H. Metode Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh melalui instrumen tersebut dianalisis secara kualitatif untuk hasil observasi. Sedangkan tes tertulis pre-test dan post-test,
laporan percobaan akan dianalisis secara kuantitatif. Jawaban siswa tersebut diskor dan diklasifikasi.
Penskoran terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa dalam mengerjakan soal pre-test dan post-test dilakukan dengan membuat skala
skor. Penentuan bobot skor untuk masing-masing soal dapat dilihat pada lampiran 9. Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali seratus persen, begitu juga untuk skor tes keterampilan proses sains.
Skor hasil belajar siswa= x 100
Sedangkan untuk skor tiap indikator yaitu jumlah skor tiap indikator dibagi dengan jumlah skor maksimal tiap indikator dikali seratus persen.
Skor tiap indikator = x 100
Skor yang diperoleh siswa kemudian digolongkan berdasarkan klasifikasi tingkat penguasaan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
Klasifikasi tersebut dibuat berdasarkan nilai tertinggi adalah 100 dan dibuat dalam bentuk persen sehingga apabila benar seluruhnya maka mendapat 100.
Klasifikasi disajikan dalam bentuk tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8. Klasilifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains.
Persentase Skor Klasifikasi
≥ 83 Sangat baik
66 – 82
Baik 49
– 65 Cukup
32 – 48
Kurang ≤ 31
Sangat kurang
Tabel 3.9. Klasilifikasi tingkat penguasaan pengetahuan perubahan wujud zat.
Persentase Skor Klasifikasi
≥ 84 Sangat baik
65 – 83
Baik 46
– 64 Cukup
27 – 45
Kurang ≤ 26
Sangat kurang
Tabel 3.10. Klasilifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada hasil observasi.
Persentase Skor Klasifikasi
≥ 89 Sangat baik
75 – 88
Baik 61
– 74 Cukup
47 – 60
Kurang ≤ 46
Sangat kurang
Tabel 3.11. Klasilifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada laporan hasil eksperimen.
Persentase Skor Klasifikasi
≥ 90 Sangat baik
78 – 89
Baik 66
– 77 Cukup
54 – 65
Kurang ≤ 53
Sangat kurang
Soal pre-test dan post-test akan diberi skor untuk jawaban siswa atas pertanyaan yang diajukan. Penskoran pre-test dan post-test didasarkan pada tabel
3.4 dan tabel 3.5. Untuk melihat apakah hasil pre-test dan post-test benar memiliki perbedaan diuji dengan uji T-independent. Untuk mengukur apakah ada
peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains dilihat dari peningkatan hasil pre-test dibandingkan dengan post-test diuji T-dependent. Analisa data ini
menggunakan SPSS. Data akan dianalisa melalui beberapa tahap dibawah ini: 1.
Untuk mengetahui apakah metode ceramah dan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar, digunakan uji T dengan tingkat signifikan
0,05, langkahnya sebagai berikut: a.
Uji T independent untuk pre-test kelas eksperimen X.1 dan kelas kontrol X.2. Analisa ini untuk melihat pemahaman awal kedua
kelas tersebut. b.
Uji T dependent untuk membandingkan pre-test dan pos-test untuk kelas eksperimen X.1.
c. Uji T dependent untuk membandingkan Pre-test dan pos-test untuk
kelas kontrol X.2. d.
Uji T independent untuk membandingkan post-test untuk kelas eksperimen X.1 dan kelas kontrol X.2.
2. Untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, digunakan uji T dengan tingkat signifikan 0,05, langkahnya sebagai berikut:
a. Uji T-dependent untuk membandingkan Pre-test dan pos-test untuk
kelas eksperimen X.1. b.
Keterampilan proses sains juga dianalisa dari hasil observasi. c.
Keterampilan proses sains juga dianalisa dari hasil observasi pengamatan. Data observasi ini akan dianalisa secara deskripsi,
sebagai data untuk menjelaskan keterampilan siswa pada saat melakukan percobaan. Deskripsi hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran 10. d.
Keterampilan proses sains juga dianalisa dari hasil laporan percobaan. Data dari hasil laporan ini akan diskor dan akan
dikelompokan berdasarkan aspek-aspek keterampilan proses sains. Hasil penskoran dapat dilihat pada lampiran 11.
3.
Analisa data menggunakan SPSS
a. Pre-test dan pre-test
Untuk mengetahui pengetahuan awal dari kedua kelas, maka pre-test kedua kelas dibandingkan menggunakan uji T independent.
Persamaan umum uji-T kelompok independen adalah sebagai berikut:
t
obs
= PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterangan : n
1
= jumlah anggota kelompok 1 n
2
= jumlah anggota kelompok 2 = nilai rata-rata kelompok 1
= nilai rata-rata kelompok 2
1
= standar devisi kelompok 1
2
= standar deviasi kelompok 2 Dengan menggunakan program SPSS 20, bila P
α , maka signifikan. Dimana
α = 0,05. b.
Pre-test dan post-test hasil belajar dan keterampilan proses sains Untuk melihat peningkatan hasil belajar serta keterampilan
proses sains kelas kontrol dan eksperimen maka hasil pre-test dan post-test dari masing-masing kelas harus dibandingkan dengan
menggunakan uji T dependen. Persamaan umum uji-T kelompok dependen adalah sebagai berikut:
Keterangan : X
1
= nilai pretest X
2
= nilai posttest D = perbedaan nilai X
1
- X
2
N = jumlah pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan menggunakan program SPSS 20, bila P α , maka
signifikan, dimana α = 0,05. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar
dan keterampilan proses sains. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016 sampai 12 April 2016 di SMA N 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa
Kelas X MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 23 orang dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 23 orang.
Pada pertemuan pertama, hari Senin, 28 Maret 2016, peneliti melakukan perkenalan dengan siswa kelas X MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan
menjelaskan tujuan diadakannya penelitian ini. Setelah perkenalan dan menjelaskan tujuan, dilakukan tes awal pre-test untuk mengetahui pemahaman
awal siswa pada materi Perubahan Wujud Zat. Waktu yang digunakan untuk pretest sekitar 45 menit dengan jumlah soal sebanyak 7 butir soal isian,
diantaranya 4 soal keterampilan proses sains dan 3 soal pengetahuan perubahan wujud. Siswa yang mengikuti pre-test berjumlah 23 orang. Setelah selesai
mengadakan pre-test, peneliti menjelaskan prosedur eksperimen yang akan dilakukan pada hari Rabu, 30 Maret 2016. Peneliti memulai meminta siswa
membentuk kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 orang perkelompok. Jumlah keseluruhan siswa pada kelas X MIPA 4 ialah sebanyak 23 orang, dengan
demikian ada 7 kelompok yang terbentuk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI