isoniazid, rifampicin dan pyrazinamid. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pasien anak umur 0-14 tahun pada tahap intensif. Kelompok umur anak pada tahap intensif
mendapatkan terapi utama OAT yang terdiri dari isoniazid, rifampicin dan pyrazinamid. Persentase tertinggi cara pemberian OAT pada peresepan pasien
tuberkulosis adalah secara per oral. OAT yang tersedia diberikan secara per oral pada pengobatan pasien tuberkulosis kategori 1 dan 2.
3. Studi Pustaka Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Tuberkulosis
Keseluruhan peresepan pasien tuberkulosis mengalami interaksi obat karena obat-obat pada terapi utama pasien tuberkulosis kategori 1 dan 2 yaitu OAT golongan
I lini pertama memiliki potensi mengalami interaksi saat diberikan secara bersamaan. Tingginya persentase interaksi obat antar OAT disebabkan terapi utama yang
diberikan pada penderita tuberkulosis berdasarkan Panduan Nasional Pengendalian Tuberkulosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011 yang terdiri dari
rifampicin, pyrazinamid, isoniazid, ethambutol dan streptomycin, yang digunakan secara kombinasi, mengalami interaksi obat. Jenis interaksi farmakokinetik lebih
banyak terjadi jika dibandingkan dengan jenis interaksi farmakodinamik. Interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis didominasi interaksi obat yang
mempengaruhi proses metabolisme, yang mengakibatkan penurunan level atau efek salah satu obat.
Jumlah kategori signifikansi klinis interaksi obat menurut Chelmow et al., 2014 adalah kategori signifikansi klinis interaksi obat serius sebanyak 3 interaksi
obat, kategori signifikansi klinis interaksi obat signifikan sebanyak 6 interaksi obat, dan kategori signifikansi klinis interaksi obat minor sebanyak 5 interaksi obat.
Menurut Tatro 2007, terdapat kategori signifikansi klinis interaksi obat 1 sebanyak 3 interaksi obat, kategori signifikansi klinis interaksi obat 4 sebanyak 1 interaksi obat
dan kategori signifikansi klinis interaksi obat 5 sebanyak 5 interaksi obat. Berdasarkan Hansten dan Horn 2002, terdapat signifikansi klinis interaksi obat
kategori ketiga sebanyak 5 interaksi obat.
Tabel XVI. Ringkasan kajian pustaka interaksi obat dan efek yang ditimbulkan
No Efek yang ditimbulkan dari interaksi obat
1. Peningkatan efek toksisitas
Interaksi antara rifampicin dan isoniazid 83 kasus, isoniazid dan pyrazinamid 83 kasus, rifampicin dan acetaminophen 12 kasus, serta
isoniazid dan acetaminophen 12 kasus. 2.
Penurunan level atau efek salah satu obat Interaksi antara rifampicin dan pyrazinamid 83 kasus, rifampicin dan
streptomycin 1 kasus, rifampicin dan natrium diclofenak 2 kasus, rifampicin dan prednisolone 2 kasus, rifampicin dan zidovudine 2
kasus, rifampicin dan dexamethasone 1 kasus, isoniazid dan pyridoxin 22 kasus, isoniazid dan insulin 1 kasus, isoniazid dan prednisolone 2
kasus, isoniazid dan ciproheptadine 1 kasus, dan isoniazid dan dexamethasone 1 kasus.