Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini
akan menggunakan lima tipe alternatif jawaban yang mengandung nilai bertingkat yaitu:
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Likert
Skala Pengukuran Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu-ragu R 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono 2012:133
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen
Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang
digunakan.
3.8.1.1 Uji Validitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik, sudah semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas
dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Bila
Universitas Sumatera Utara
koefisien korelasi r lebih besar dari r
tabel
0,361, maka pernyataan tersebut dikatakan valid. Sugiyono,2005:109.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. 3. Nilai r
hitung
dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner
kepada 30 orang responden. Nilai r
tabel
dengan ketentuan df = 30 dan tingkat signifikansi 5 adalah 0,361.
3.8.1.2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Jika variabel
penelitian menggunakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya maka hasil penelitian juga dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, Juliandi dan Irfan
2013:83. Uji realibilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas dimana item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja.
Untuk menguji kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dilakukan analisis reliabilitas berdasarkan teknik Alpha Cronbach α, Arikunto 2006:196.
Teknik Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan
semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kehandalan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha α. Suatu variabel atau instrumen dapat dikatakan reliabel bila mana
Universitas Sumatera Utara
memiliki koefisien kehandalan memberikan nilai sebesar 0,6 atau α 0,6.
Sedangkan bila α 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel. 3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan
sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.8.2.1 Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variable dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan mengikuti distribusi normal dilihat dari penyebaran
data pada sumbu diagonal dari grafik, Ghozali 2005:110. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pedoman model regresi yang bebas
multikol, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1 2. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10,
Ghozali, 2007:96.
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian data residual dari suatu pengamatan yang
lain. Model yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan melihat grafik scatterplot. Menurut Santoso
2000 dalam Juliandi 2013:176, dasar pengambilan keputusan dalam uji heterokedastisitas adalah :
1. Jika pola tertentu seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik poin-poin menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9 Metode Analisis Data