68
Manfaat konversi mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap tingkat
konversi lahan. Pada umumnya penjual melakukan konversi untuk meningkatkan pendapatan atau untuk usaha.
6.2 Alokasi dan Dampak Konversi Lahan
Secara umum, masyarakat di desa Tegalwaru dan Bojong Rangkas tidak berpenghasilan dari mengelola lahan atau dari sektor pertanian. Mata pencaharian
mereka pada umumnya sebagai pedagang, pekerja di sektor jasa atau industri. Sehingga tujuan mereka dalam mengkonversi adalah semata –mata untuk dijadikan
tempat tinggal 81.66, ladang atau hutan 13.34, industri 3.33 dan lainnya 1.67. Sedangkan asal lahan cukup beragam yaitu dari lahan pertanian, lahan
kosong dan pabrik kapur. Tabel 11 dibawah menerangkan asal dan alokasi lahan yang dikonversi.
Tabel 11 : Asal dan Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Tegalwaru dan Bojong Rangkas Tahun 2000
Asal Alokasi
Total Tempat tinggal
orang LadangHutan
orang Industri
orang Lain-lain
orang
Lahan Pertanian
39 4
2 1
46 65
6.67 3.33
1.67 76.67
Lahan Kosong
8 4
- -
12 13.33
6.67 20
Pabrik Kapur
2 -
- -
2 3.33
3.33
Total
49 8
2 1
60 81.66
13.34 3.33
1.67 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Jika tabel diatas diperhatikan dengan seksama, ternyata 65 responden melakukan konversi yang asal lahannya berasal dari lahan pertanian untuk dijadikan
69 tempat tinggal. Kemudian 6.67 untuk ladang hutan, industri 3.33 dan lainnya
1.67. Hal ini menunjukkan bahwa pengkonversian lahan pertanian hampir sekitar 77. Sebagai pendukung, gambar dibawah akan menunjukkan perubahan lahan
pertanian.
Perubahan Lahan
- 5
10 15
20 25
30 35
40 45
Tempat tinggal LadangHutan
Industri Lain-lain
Alokasi Jlh responden
Lahan Pertanian Lahan Kosong
Pabrik Kapur
Gambar 7 : Perubahan Lahan Pertanian Sumber
: Data diolah dari lampiran 1 Berkaitan dengan tujuan masyarakat sendiri dalam melakukan konversi,
sebanyak 71.67 menyatakan bahwa mereka melakukan konversi untuk tempat tinggal. Hal ini terjadi karena tempat tinggal rumah adalah kebutuhan primer.
Kemudian sebagai tempat usaha sebanyak 21.67. Mereka yang mengkonversi lahan untuk tempat usaha adalah mereka yang telah memiliki tempat tinggal
sebelumnya, sehingga lahan yang dikonversi ada yang dijadikan bengkel, usaha industri kecil tas dan kerajinan kulit dan gudang. Alasan lain dalam mengkonversi
lahan adalah untuk meningkatkan pendapatan yaitu sebesar 5. Peningkatan pendapatan didapat dengan cara mengkonversikan lahan pertanian menjadi kolam
ikan. Begitu juga jika dilihat manfaat konversi bagi masyarakat di desa Tegalwaru
70 dan Bojong Rangkas, 70 menyatakan bahwa mereka melakukan konversi lahan
untuk tempa tinggal. Gambar dibawah menerangkan tentang tujuan dan manfaat dalam mengkonversi bagi masyarakat.
Tujuan Konversi
10 20
30 40
50
Tempat Tinggal Usaha
Meningkatkan Pendapatan
Lain-Lain
Tujuan Jlh Responden
Gambar 8 : Tujuan Masyarakat dalam Melakukan Konversi Sumber : Data diolah dari lampiran 1
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Jlh responden
Tempat tinggal Usaha
Asset Pendapatan
meningkat
Manfaat konversi Manfaat Konversi
Gambar 9 : Manfaat Konversi bagi Masyarakat Sumber : Data diolah dari lampiran 1
71 Dari keterangan diatas jelas terlihat bahwa kebutuhan masyarakat akan tempat
tinggal sangat besar, suatu hal yang rasional mengingat tempat tinggal adalah kebutuhan primer, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat banyak
yang mengkonversi lahan, terutama lahan pertanian. Dari hasil wawancara di lapangan dengan responden, terlihat bahwa konversi
lahan cenderung tidak membawa perubahan yang berarti kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan bahwa tujuan masyarakat dalam mengkonversi adalah semata – mata
untuk tempa tinggal. Kalaupun ada perubahan dalam hal pendidikan, luas rumaha atau yang lainnya adalah dikarenakan pendapatan mereka dari pekerjaan mereka yang
bukan dari mengelola lahan. Data dibawah mengunjukkan bahwa 85 menyatakan setelah melakukan konversi tidak ada perubahan dalam pendidikan keluarga dan 15
menyatakan ada perubahan dalam hal pendidikan bagi anggota keluarga. Kemudian 90 menyatakan tidak ada perubahan dalam luas rumah bagi mereka setelah
melakukan konversi dan 10 menyatakan ada perubahan. Dalam kasus menikahkan, sebanyak 63.33 responden menyatakan bahwa konversi lahan tidak
berpengaruh terhadap menikahkan anggota keluarga, apakah itu dengan cara menjual tanah untuk resepsi pernikahan atau pendapatan yang meningkat akibat konversi
lahan dan dengan begitu menjadi bisa melangsungkan pesta pernikahan. Namun bagi 36.67 responden ternyata ada dari mereka yang menjual lahan yang telah
dikonversikan sebelumnya untuk melangsungkan pernikahan anggota keluarga. Hal yang sama juga terjadi pada pada masyarakat yang telah melakukan ibadah haji.
Sebanyak 70 responden menyatakan bahwa mampunya mereka melaksanakan ibadah haji bukan dikarenakan konversi lahan, namun dari pendapatan mereka
72 sendiri yang notabene bukan dari mengolah lahan ataupun dari santunan anak – anak
dan keluarga. Namun 30 menyatakan konversi lahan mampu mengantarkan mereka ke tanah suci, apakah melalui penjualan atau keuntungan yang didapat akibat
konversi lahan. Gambar di bawah menjelaskan keterangan diatas.
Perubahan Setelah Konversi
10 20
30 40
50 60
Pendidikan Luas Rumah
Menikahkan Ibadah Haji
perubahan setelah konversi jlh responden
Ada Tidak
Gambar 10 : Perubahan Setelah Konversi Sumber : Data diolah dari lampiran 1
6.3 Perubahan Penggunaan Lahan di Jawa Barat