Analisis Regresi Berganda Uji Hipotesis

1. Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1 2. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, Ghozali, 2007:96.

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian data residual dari suatu pengamatan yang lain. Model yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan melihat grafik scatterplot. Menurut Santoso 2000 dalam Juliandi 2013:176, dasar pengambilan keputusan dalam uji heterokedastisitas adalah : 1. Jika pola tertentu seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik poin-poin menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna listrik prabayar pada PT. PLN Persero Area Lubuk Pakam. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Universitas Sumatera Utara Keterangan : Y = Kepuasan Pelanggan X 1 = Bukti Fisik tangibles X 2 = Kehandalan reliability X 3 = Daya Tanggap responsiveness X 4 = Jaminan assurance X 5 = Empati empathy a = Nilai konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 = Koefisien regresi variabel X e = error term

3.9.2 Uji Hipotesis

3.9.2.1 Uji Parsial Uji-t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan adalah : 1. H : b 1 = 0 Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing- masing variabel independen. 2. Ha : b 1 Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-masing variabel independen. Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Taraf Signifikan α = 0,05 2. Distribusi t dengan derajat kebebasan n Universitas Sumatera Utara 3. Apabila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima 4. Apabila t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.9.2.2 Uji Simultan Uji F

Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah Kualitas Pelayanan yang dimasukan dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan, Ghozali 2011:98. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H : b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 = 0, artinya variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Ha : b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 0, artinya variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Jika probabilitas signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha di tolak 2. Jika probabilitas signifikansi 0.05 maka H ditolak dan Ha diterima

3.9.2.3 Uji Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik tangibles, kehandalan reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance dan empati empathy dalam menerangkan variabel terikat yakni kepuasan pelanggan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. 1. Jika R² berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R ≤ 1, maka variabel bebas X memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara 2. Jika R² = 0, maka kemampuan variabel bebas X dalam menjelaskan variabel terikat Y sangatlah terbatas. Universitas Sumatera Utara 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah keberadaan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923, yakni ketika perusahaan swasta Belanda bernama NV NIGEM OGEM membangun sentral listrik di tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi kantor PLN Cabang Medan yakni di Jl. Listrik No. 12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga oleh NV ANIWM Berastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937. Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, bergeraklah aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI yakni kepada Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Dalam suasana hubungan antara Indonesia dan Belanda yang makin memburuk, maka pada tanggal 3 Oktober 1953 terbitlah Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 Universitas Sumatera Utara