BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Desa Dirun dengan luas 15,40 km
2
terletak di Kecamatan Lamaknen dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Belu dengan luas wilayah adalah
21.431 ha yang terdiri dari dataran 940 ha, lerengbukit 19.419,5 ha dan pemukiman 1.071,5 ha. Dengan demikian diketahui Kecamatan Lamaknen sebagian besar
lerengperbukitan 90,5, dataran 4,5 dan pemukiman 5. Adapun batas-batasnya sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Raihat
Sebelah Selatan : Negara Timor Leste
Sebelah Timur : Negara Timor Leste
Sebelah Barat : Kecamatan Lasiolat dan Tasifeto Timur.
4.2 Topografi dan Iklim
Topografi Desa Dirun dan Kecamatan Lamaknen pada umumnya didominasi oleh pegunungan, perbukitan, bergelombang dengan variasi lereng-lereng yang curam
dengan kemiringan 8-40 dan melengkung membentuk lembah serta lahan yang datar sangat jarang dijumpai seperti terlihat pada Gambar 2 dengan ketinggian 600-
800 mdpl. Sementara itu, berdasarkan pembagian tipe iklim Schmidt Ferguson
Orneling 1955 pulau Timor pada umumnya yang termasuk pula Kecamatan Lamaknen di dalamnya adalah termasuk tipe iklim E F. Iklim ini dipengaruhi oleh
iklim Australia yang ditandai oleh kekeringan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Adapun lamanya musim kemarau adalah 7-9 bulan, musim hujan hanya selama 3-5
bulan. Pada tipe iklim ini, seperti di wilayah Kecamatan Lamaknen dapat ditemukan
adanya padang savana Fulan Fehan yang berada dalam kawasan hutan Lindung Kelompok Gunung Lakaan seperti terlihat pada Gambar 2.
Air merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan budidaya pertanian. Sebagian besar wilayah ini adalah lahan kering, oleh karenanya
sangat membutuhkan curah hujan yang memadai baik intensitas maupun distribusinya selama setahun. Bagi daerah perbukitanlereng tingginya curah hujan
dalam suatu waktu tertentu bisa berakibat erosi maupun tanah longsor. Sebaliknya curah hujan yang kurang dari 3 bulan atau tidak menentu akan mengakibatkan gagal
panen jagung, padi ladang, kacang-kacangan dan umbi-umbian.
Gambar 2 Desa Dirun dan padang savana Fulan Fehan
4.3 Geologi dan tanah
Dalam peta Geologi NTT yang bersumber pada “Geological survey Washingfton D.C 1985”, kawasan Kecamatan Lamaknen didentifisir ke dalam
formasi batuan Bobonaro, namun berdasarkan hasil survey geologi Indonesia dan data-data lapangan oleh Morton 1975, kawasan tersebut dan daerah sekitarnya
diindikasikan sebagai tanah Napal tercampur batuan pasir dan lumpur, yang proses kejadiannya diperkirakan sejak zaman Miosin Atas hingga kini sejak 30 tahun
hingga sekarang. Menurut peta tanah bagan yang bersumber pada lembaga penelitian tanah bogor LPT Bogor, maka jenis tanah yang terdapat di wilayah Kecamatan
Lamaknen adalah jenis tanah litosol. Warna tanah bervariasi antara coklat gelap dark brown dan coklat sangat gelap very dark brown hingga hitam. Tingkat keasaman
tanah ph di dalam kawasan yang berkisar antara 6-7 normal.