Simulasi dan Validasi Model

32 3. Memeriksa kode dalam pemodelan oleh lebih dari satu orang, terutama melibatkan pihak yang sudah berpengalaman 4. Memeriksa data input apakah sudah memiliki nilai yang sesuai, sebagai contoh apakah sudah menggunakan satuan yang tepat . 5. Memastikan bahwa dengan memasukan berbagai input menghasilkan output yang beralasan dan masuk akal. Validasi adalah menentukan apakah model dapat digunakan sebagai pengganti dari sistem nyata apabila digunakan untuk tujuan percobaan.Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan suatu model yang dibangun, apakah sudah merupakan perwakilan dari relitas yang dikaji, yang dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan.Validasi model dapat menggunakan t-test. Validasi dalam pemodelan sistem dinamik dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi uji struktur secara langsung direct structure tests tanpa memproses model, uji struktur tingkah laku model structure oriented behaviour test dengan proses model, dan pembandingan tingkah laku model dengan sistem nyata quantitative behaviour pattern comparison Daalen dan Thissen, 2001, yaitu dengan uji nilai tengah persentase kesalahan absolut mean absolute percentage error adalah salah satu ukuran relatif yang menyangkut kesalahan persentase. Uji ini dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian data hasil prakiraan dengan data aktual. 33 Keterangan : Xm = Data hasil simulasi Xd = Data aktual n = Periodebanyaknya data Kriteria ketepatan model dengan uji MAPE Lomauro dan Bakshi, 1985 dalam Soemantri, 2005 adalah : MAPE 5 : Sangat tepat 5 MAPE 10 : Tepat MAPE 10 : Tidak tepat

3.3.5 Analisis Kebijakan atau Keputusan dan Perbaikan

Model yang sudah diuji kehandalannya dengan diverifikasi dan divalidasi dapat selanjutnya untuk keperluan penelitian atau pengujian tentang kondisi yang dianalisis. Dengan menggunakan model, dapat diketahui dan dipelajari kondisi dan perilaku sistem dalam menghadapi kondisi yang saat ini dihadapi. Selain itu, melalui model juga dapat dilihat bagaimana respon sistem terhadap kebijakan yang berkaitan dengan sistem. Dengan begitu dapat dilihat apakah merespon sistem positif terhadap penerapan kebijakan, artinya sistem masih tetap berjalan dengan baik dan bahkan lebih baik, ataukah sebaliknya. Karena respon model yang merupakan representasi dari respon sistem dapat segera diketahui, maka segera dapat dilakukan peyesuaian kebijakan dan juga struktur sistem sebagai perbaikan apabila dibutuhkan. Salah satu keuntungan studi melalui pemodelan dan simulasi adalah dapat melihat bagaimana kemungkinan yang dapat terjadi pada penerapan berbagai rancangan kebijakan yang sudah disiapkan, sehingga dapat diketahui kebijakan 34 mana yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan. Setelah melalui berbagai tahap pemodelan sistem dan menguji berbagai kebijakan yang akan diimplementasikan pada model, tahap terakhir adalah pengimplementasian kebijakan yang paling tepat dan sesuai untuk model atau sistem. Gambar 5. Tahapan Pengolahan Data Tahap Analisis Situasi Diagram Sub-sistem Diagram struktur kebijakan Diagram Sebab-akibat Kondisi Permasalahan Diagram Alir Persamaan Matematis Simulasi dan Validasi Analisis kebijakankeputusan dan pembangunan skenario Perbaikan kebijakankeputusan Implementasi kebijakankeputusan Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif I. Identifikasi definisi Permasalahan II. Konseptual Sistem III. Formulasi Model IV. Simulasi validasi V. Analisis kebijakankeputusan dan perbaikan VI. Implementasi