24 Perubahan penggunaan lahan merupakan bagian dari proses urbanisasi. Hal
ini dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, sandang, papan, aminity dan kebutuhan dasar lainnya memerlukan lahan baik sebagai faktor produksi
maupun sebagai ruang yang mewadahi aktivitasnya Nasution dan Saefulhakim, 1995. Davis dalam Rustiadi 1996 beberapa issue pokok tentang penggunaan lahan.
Salah satu masalahnya adalah persaingan penggunaan lahan untuk aktivitas perkotaan dan pertanian di pinggiran kota dan pedesaan. Persaingan ini terjadi akibat urbanisasi
dan industri yang begitu pesat, sehingga lahan yang baik dengan produktivitas yang tinggi terkonversi ke penggunaan aktivitas urban.
Konversi lahan sebagai bagian dari proses suburbanisasai berkaitan dengan terjadinya alih fungsi dan alih penguasaan lahan. Hal ini berarti mengandung
konsekuensi menyempitnya lahan yang dimiliki masyarakat setempat, sehingga akan memberi dampak yang besar terhadap tingkat kehidupan masyarakat sekitarnya.
Selanjutnya bahwa penggunaan lahan di pinggiran perkotaan seringkali dicirikan dengan yang melibatkan berbagai komunitasmasyarakat dari para pemilik lahan,
para pengembang, bahkan juga pemerintah lokal. Berbagai konflik tersebut sering diakhiri dengan pengusiran terhadap penghuni lama pemilik lahan.
2.10 Kaitan Antara Penggunaan Lahan dengan Ekonomi
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara penggunaan lahan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, dengan menggunakan Model
simulasi memberikan hasil estimasi parameter yaitu: 1 peningkatan penduduk
Indonesia sebesar 1 akan diikuti dengan peningkatan terhadap luasan lahan
25 pekarangan dan bangunan sebesar 0,87, tambak, kolam, tebat dan empang sebesar
5,42 serta lahan terlantar sebesar 7,42. 2 peningkatan lahan pekarangan dan
bangunan sebesar 1 akan menyebabkan terjadinya konversi lahan terlantar sebesar
0,84. 3 pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB dengan harga tetap di
Indonesia sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan terhadap lahan sawah sebesar 0,38 serta lahan pekarangan dan bangunan sebesar 0,60 tetapi akan menyebabkan
konversi terhadap lahan perkebunan sebesar 0,27, dan lahan terlantar sebesar 0,64. Hal ini menunjukkan peranan kontribusi lahan sawah terhadap perekonomian
cukup besar, begitu juga dengan lahan terlantar, bahwa apabila ingin adanya peningkatan dalam PDB maka luasan lahan terlantar yang merupakan lahan tidak
produktif harus dapat ditekan sehingga menjadi lahan yang lebih produktif. 4
peranan perkebunan swasta besar dan pemerintah terhadap konstribusinya dalam peningkatan pertumbuhan PDB adalah kecil. Hal ini disebabkan karena banyaknya
perkebunan swasta yang izinnya telah keluar, namun ternyata ditelantarkan hingga
tahun 2004. 5 peningkatan lahan sawah sebesar 1 menyebabkan terjadinya
konversi terhadap padang rumput sebesar 0,89. Tetapi terhadap tambak, kolam, tebat dan empang mengakibatkan terjadinya peningkatan sebesar 0,96. Hal ini
mengindikasikan bahwa kebutuhan peningkatan lahan sawah di Indonesia, akan menggunakan lahan padang rumput, yang apabila kita lihat berdasarkan
kecenderungan pergeseran lahan sawah ke luar Jawa, maka kondisi ini menunjukkan bagaimana pembukaan lahan sawah di luar Jawa akan membutuhkan biaya yang
lebih besar, untuk sistem irigasi.
26 2.11 Konversi Lahan Pertanian dan Kaitannya dengan Kinerja Pembangunan
Ekonomi
Selama periode 1979-1999 laju pertumbuhan pertanian menunjukkan penurunan yaitu dari 5,60 menjadi 2,73 , sektor non pertanian menunjukkan
terjadinya peningkatan dari 6,25 menjadi 8,37. Penurunan pertumbuhan sektor pertanian ini, berkaitan dengan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
sebesar 1,55 juta Ha, seiring dengan peningkatan penduduk perkotaan di Indonesia yang cukup signifikan dari 26,2 menjadi 42,1. Konversi lahan pertanian,
merupakan konsekuensi perluasan kota yang membutuhkan lahan untuk pertumbuhan ekonomi kota. Lahan pertanian mengasilkan land rent yang lebih rendah dari
penggunaan lahan industri, sehingga penggunaan lahan pertanian akan digeser oleh lahan industri. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari 2004 bahwa
nilai land rent untuk penggunaan pertanian 1:500 dan untuk perumahan dan kawasan industri sebesar 1:622, sehingga konversi lahan pertanian ke penggunaan lainnya
tidak dapat dicegah.
2.12 Faktor-Faktor Utama Pemicu Konversi Lahan Sawah