Umur pasien tuberkulosis Karakteristik pasien tuberkulosis

2 pasien 3 41 pasien 62,1 22 pasien 33,4 1 pasien 1,5 Umur 1 tahun Umur 1-5 tahun Umur 6-12 tahun Umur 12tahun Gambar 4. Diagram distribusi kelompok umur anak pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober- Desember 2013 n=66 Berdasarkan Gambar 4, pasien tuberkulosis anak terbanyak adalah kelompok umur 1- 5 tahun sebanyak 41 pasien 62,1. Anak-anak pada usia 1-5 tahun merupakan anak-anak yang mulai aktif bermain dan bertemu banyak orang disekitar lingkungan. Mulai banyaknya orang-orang yang ditemui dilingkungan, semakin besar pula kemungkinan terjadinya penularan berbagai macam kuman penyakit contohnya tuberkulosis. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak-anak usia 1-5 masih dalam masa perkembangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Citraningtyas 2009, pasien tuberkulosis kelompok umur anak terbanyak juga terdapat pada kelompok umur 1-5 tahun. Penularan penyakit tuberkulosis pada kelompok umur anak terjadi ketika udara yang terhirup mengandung kuman tuberkulosis dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara atau tetangga. Penderita tuberkulosis dewasa seringkali menganggap bahwa gejala-gejala penyakit yang dialami bukan gejala penyakit tuberkulosis, sehingga gejala-gejala tersebut sering diabaikan. Penularan akan semakin mudah ketika anak mengalami kontak erat serumah dengan penderita tuberkulosis. Kondisi lingkungan yang tidak sehat dan konsumsi gizi yang kurang mencukupi pada anak akan semakin meningkatkan perkembangan kuman tuberkulosis pada kelompok umur anak Dipiro et al., 2008.

2. Jenis kelamin pasien tuberkulosis

Pengelompokan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukan oleh Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5, pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober- Desember 2013 yang terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 pasien 53. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Citraningtyas 2009, angka kejadian pasien tuberkulosis terbanyak terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan pada usia anak. Tidak ada permasalahan terkait persentase jenis kelamin pada penderita tuberkulosis karena baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko yang sama menderita tuberkulosis. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, penderita tuberkulosis didominasi oleh laki-laki karena adanya faktor resiko lebih besar akibat rokok Dipiro et al., 2008. Gambar 5. Diagram distribusi jenis kelamin pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 n=83

3. Kategori pasien tuberkulosis

Kategori pasien tuberkulosis pada penelitian ini dikelompokan menjadi dua kategori yaitu pasien kategori 1 dan pasien kategori 2. Pasien kategori 1 meliputi pasien baru tuberkulosis paru dengan BTA positif, pasien tuberkulosis paru dengan BTA negatif namun foto toraks positif dan pasien tuberkulosis ekstra paru. Pasien kategori 2 meliputi pasien yang telah diobati sebelumnya, namun mengalami kekambuhan, pengobatan yang gagal atau pengobatan yang terputus Dipiro et al., 2008. Distribusi kategori pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul ditunjukan oleh Gambar 6. 39 pasien 47 44 pasien 53 Laki-laki Perempuan Berdasarkan Gambar 6, kategori pasien tuberkulosis terbanyak adalah pasien tuberkulosis kategori 1 sebanyak 81 pasien 97,6. Banyaknya pasien tuberkulosis kategori 1 disebabkan banyaknya penderita tuberkulosis dengan BTA positif yang tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan tuberkulosis Boekiwetan, 2009. Menurut penelitian Aditama dkk. 2005, tingginya penderita tuberkulosis dengan BTA positif tanpa pengobatan akan meningkatkan resiko penyebaran Mycobacterium Tuberculosis ke individu sehat disekitarnya. Semakin tinggi jumlah penderita tuberkulosis dengan BTA positif yang tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan tuberkulosis, maka akan meningkat pula jumlah pasien tuberkulosis baru yang termasuk dalam pasien tuberkulosis ketegori 1. Gambar 6. Diagram distribusi kategori pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 n=83

Dokumen yang terkait

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi interaksi penggunaan obat hipoglikemi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 1 92

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di instalasi rawat jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013.

7 45 147

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

Studi pustaka interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 - USD Repository

0 0 140

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013 - USD Repository

0 1 205

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember tahun 2013 - USD Repository

0 0 144