46
C. Dampak dan Perubahan
Beberapa hasil dan dampak dari upaya pengentasan putus sekolah
dan buta aksara dengan melalui peningkatan kapasitas PKBM yang
mandiri dari berkualitas, antara lain sebagai berikut:
1. Tersedia Data Anak Putus Sekolah dan Buta Aksara Secara Periodik.
Tersedia data anak putus sekolah dan buta aksara yang lengkap berisikan nama, alamat, latar belakang penye-bab putus sekolah dan bentuk mata
pencarian yang daat mendukung ekonomi keluarga. Data-data anak putus sekolah dan buta aksara tahun 2011 dan 2012 dimanfaatkan langsung
dalam proses penyusunan program dan anggaran pendidikan.
2. Meningkatnya Dukungan Anggaran Pemerintah Daerah.
Mulai APBD Tahun 2012, telah memuat program dan anggaran terkait: a pengelolaan data dari pelayanan pendi-dikan non formal, b pengembangan
pendidikan keaksaraan dan kesetaraan oleh PKBM, c pembinaan kursus dan kelembagaan yang dikelola PKBM, d penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan non formal serta, e pembangunan Sanggar Kegiatan Belajar SKB masyarakat. Total dana usulan anggaran kegiatan-kegiatan tersebut
pada APBD Tahun 2012 mencapai Rp 370.000.000,- dan sebelumnya dana-
dana sebagaimana tersebut diatas idak ada pada tahun-tahun sebelumnya.
3. Mengurangi jumlah buta aksara dan anak putus sekolah.
Secara nyata, PKBM yang didu-kung secara otomais mulai akif melakukan proses pembelajaran dan lansung tercatat me-nyerap anak putus sekolah
dan buta aksara. Warga belajar bagi 14 PKBM telah menyerap 100 anak putus sekolah pada level sekolah dasar, 15 anak putus sekolah pada level
sekolah ingkat menengah, serta 200 anak buta aksara. Pendekatan ini
prakis langsung tertuju pada upaya mencapai tujuan dua MDGs, yaitu Angka Parisipasi Murni APM.
4. Meningkatkan kuanitas dan kualitas guru mengajar. Jumlah guru sekolah
me ngajar di PKBM, secara langsung telah dicatat oleh Dikmudora dan
47
berkontribusi bagi indi-kator SPM Pendidikan Dasar terkait dengan jumlah jam mengajar guru. Meskipun belum terlalu banyak guru-guru sekolah
yang memanfaatkan pendekatan ini, paling idak proses kearah upaya peningkatan kualitas dan kuanitas jam mengajar guru kian terbuka.
5. PKBM semakin Eksis.
Pada awalnya PKBM-PKBM di Kota Baubau belum dipandang peran dan eksistensinya oleh pemerintah daerah. Program dan anggaran umumnya
hanya bertumpu pada usaha PKBM sendiri dan juga dukungan dana dari Kemendikbud melalui Dinas Pendidikan Provinsi. Penguatan bagi PKBM,
termasuk penguatan Forum PKBM meningkatkan peran dan eksistensinya kemudian, hal ini ditunjukan dengan akses komunikasi antara PKBM dan
instansi lain yang semakin baik.
Beberapa instansi pemerintah daerah mendukung kerja sama dengan PKBM secara langsung, diantaranya: Dinas Perindustrian dan Koperasi
Diperindakop dalam hal pengelolaan usah produksi gerabah dan kerajinan tangan dari PKBM, Dinas Pertanian dan Peternakan dalam hal pengelolaan
produksi pertanian dan peternakan warga belajar PKBM, Badan Pember- dayaan Masyarakat BPM bahkan juga dukungan dana operasional dari
Pertamina.
Selain itu, dari instansi-instansi tersebut, warga belajar PKBM juga memperoleh paket-pa-ket program, seperi pelaihan pengolahan kue
dari rumput laut, pelaihan pembuatan ikan asap oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dll . Bahkan, pada level nasional, Forum PKBM beberapa
kali menghadiri pertemuan regional PKBM yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud sebagai media pengalaman antar
PKBM di Indonesia.
6. Kebijakan Pemerintah Daerah.