Peningkatan Hasil Belajar Pembahasan

D. Pembahasan

1. Peningkatan Hasil Belajar

Dari hasil yang diperoleh selama penelitian terlihat bahwa, kelas eksperimen menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif mengalami peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar kedua kelas membuktikan siswa telah membentuk pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dibentuk oleh siswa bukanlah suatu yang langsung ditemukan, melainkan suatu proses belajar yang ditemukan oleh siswa. Untuk melihat metode pembelajaran mana yang lebih efektif diajarkan untuk materi perubahan wujud zat dengan menganalisa hasil post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis menggunakan program SPSS 20 menunjukan bahwa hasilnya signifikan. Artinya ada perbedaan antara hasil post-test kelas eksperimen dan post-test kelas kontrol. Oleh karena mean post-test kelas eksperimen lebih besar dari pada mean post-test kelas kontrol, menandakan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode ceramah aktif. Metode eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan pada kelas eksperimen dengan metode eksperimen siswa diberikan panduan pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol dengan metode ceramah siswa tidak diberikan panduan pembelajaran. Hal ini berdampak pada kontruktivisme pengetahuan siswa yang lebih terstruktur sehingga siswa dengan mudah mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Siswa membentuk pengetahuannya pertama-tama melalui indra, dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium bau, dan merasakan. Dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing siswa dapat membentuk pengetahuannya melalui semua indra dan dapat terbentuk melalui pengalaman langsung. Sedangkan pada metode ceramah aktif siswa hanya dapat membentuk pengetahuannya dengan indra pendengaran dan penglihatan saja dan tidak dapat membentuk pengetahuan dengan pengalaman langsung. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari setiap indikator dalam soal post-test. Untuk indikator pertama yaitu siswa dapat memberikan contoh peristiwa pelepasan dan penerimaan kalor, pada kelas eksperimen dikategorikan “Baik” sedangkan untuk kelas kontrol dikategorikan “Cukup”. Hal ini dibuktikan ketika siswa diajarkan dengan metode eksperimen siswa dapat mengamati langsung proses penerimaan dan pelepasan kalor pada saat eksperimen perubahan wujud zat dari es-air-uap. Dengan menggunakan metode eksperimen, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman langsung. Namun ketika siswa diajarkan dengan metode ceramah aktif siswa hanya menerima penjelaskan secara teori mengenai proses penerimaan dan pelepasan kalor. Sehingga siswa akan lebih memahami proses penerimaan dan pelepasan kalor dari pengalaman langsung. Indikator kedua yaitu siswa dapat mendeskripsikan contoh perubahan wujud zat menyublim, menguap, mengembun dan membeku, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan “Sangat Baik”. Hal ini ditunjukan dengan siswa sudah bisa memberikan contoh pada setiap keadaan perubahan wujud zat. Proses perubahan wujud zat terjadi setiap saat dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dengan mudah dapat memberikan contoh perubahan wujud zat. Indikator ketiga yaitu siswa dapat menghitung kalor yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan wujud zat, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan “Cukup”. Hal ini ditunjukan dengan siswa dapat menyelesaikan persoalan untuk menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan wujud zat. Namun ada beberapa siswa yang melupakan proses peleburan dan penguapan pada saat terjadinya proses perubahan wujud zat. Dari ketiga indikator, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi perubahan wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Peningkatan Keterampilan Proses Sains

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK PENYEBAB PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK.

0 3 29

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA.

1 3 29

Pengaruh simulai komputer terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar pada pokok bahasan kalor kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

0 0 4

Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pokok bahasan perubahan wujud kelas X SMA Stella Duce Bantul.

0 0 153

Minat, nilai karakter, dan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur melalui metode eksperimen terbimbing dalam pokok bahasan pengukuran besaran dan satuan.

0 7 223

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 11

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA

0 0 5

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SD N 1 PETIR

0 0 11

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING POKOK BAHASAN KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KATOLIK SANTA AGNES SURABAYA KELAS XI-IPA SKRIPSI

0 0 20