28 Sebagian lahan akan dibudidayakan dengan suatu komoditas tertentu, apabila
pembudidayaan komoditas tersebut dapat memberikan land rent yang positif. Dengan menggunakan prinsip bahwa suatu aktivitas budi daya adalah mencari nafkah untuk
memenuhi budget kehidupan keluarga misalnya keluarga tani, maka land rent tersebut akan positif manakala nilainya lebih besar dari nilai minimum fungsi budget
tersebut. Apabila tersedia lebih dari satu kemungkinan alternatif komoditas yang dapat dibudidayakan, maka sebidang lahan akan dibududayakan dengan komoditas
yang dapat memberikan land rent yang lebih tinggi. Dengan menggunakan prinsip dasar ini, untuk kasus komoditas a dan b seperti gambar diatas, akan terjadi pola
penggunaan lahan sebagai berikut : 1. Pada kondisi awal komoditas a akan dibudidayakan sampai dengan radius J
ab km dari pusat pasar, sedangkan komoditas b dibudidayakan di luar radius J ab tersebut sampai dengan radius J b.
2. Bila kurva land rent dari komiditas a bergeser ke a’, maka areal budidaya a meluas dari radius J ab menjadi J a’b. Dalam hal ini sejumlah luasan tertentu
dari penggunaan lahan b akan dikonversikan ke penggunaan a. Menurut Saefulhakim dan Nasution 1996 ada beberapa faktor utama pemicu
konversi lahan sawah sebagai berikut :
1. Perkembangan Standard Tuntutan Hidup
Petani akan cenderung mengkonversikan sawahnya ke penggunaan lain apabila pembudidayaan sawah tersebut tidak mampu memberikan land rent yang dapat
memenuhi perkembangan standard hidup tuntutan hidupnya.
2. Struktur Harga
29 Petani akan cenderung mengkonversikan sawahnya ke penggunaan lain apabila
harga-harga dari komoditas yang dapat dihasilkan dari pembudidayaan sawah misalnya padi dan palawija tetap lebih rendah.
3. Struktur Biaya Produk
Biaya produksi dari aktivitas budi daya lahan sawah yang semakin mahal akan cenderung memperkuat proses pengkonversian lahan sawah ke penggunaan lain.
Salah satu factor pendorong meningkatnya biaya produksi ini adalah berkaitan dengan skala usaha. Pengusahaan lahan yang sempit tidak mampu menangkap apa
yang dikenal dengan economies of scale. Tanpa adanya introduksi kelembagaan, semakin menyempitnya skala penguasaan lahan, akan berimplikasi pada semakin
tidak efisiennya usaha pertanian petani. Pengkonversian lahan-lahan ini ke penggunaan lain yang jauh lebih efisien menjadi susah untuk dielakkan.
4. Tekhnologi
Kemandegan perkembangan tekhnologi intensifikasi terutama pada penggunaan lahan yang permintaannya terus meningkat seperti perumahan seiring dengan
perkembangan penduduk, areal bisnis dan industri seiring dengan laju transformasi struktur perekonomian, akan mengakibatkan proses ekstensifikasi yang lebih
dominan. Proses ekstensifikasi dari penggunaan lahan demikian yan gakan terus mendorong proses konversi lahan sawah.
5. Aksesibilitas
Pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang berimplikasi meningkatnya aksesibilitas lokasi menekan satuan biaya transportasi, akan lebih mendorong
perkembangan penggunaan lahan yang mempunyai bidrent curve yang lebih curam
30 seperti pemukiman, areal bisnis dan industri. Penggunaan lahan yang mempunyai
bidrent curve yang lebih landai seperti umumnya kegiatan pertanian termasuk wilayah didalamnya akan semakin tersingkir.
6. Risiko dan Ketidakpastian