sesajian dan pemotongan hewan yang dikurbankan. Keyakinan mereka, ketika terjadi gangguan terhadap hutan ini, misalnya pengambilan atau penebangan pohon di
tempat ini maka akan terjadi malapetaka yang besar seperti hujan dan angin yang besar sehingga keberadaan hutan ini tetap lestari.
Gambar 19 Zobug por dan bosok
Tempat-tempat lain seyogianya zobuq por yang dijaga kelestarian oleh mereka adalah tempat-tempat yang di dalamnya terdapat sumber-sumber air yang
dikenal dengan istilah “Il por Il giral”. Tumbuhan –tumbuhan yang ada di sekitar sumber air tidak boleh ditebang. Pada umumnya di lokasi Dirun terdapat banyak
sumber mata air dan tempat-tempat tersebut yang terdapat di lahan milik suku tertentu maka di dalamnya terdapat Bosok sebagai tempat ritual suku tersebut. Il por
ini diyakini sebagai sumber daya kehidupan Suku. Melalui Il giral ini mereka melihat suatu keajaiban yaitu kehidupan dialirkan kepada mereka.
Pengalaman dan aktivitas ritual di tempat-tempat tersebut berkembang secara terus-menerus dari generasi ke generasi hingga saat ini, sehingga seolah-olah telah
menjadi “Tulang rusuk” bagi masyarakat setempat. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat memohon kesembuhan dari sakit yang berkepanjangan, memohon
kekuatan dan berkah yang cukup dalam hidupnya.
5.2.2 Kawasan dilindungi Natal gol mil
Istilah ini digunakan untuk menyebut tempat-tempat yang banyak ditumbuhi pinang Areca catechu dan sirih Piper betle baik yang sengaja ditanami ataupun
tumbuh dengan sendirinya sehubungan dengan kegunaannya yang sangat tinggi. Ada pun tempat-tempat yang sengaja ditanami pinang Areca catechu adalah tempat-
tempat dekat mata air atau sepanjang aliran sungai yang dimaksudkan untuk menjaga erosi akibat aliran air yang deras. Hal ini merupakan suatu bentuk praktek konservasi.
Gambar 20 Natal gol mil
5.2.3 Aturan larangan Gole Obon
Gole obon ini merupakan bentuk larangan dari kalangan masyarakat yang
telah dipahami bersama baik berupa kelompok atau perorangan terhadap hak miliknya agar tidak dirusak ataupun diambil orang. Pada umumnya masyarakat
membuat larangan terhadap sumberdaya alam berupa pengambilan spesies-spesies tanaman tertentu pada areal lahan yang dimiliknya yang diperuntukkan guna
pendewasaanpemasakan tanah di bawahnya. Larangan ini berupa penggantungan daun dari jenis tanaman yang tidak boleh diambil. Kemudian, apabila pelanggaran
dilakukan pada tanaman-tanaman berbuah pada umumnya maka pada gole obon tersebut biasanya diberitahukan bentuk penyakit yang akan diderita oleh
pelanggarnya dan penyembuhannya hanya bisa disembuhkan oleh pihak yang membuat larangan tersebut dan pada gole obon biasanya disertakan sepasang kaki
kambing atau sapi yang artinya bahwa apabila ada pelanggaran, maka dikenakan sanksi berupa ternak seperti yang dipasang gole obon tersebut.
Gambar 21 Gole obon
5.2.4 Pengontrol kelestarian sumberdaya alam Maq legat
Maq legat adalah orang yang ditunjuk dan dilantik oleh kepala dusun untuk
menjaga keutuhan sumberdaya alam seperti hutan-hutan adat, sumber-sumber air yang ada di wilayah tersebut dari perusakan-perusakan baik oleh manusia ataupun
hewan peliharaan berupa sapi atau kuda akibat kelalaian masyarakat. Di samping itu pula, maq legat bertugas mengontrol pengambilan hasil
tanaman milik masyarakat tanpa sepengetahuan pemiliknya. Semua pelanggaran yang ada dikenakan sanksi sesuai dengan berat ringannya kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian tersebut.
5.2.5 Penggunaan lahan
Setiap anggota masyarakat memiliki lahannya masing-masing yang dijadikan sebagai tempat bercocok tanam. Dalam penggunaan lahan ini dibagi menjadi dua
bagian yakni pekarangan kolun dan kebun mar. Kolun merupakan lahan yang letaknya dekat dengan tempat tinggal dan digarap setiap tahunnya dengan luasan