LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP
a. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan
perilakunya. b.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. c.
Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
d. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha
untuk mengurangi disonansi.
3
Tingkat disonansi dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, tingkat kepentingan, atau seberapa signifikan suatu masalah berpengaruh terhadap tingkat
disonansi yang dirasakan. Signifikan atau tidaknya masalah tersebut dapat diindikasi dengan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh seorang diluar
masalahnya. Semakin banyak jumlah aktivitas diluar masalah tersebut maka disonansi akan lebih sedikit dan sebaliknya. Kedua, rasio disonansi yaitu jumlah
kognisi disonan berbanding dengan jumlah kognisi konsonan. Kognisi konsonan merujuk pada perilaku yang relevan sementara kognisi disonan merujuk pada
perilaku yang merujuk pada ketidakseimbangan. Jika rasio kognisi disonan lebih banyak dibandingkan konsonan maka rasionya negatif. Sehingga akan terjadi
inkonsistensi yang akan berdampak pada disonansi. Ketiga, rasionalitas yang digunakan individu untuk menjustifikasi inkonsistensi. Rasionalitas merujuk pada
alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan mengapa sebuah ikonsistensi
3
Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h. 139.
muncul. Makin banyak alasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi masalah yang ada, maka semakin sedikit disonansi yang dirasakan.
4