemiliknya. Lalu
diperoleh tiga kelompok pemanfaatan produk pekarangan, yaitu konsumsi rumah tangga, dibagikan ke tetangga, dan dijual ke pasar.
3. Analisis nilai ekonomi hasil panen di pekarangan dilakukan dengan cara:
a. Harga komoditas pertanian yang digunakan adalah harga beli pada saat
survei di masing-masing kabupaten dalam satuan rupiah Rp. b.
Penghematan rumah tangga dihitung melalui valuasi hasil panen dari pekarangan yang dikonsumsi oleh anggota rumah tangga dengan harga
komoditas yang serupa di pasaran;
c. Kontribusi sosial dihitung melalui valuasi hasil panen yang diberikan
ke tetangga atau saudara dengan harga komoditas yang serupa di pasar. d.
Menghitung tambahan nilai ekonomi bagi rumah tangga dengan valuasi hasil produksi pekarangan yang dijual ke pasar.
e. Pendapatan tambahan ini dihitung dalam waktu satu tahun, sehingga
perhitungannya disesuaikan dengan jumlah panen dalam setahun.
3.4.4. Penyusunan Rekomendasi Pengelolaan Pekarangan
Penyusunan rekomendasi dimulai dari kajian tujuan pertama karakteristik agroekosistem dan pengelolaan pekarangan kampung, kedua hasil produksi dan
nilai ekonomi produk pekarangan, dan kelembagaan serta kebijakan yang terkait pengelolaan pekarangan kampung. Tahap diskusi bersama pihak-pihak yang terkait
pengelolaan pekarangan kawasan dilakukan untuk memperoleh informasi yang komprehensif. Pihak yang terkait tersebut yaitu KWT, penyuluh atau pendamping
KWT, perangkat desa, dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di kabupaten. Bentuk diskusi dilakukan personal maupun dalam forum grup diskusi yang mana
menghadirkan pakar pekarangan dari institusi pendidikan. Perumusan dilakukan secara deskriptif berdasarkan informasi yang dihimpun dan data hasil analisis.
Berbagai macam parameter tersebut dikelompokkan menurut analisis yang digunakan pada setiap tujuan. Secara umum meliputi analisis agroekosistem, sosial,
dan ekonomi, sebagai penunjang keberlanjutan pengelolaan pekarangan kampung. Matriks keterkaitan antara tujuan, standar, metode, alat, dan analisis yang dilakukan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Analisis, standar, metode, dan analisis dalam mengolah data
Tujuan Standar
Metode Alat
Analisis
1. Analisis karakteristik agroekosistem pekarangan kampung
a. Kondisi
lingkungan Ketinggian lokasi mdpl,
suhu udara
o
C, curah hujan mmtahun, dan
jarak desa ke kota km survei dan
tinjauan pustaka
lembar survei
Karakteristik agro- ekosistem kawasan
dan komoditas pertanian lokal
b. Ukuran
Klasifikasi Arifin 1998: 1. sempit 120 m
2
2. sedang 120 – 400 m
2
3. besar 400 – 1000 m
2
4. sangat besar 1000 m
2
survei meteran
dan lembar survei
Ukuran pekarangan minimum, rata-rata,
dan maksimum di lokasi penelitian
c. Zonasi
Klasifikasi menurut Arifin 1998: a zonasi depan, b
samping, dan c belakang survei
kamera digital,
catatan Intensitas zonasi
setiap ukuran pekarangan
d. Keragaman
vertikal tanaman
strata Klasifikasi Arifin 1998:
1. Strata V 10 m 2. Strata IV 5-10 m
3. Strata III 2-5 m 4. Strata II 1-2 m
5. Strata I 1 m survei
abney level, lembar
survei, dan kamera
digital Keanekaragaman jenis
dan jumlah spesies tanaman pekarangan
berdasarkan strata
e. Keragaman
horizontal tanaman
dan hewan ternak
fungsi Klasifikasi fungsi tanaman
Arifin 1998: tanaman hias, obat, sayur, buah,
bumbu, penghasil pati, industri, dan tanaman
lainnya. Jenis dan jumlah ternak serta ikan.
survei dan wawancara
lembar survei, dan
kamera digital
Keanekaragaman jenis dan jumlah spesies
tanaman dan hewan ternak di pekarangan
berdasarkan fungsi
2. Analisis pengelolaan pekarangan kampung
Demografi pengelola
pekarangan kampung
1 umur, 2 tingkat pendidikan,
3 jenis pekerjaan, 4 pendapatan,
5 kondisi kebun bibit wawancara
lembar kuesioner
1 umur produktif, 2 pemahaman kerja dan
ilmu pertanian, 3 4 waktu mengelola
pekarangan dan status sosial, 5 kelanjutan
suplai bibit tanaman
3. Analisis pemanfaatan dan nilai ekonomi produk pekarangan kampung
a. Hasil panen
pekarangan Dikonversi dalam satuan
kilogram kg per tahun survei dan
wawancara lembar
kuesioner Jumlah produk dari
pekarangan kampung b.
Distribusi hasil dari
pekarangan 1.
Dikonsumsi sendiri 2.
Dibagikan ke tetangga 3.
Dijual ke warungpasar survei dan
wawancara lembar
kuesioner Konsumsi rumah
tangga, kepedulian sosial, dan penjualan
c. Nilai
ekonomi produk
1. Penghematan biaya
2. Sumbangan sosial
3. Pendapatan tambahan
wawancara, konversi
nilai produk lembar
kuesioner, harga pasar
Nilai penghematan biaya, kepentingan
sosial, dan pendapatan d.
Produk- tivitas
Nilai ekonomi pekarangan per satuan meter persegi
perhitungan data produk
dan luas lahan
Tingkat produktivitas pekarangan kawasan
4. Rekomendasi pengelolaan pekarangan kampung sebagai agroekosistem dalam menunjang ketahanan pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan
Penyusunan rekomendasi dalam pengelolaan pekarangan kampung oleh
KWT sebagai suatu agroekosistem untuk menunjang ketahanan pangan
yang berkelanjutan wawancara
dan diskusi kelompok
FGD Lembar
kuesioner, notulensi
FGD Persepsi pihak terkait
tentang pengelolaan pekarangan kampung
dan penjualan produk secara kolektif