Gambaran umum pola peresepan pasien tuberkulosis

b. Jumlah obat tiap peresepan pada pasien tuberkulosis. Pasien tuberkulosis dalam peresepan tuberkulosis mendapatkan Obat Anti Tuberkulosis OAT dan dapat disertai obat lain. Jumlah obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 pada tiap peresepan ditunjukan pada Tabel VII. Berdasarkan Tabel VII, pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 yang menggunakan obat berjumlah tiga sampai empat jenis memiliki persentase yang paling besar 71,1. Tabel VII. Distribusi jumlah obat pada tiap peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober- Desember 2013 No. Jumlah obat tiap peresepan Jumlah peresepan n=83 Persentase 1 1-2 0,0 2 3-4 59 71,1 3 5-6 15 18,1 4 7-8 5 6,0 5 9-10 1 1,2 6 10 3 3,6 Total peresepan 83 100 Pada peresepan pasien tuberkulosis, penggunaan tiga sampai empat jenis obat didominasi oleh penggunaan OAT. Besarnya persentase pasien yang menggunakan tiga sampai empat jenis obat terkait banyaknya pasien tuberkulosis kategori 1 tahap intensif di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013. Penggunaan OAT pada pengobatan pasien tuberkulosis kategori 1 tahap intensif diberikan secara kombinasi yang terdiri dari minimal tiga jenis OAT. Berdasarkan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011, pengobatan pasien tuberkulosis kategori 1 tahap intensif dibagi menjadi pengobatan pada pasien dewasa dan pada pasien anak. Pasien tuberkulosis dewasa kategori 1 tahap intensif akan mendapatkan empat jenis OAT yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamid dan ethambutol. Sedangkan pasien tuberkulosis anak kategori 1 akan mendapatkan tiga jenis OAT yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, dan pyrazinamid Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Oktober-Desember 2013 tidak terdapat pasien yang menggunakan satu sampai dua jenis obat. Tidak terdapat pasien yang menggunakan satu sampai dua jenis obat karena tidak terdapat pasien tuberkulosis kategori 1 tahap lanjutan yang pengobatannya terdiri dari dua jenis OAT. Penggunaan OAT pada pasien tuberkulosis tersebut dapat dilengkapi dengan obat lain sesuai dengan kebutuhan pasien. Beberapa contoh obat lain yang digunakan pada peresepan pasien tuberkulosis antara lain acetaminophen, pyridoxin, albuterol dan ambroxol. Obat-obat tersebut digunakan untuk mengatasi tanda dan gejala serta penyakit penyerta pada pasien tuberkulosis. c. Cara pemberian obat pada peresepan pasien tuberkulosis. Cara pemberian Obat Anti Tuberkulosis OAT dan obat lain pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel VIII. Tabel VIII. Distribusi cara pemberian Obat Anti Tuberkulosis OAT dan obat lain pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 No. Cara Pemberian obat Jumlah obat N=372 Persentase 1 Per oral 365 98,1 2 Inhalasi 5 1,3 3 Intravena 1 0,3 4 Sub kutan 1 0,3 Total obat 372 100 Berdasarkan Tabel VIII, cara pemberian obat yang terdiri dari OAT dan obat lain pada peresepan tuberkulosis dapat dibedakan menjadi empat yaitu per oral, inhalasi, intravena, dan sub kutan dengan persentase tertinggi adalah pemberian secara per oral 98,1. Penggunaan OAT pada pasien tuberkulosis kategori 1 di Indonesia disediakan dalam bentuk OAT-FDC Fixed Dose Combination untuk dewasa dan OAT racikan untuk anak yang digunakan secara per oral. Bentuk intravena digunakan dalam OAT pada pasien tuberkulosis kategori 2. Pada pasien tuberkulosis kategori 2, OAT yang digunakan terdiri dari OAT-FDC yang diberikan secara per oral ditambah dengan streptomycin injeksi yang diberikan secara intravena Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Tidak hanya Obat Anti Tuberkulosis OAT yang diberikan secara per oral, namun obat lain yang digunakan untuk menangani tanda gejala tuberkulosis atau penyakit penyerta juga terdapat yang diberikan secara per oral. Contoh obat lain yang digunakan pada penelitian ini untuk menangani tanda dan gejala tuberkulosis maupun penyakit penyerta yang diberikan secara per oral adalah cetirizine. Pemberian obat lain selain per oral antara lain secara inhalasi dan subkutan. Contoh obat lain yang digunakan dalam penelitian ini yang diberikan secara subkutan adalah insulin. Sedangkan contoh obat lain yang digunakan dalam penelitian ini yang diberikan secara inhalasi adalah salbutamol sulfat.

2. Gambaran pola peresepan Obat Anti Tuberkulosis OAT pada pasien

tuberkulosis Gambaran pola peresepan Obat Anti Tuberkulosis OAT pada pasien tuberkulosis meliputi jumlah OAT pada tiap peresepan, golongan OAT, jenis OAT, kombinasi OAT serta cara pemberian OAT pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober- Desember 2013. a. Jumlah Obat Anti Tuberkulosis OAT pada tiap peresepan pasien tuberkulosis. Jumlah Obat Anti Tuberkulosis OAT yang digunakan oleh pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober- Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel IX. Berdasarkan Tabel IX, pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 yang menerima jumlah OAT sebanyak tiga jenis memiliki persentase tertinggi 78,3. Penggunaan OAT dengan jumlah penggunaan tiga sampai lima jenis obat pada tiap peresepan didasarkan pada terapi utama yang diberikan pada pasien tuberkulosis kategori 1 dan kategori 2 pada tahap intensif. Pasien tuberkulosis dewasa kategori 1 tahap intensif akan mendapatkan OAT sebanyak empat jenis yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamid dan ethambutol. Pasien tuberkulosis dewasa kategori 2 tahap intensif akan mendapatkan OAT sebanyak lima jenis yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamid, ethambutol dan streptomycin. Sedangkan pasien tuberkulosis anak akan mendapatkan OAT sebanyak tiga jenis yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamid Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Banyaknya penggunaan tiga jenis OAT pada peresepan pasien tuberkulosis terkait banyaknya pasien tuberkulosis anak di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Oktober-Desember 2013 dengan pemberian OAT yang terdiri dari rifampicin, isoniazid dan pyrazinamid. Tabel IX. Distribusi jumlah Obat Anti Tuberkulosis OAT pada tiap peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 No. Jumlah OAT tiap peresepan Jumlah peresepan n=83 Persentase 1 3 65 78,3 2 4 17 20,5 3 5 1 1,2 Total peresepan 83 100 b. Golongan Obat Anti Tuberkulosis OAT pada peresepan pasien tuberkulosis. Pengobatan tuberkulosis secara farmakologi menggunakan Obat Anti Tuberkulosis OAT. Terdapat lima golongan OAT meliputi obat golongan I lini pertama, golongan II lini kedua, golongan III golongan floroquinolone, golongan IV bekteriostatik lini kedua dan golongan V non WHO Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011. Golongan OAT yang pada keseluruhan peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 menggunakan golongan OAT golongan I lini pertama. OAT golongan I lini pertama yang terdiri dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamid, ethambutol dan streptomycin merupakan obat pilihan utama atau

Dokumen yang terkait

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi interaksi penggunaan obat hipoglikemi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 1 92

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di instalasi rawat jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013.

7 45 147

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

Studi pustaka interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Oktober-Desember 2013 - USD Repository

0 0 140

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013 - USD Repository

0 1 205

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember tahun 2013 - USD Repository

0 0 144