Memperkuat Pengelolaan Data Pendidikan. Pengumpulan Data Buta Huruf dan Buta Aksara di Masyarakat. Meyakinkan para pengambil kebijakan. Memperkuat PKBM. Mensinergikan Peran Sekolah dan PKBM. Tersedia Data Anak Putus Sekolah dan Buta Aksara Secara Periodik

44 anak yang idak pernah sekolah, buta aksara idak termuat didalamnya. Hal ini juga mengakibatkan idak adanya alokasi anggaran program bidang pendidikan luar sekolah di Dinas Pendidikan. Keiadaan data anak putus sekolah dan buta aksara menyebabkan Pemerintah Kota Baubau belum menyusun strategi khusus dalam menangani pengentasan anak putus sekolah dan buta aksara. Peta sebaran kantong-kantong anak putus sekolah dan buta aksara belum diketahui secara spesiik. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM di Kota Baubau cukup banyak dan belum berfungsi opimal. Faktanya tercatat ada 14 PKBM yang tersebar di 8 kecamatan Kota Baubau. Keberadaan PKBM tersebut belum ditunjang kebijakan program dan anggaran pemerintah daerah. Proses pembelajaran di PKBM dilakukan secara sukarela, belum dilakukan secara profesional. Umumnya tutor mengajar berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya masing-masing, idak ada pedoman atau kurikulum. Demikian pula proses administrasi bagi warga belajar dan guru mengajar belum dikelola dengan baik dan didokumentasikan oleh Dikmudora. Terdapat beberapa peluang yang dapat diopimalkan, diantaranya: 1 PKBM dan Dikmudora dapat bekerjasama melakukan pendataan anak putus sekolah, buta huruf dan buta aksara; 2 PKBM dapat berkontribusi memberikan proses pembelajaran sekaligus menjawab satu faktor penyebab anak putus sekolah tekanan ekonomi keluarga; 3 PKBM dan sekolah dapat saling bekerjasama dan mendukung proses pembelajaran dan juga transformasi metode pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, kehadiran guru sekolah untuk mengajar di PKBM menjaga kualitas kurikulum pembelajaran bagi warga belajar di PKBM. Pada sisi lain guru tersebut mendapatkan jam mengajar yang lebih serta memiliki keterampilan teknis lain yang idak dimiliki selama mengajar di sekolah, misalnya: pembuatan anyaman rotan, grabah, dll.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan

Sejumlah langkah-langkah yang telah dilakukan di Pemerintah Kota Baubau dalam upaya mengatasi permasalahan putus sekolah dan buta aksara adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat Pengelolaan Data Pendidikan.

Inisiaif ini diawali oleh penyusunan Standar Operasional Prosedur SOP Pendataan Pendidikan. SOP ini merupakan satu upaya menjaring data-data dari sekolah maupun data-data dari masyarakat melalui PKBM. 45

2. Pengumpulan Data Buta Huruf dan Buta Aksara di Masyarakat.

Dikmudora dan PKBM melakukan survei keseluruh rumah-rumah di Kota Baubau. Data tersebut memuat sebaran, jumlah, latar belakang penyebab anak putus sekolah dan buta aksara.

3. Meyakinkan para pengambil kebijakan.

Data hasil survei dipresentasikan kepada Bappeda, DPRD dan Walikota Kota Baubau. Langkah ini berguna untuk mendapat-kan dukungan dan komitmen pengambil kebijakan Kota Baubau, termasuk Walikota Baubau.

4. Memperkuat PKBM.

Penguatan dilakukan pada 14 PKBM yang tersebar di delapan kecamatan melalui peningkatan kualitas tutor mengajar, manajemen pengelolaan PKBM, melaih tutor dalam hal metode dan kurikulum pembelajaran, melaih cara mengelola data serta memperkuat kerjasama antar PKBM melalui Forum PKBM.

5. Mensinergikan Peran Sekolah dan PKBM.

Sinergisasi yang dilakukan melalui upaya Dikmudora mendorong guru-guru sekolah mengajar lebih waktunya di PKBM dan melakukan pencatatan atas peran guru sekolah dalam mendukung pengajaran di PKBM. Pada sisi lain Dikmudora juga melakukan proses pencatatan siswa belajar di PKBM serta memfasilitasi bagi proses ujian siswa belajar PKBM di sekolah-sekolah formal.

6. Memperkuat Kebijakan Daerah yang Mendukung.

Dalam rangka menjamin upaya yang dilakukan oleh PKBM dalam proses pendataan, penyetaraan lulusan PKMB serta mendorong pemerataan guru mengajar diseluruh wilayah Kota Baubau maka dibentuk Peraturan Walikota. Kebijakan tersebut merupakan kebijakan turunan dari Undang- undang Sisim Pendidikan Nasional dan juga Undang-Undang Pemerintah Daerah yang memberikan kewenangan pemerintah daerah dalam penerapan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. 46

C. Dampak dan Perubahan

Beberapa hasil dan dampak dari upaya pengentasan putus sekolah dan buta aksara dengan melalui peningkatan kapasitas PKBM yang mandiri dari berkualitas, antara lain sebagai berikut:

1. Tersedia Data Anak Putus Sekolah dan Buta Aksara Secara Periodik.

Tersedia data anak putus sekolah dan buta aksara yang lengkap berisikan nama, alamat, latar belakang penye-bab putus sekolah dan bentuk mata pencarian yang daat mendukung ekonomi keluarga. Data-data anak putus sekolah dan buta aksara tahun 2011 dan 2012 dimanfaatkan langsung dalam proses penyusunan program dan anggaran pendidikan.

2. Meningkatnya Dukungan Anggaran Pemerintah Daerah.