Peningkatan Pengetahuan Analisis Data

Tabel 4.7. Persentase aspek keterampilan proses sains pada laporan eksperimen. No. Keterampilan Proses Sains Indikator Persentase Kategori 1 Tujuan Dapat merumuskan tujuan eksperimen. 100 Sangat Baik 2 Alat dan bahan Dapat menggunakan alat dan bahan sesuai dengan eksperimen. 100 Sangat Baik 3 Hipotesis Dapat membuat hipotesis berdasarkan masalah yang diajukan. 100 Sangat Baik 4 Dasar teori Dapat mengaitkan masalah yang diajukan dengan teori yang sudah ada. 96,95 Sangat Baik 5 Prosedur eksperimen Dapat mendeskripsikan rancangan percobaan yang sesuai. 100 Sangat Baik 6 Data Dapat membuat tabel berdasarkan data yang sudah diperoleh. 98,26 Sangat Baik 7 Menyusun grafik Membuat grafik berdasarkan data yang sudah diperoleh. 64,35 Kurang 8 Pembahasan Dapat mendeskripsikan proses pengambilan data dan menginterpretasikan data. 63,49 Kurang 9 Tugas Dapat mendeskripsikan jawaban dengan tepat sesuai dengan hasil eksperimen. 76,52 Cukup 10 Kesimpulan Dapat menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan tujuan eksperimen. 71,30 Cukup

C. Analisis Data

1. Peningkatan Pengetahuan

Untuk melihat peningkatan pengetahuan siswa dilakukan beberapa langkah: 1 Membandingkan nilai pre-test kelas eksperimen dan pre-test kelas kontrol. Uji T independent ini untuk mengetahui apakah nilai dari kelas eksperimen X.1 dan kelas control X.2 sama dalam hal hasil belajar awal siswa tentang materi perubahan wujud zat. Perhitungan uji T independent ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel. 4.8. Perbandingan pre-test untuk hasil belajar pada kelas eksperimen X.1 dan kelas kontrol X.2. Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pretest_Pengetahuan 1,00 23 45,261 15,838 3,303 2,00 23 48,435 10,715 2,235 Berdasarkan data hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.8, nilai mean pre-test pada kelas eksperimen = 45,26 dan nilai mean pada kelas kontrol = 48,43. Karena nilai t = -0,796, p = 0,430 α = 0,05 maka tidak signifikan. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan antara hasil pre-test kelas eksperimen dan pre-test kelas kontrol. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t Df Sig. 2- tailed Mean Diffe- rence Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pretest_ Pengetahuan Equal variances assumed 3,983 ,052 -,796 44 ,430 -3,174 3,987 -11,210 4,862 Equal variances not assumed -,796 38,650 ,431 -3,174 3,987 -11,241 4,893 2 Membandingkan nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen. Untuk menguji apakah metode eksperimen pada materi perubahan wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka pre- test dan post-test di analisis dengan uji T dependent. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Perbandingan pre-test dan post-test unuk hasil belajar pada kelas eksperimen X.1. Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Pretest_X1_Pengetahuan 45,261 23 15,838 3,302 Posttest_X1_Pengetahuan 76,348 23 11,582 2,415 Paired Samples Test Paired Differences T df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest_X1_Pe ngetahuan - Posttest_X1_P engetahuan -31,087 14,384 2,999 -37,307 -24,867 -10,365 22 ,000 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.9, untuk kelas eksperimen nilai mean pre-test = 45,26 dan nilai mean post-test = 76,35. Nilai t = -10,36, p = 0,000 α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukan ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen. Maka dapat dikatakan bahwa metode eksperimen meningkatkan pengetahuan siswa. 3 Membandingkan nilai pre-test dan post-test kelas kontrol. Untuk menguji apakah metode ceramah aktif pada materi perubahan wujud zat dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka pre- test dan post-test dianalisis dengan uji T dependent. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Perbandingan pre-test dan post-test untuk hasil belajar pada kelas kontrol X.2. Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Pretest_X2_pengetahuan 48,435 23 10,715 2,234 Posttest_X2_Pengetahuan 67,000 23 10,681 2,227 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest_X2_p engetahuan - Posttest_X2_ Pengetahuan -18,565 10,916 2,276 -23,286 -13,845 -8,156 22 ,000 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.10, untuk kelas kontrol nilai mean pre-test = 48,43 dan nilai mean post-test = 67,00. Nilai t = -8,16, p = 0,000 α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukan ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelas kontrol. Maka dapat dikatakan bahwa metode ceramah meningkatkan pengetahuan siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 M e mbandingkan nilai post-test kelas eksperimen dan post-test kelas kontrol. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa, baik menggunakan metode eksperimen maupun menggunakan metode ceramah aktif. Untuk mengetahui metode mana yang lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dilakukan pengujian post-test untuk kelas eksperimen dan kelas control. Analisis menggunakan uji T independent dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel. 4.11. Perbandingan post-test untuk hasil belajar pada kelas eksperimen X.1 dan kelas kontrol X.2. Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Posttest_Pengetahuan 1,00 23 76,348 11,582 2,415 2,00 23 67,000 10,681 2,227 Independent Samples Test Berdasarkan data hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.11, nilai mean post-test pada kelas eksperimen = 76,35 dan nilai mean pada kelas kontrol = 67,00. Karena nilai t = 2,85, P = 0,007 α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukan ada perbedaan antara hasil post-test kelas eksperimen dan post-test kelas kontrol. Oleh karena mean post-test kelas eksperimen lebih tinggi daripada mean post-test kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol.

2. Peningkatan Keterampilan Proses Sains

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK PENYEBAB PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK.

0 3 29

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA.

1 3 29

Pengaruh simulai komputer terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar pada pokok bahasan kalor kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

0 0 4

Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pokok bahasan perubahan wujud kelas X SMA Stella Duce Bantul.

0 0 153

Minat, nilai karakter, dan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur melalui metode eksperimen terbimbing dalam pokok bahasan pengukuran besaran dan satuan.

0 7 223

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 11

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA

0 0 5

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SD N 1 PETIR

0 0 11

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING POKOK BAHASAN KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KATOLIK SANTA AGNES SURABAYA KELAS XI-IPA SKRIPSI

0 0 20