37
2. Membangun Komitmen Pimpinan Daerah
Membangun komitmen pimpinan daerah merupakan langkah utama dalam pengelolaan Program Sumikolah. Hasil pendataan pendidikan
dijadikan bahan untuk meyakinkan pimpinan daerah untuk berkomitmen menanganinya. Langkah ini kemudian dituangkan melalui pembacaan Ikrar
Gerakan Sumikolah oleh Bupai dan ketua DPRD. Dalam kegiatan ini juga
hadir berbagai pihak, seperi: Muspida Musyawarah Pimpinan Dae-rah perwakilan dunia usaha, orang tua murid, guru, murid dan Organisasi
Masyarakat Sipil.
3. Membangun Komitmen Orang Tua, Anak Putus Sekolah, dan Pihak Sekolah
Dalam rangka membangun komitmen orangtua, anak putus sekolah, pihak sekolah, dan pemerintah desa, sebuah Tim yang terdiri dari staf Dinas
Dikpora, UPTD dan OMS melakukan kunjungan ke rumah anak-anak putus sekolah. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melakukan pendekatan pada
keluarga atau orang tuawali anak putus sekolah dan memberikan moivasi bagi anak untuk kembali bersekolah. Dalam kunjungan rumah tersebut,
Tim didampingi oleh pemerintah desa setempat dan bersama-sama anak dan orang tuawalinya mendiskusikan penyebab anak putus sekolah serta
mencari solusi agar anak dapat kembali bersekolah. Meskipun pendekatan tersebut bersifat kekeluargaan namun juga dilakukan proses yang sedikit
formal yaitu membuat surat kesepakatan bersama untuk anak kembali bersekolah dan ditandatangani oleh orang tua, kepala sekolah, dan Kepala
DesaLurah. Pembiayaan utama langkah ini adalah biaya transportasi im ke rumah-rumah lokasi anak putus sekolah.
4. Membangun Komitmen Pihak Swasta dan Masyarakat
Guna memperkuat dukungan dari pihak swasta ataupun kelompok masyarakat yang ingin berkontribusi menangani persoalan pendidikan
umumnya dan anak putus sekolah pada khususnya, Proyek BASICS dan Dinas Dikpora Kabupaten Minahasa Utara memfasilitasi pertemuan-
pertemuan dengan pihak swasta. Proses ini mendapatkan apresiasi yang baik dari sejumlah perusahaan dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten
Minahasa Utara, seperi: Perusahaan Tambang MSM Meares Soputan Mining, Kerukunan Perempuan Tonsea, dll.
38
3. Insenif bagi Keluarga Miskin
Dari hasil pendataan anak putus sekolah diketahui bahwa salah satu alasan anak idak bersekolah meskipun biaya sekolah grais adalah karena idak
ada biaya untuk membeli perlengkapan sekolah seragam, sepatu, tas, alat tulis. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Dikpora dan Proyek BASICS
menyediakan insenif berupa perlengkapan sekolah bagi anak-anak yang bersedia kembali ke sekolah, selain jaminan beasiswa siswa miskin dari
pemerintah.
5. Mengembangkan Unit Pelayanan Pendidikan Alternaif
Dalam menyikapi kondisi dimana terdapat anak putus sekolah dari keluarga miskin yang ingin melanjutkan sekolah dengan tetap membantu
perekonomian keluarga maka Dinas Dikpora memperkuat peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM. Selain melaksanakan kegiatan
belajar mengajar Kejar Paket A dan Paket B PKBM juga memberikan pelaihan keterampilan bagi warga belajarnya untuk mengembangkan
usaha-usaha produkif seperi: pertanian cabe dan bawang, pengasapan ikan cakalang, pembuatan abon ikan, dll yang disesuaikan dengan potensi
alam di daerah tersebut. Hasil dari usaha produkif tersebut dipergunakan untuk mendukung operasional PKBM dan menambah pendapatan warga
belajar PKBM. Proyek BASICS memberikan dukungan dana simulan bagi operasional PKBM.
6. Monitoring . Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui layanan sekolah,