Analisis Karakteristik Pekarangan Metode Pengolahan Data

Tabel 4 Analisis, standar, metode, dan analisis dalam mengolah data Tujuan Standar Metode Alat Analisis 1. Analisis karakteristik agroekosistem pekarangan kampung a. Kondisi lingkungan Ketinggian lokasi mdpl, suhu udara o C, curah hujan mmtahun, dan jarak desa ke kota km survei dan tinjauan pustaka lembar survei Karakteristik agro- ekosistem kawasan dan komoditas pertanian lokal b. Ukuran Klasifikasi Arifin 1998: 1. sempit 120 m 2 2. sedang 120 – 400 m 2 3. besar 400 – 1000 m 2 4. sangat besar 1000 m 2 survei meteran dan lembar survei Ukuran pekarangan minimum, rata-rata, dan maksimum di lokasi penelitian c. Zonasi Klasifikasi menurut Arifin 1998: a zonasi depan, b samping, dan c belakang survei kamera digital, catatan Intensitas zonasi setiap ukuran pekarangan d. Keragaman vertikal tanaman strata Klasifikasi Arifin 1998: 1. Strata V 10 m 2. Strata IV 5-10 m 3. Strata III 2-5 m 4. Strata II 1-2 m 5. Strata I 1 m survei abney level, lembar survei, dan kamera digital Keanekaragaman jenis dan jumlah spesies tanaman pekarangan berdasarkan strata e. Keragaman horizontal tanaman dan hewan ternak fungsi Klasifikasi fungsi tanaman Arifin 1998: tanaman hias, obat, sayur, buah, bumbu, penghasil pati, industri, dan tanaman lainnya. Jenis dan jumlah ternak serta ikan. survei dan wawancara lembar survei, dan kamera digital Keanekaragaman jenis dan jumlah spesies tanaman dan hewan ternak di pekarangan berdasarkan fungsi 2. Analisis pengelolaan pekarangan kampung Demografi pengelola pekarangan kampung 1 umur, 2 tingkat pendidikan, 3 jenis pekerjaan, 4 pendapatan, 5 kondisi kebun bibit wawancara lembar kuesioner 1 umur produktif, 2 pemahaman kerja dan ilmu pertanian, 3 4 waktu mengelola pekarangan dan status sosial, 5 kelanjutan suplai bibit tanaman 3. Analisis pemanfaatan dan nilai ekonomi produk pekarangan kampung a. Hasil panen pekarangan Dikonversi dalam satuan kilogram kg per tahun survei dan wawancara lembar kuesioner Jumlah produk dari pekarangan kampung b. Distribusi hasil dari pekarangan 1. Dikonsumsi sendiri 2. Dibagikan ke tetangga 3. Dijual ke warungpasar survei dan wawancara lembar kuesioner Konsumsi rumah tangga, kepedulian sosial, dan penjualan c. Nilai ekonomi produk 1. Penghematan biaya 2. Sumbangan sosial 3. Pendapatan tambahan wawancara, konversi nilai produk lembar kuesioner, harga pasar Nilai penghematan biaya, kepentingan sosial, dan pendapatan d. Produk- tivitas Nilai ekonomi pekarangan per satuan meter persegi perhitungan data produk dan luas lahan Tingkat produktivitas pekarangan kawasan 4. Rekomendasi pengelolaan pekarangan kampung sebagai agroekosistem dalam menunjang ketahanan pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan Penyusunan rekomendasi dalam pengelolaan pekarangan kampung oleh KWT sebagai suatu agroekosistem untuk menunjang ketahanan pangan yang berkelanjutan wawancara dan diskusi kelompok FGD Lembar kuesioner, notulensi FGD Persepsi pihak terkait tentang pengelolaan pekarangan kampung dan penjualan produk secara kolektif

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Situasional

4.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Bandung. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 176.240 ha BPS Kab. Bandung 2013, yang terletak pada 107°22 – 108° 50 Bujur Timur dan 64°1 – 7°19 Lintang Selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Bandung adalah: • bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang; • bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; • bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; • bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan dan 278 desa, yang mana tiga desa diantaranya sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Patrolsari di Kecamatan Arjasari, Desa Girimekar di Kecamatan Cilengkrang, dan Desa Bojongemas di Kecamatan Solokanjeruk. Penduduk di Kabupaten Bandung sebanyak 3.351 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 19.01 orangha. Kepadatan penduduk Kecamatan Arjasari, Cilengkrang, dan Solokanjeruk yaitu 14.47, 16.37, dan 33.24 orangha BPS Kab. Bandung 2013. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan dan perbukitan yang mengelilingi Kota Bandung, dengan ketinggian antara 500 – 1 800 mdpl. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan curah hujan antara 1 500 – 4 000 mmtahun. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap suhu udara yang berkisar antara 12°C – 24°C. Kelembaban udara di Kabupaten Bandung yaitu 78 saat musim hujan dan 70 saat musim kemarau. Umumnya kondisi lingkungan desa di Kabupaten Bandung masih asri Gambar 5. Gambar 5 Kondisi lingkungan desa dan lahan pertanian di Kabupaten Bandung Lahan pertanian di Kabupaten Bandung didominasi lahan basah atau sawah yang banyak terhampar di wilayah cekungan Bandung. Luas panen padi sawah pada tahun 2012 mencapai 78 029 ha dengan produksi sebanyak 520 437 ton. Pertanian lahan kering di Kabupaten Bandung yang banyak ditemui berupa talun dan tegalan. Luas lahan perkebunan pada tahun 2012 sekitar 52 921 ha BPS Kab. Bandung 2013. Lahan kering dipergunakan untuk budidaya aneka tanaman pangan seperti singkong, jagung, pisang, terong, kangkung, caisin, bawang, dan tomat. Komoditas andalan kabupaten ini yaitu teh, kopi, dan cengkeh. Tanah jenis andosol, mediteran, dan aluvial yang ada di kabupaten ini cocok digunakan sebagai lahan pertanian.